PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta atau Bank DKI tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp504,9 miliar pada kuartal II/2022. Perolehan nilai tersebut melesat 30,64% jika dibandingkan dengan kuartal II/2021 yang sebesar Rp386,47 miliar.
Kenaikan laba tersebut ditopang oleh pendapatan bunga yang meningkat 6,78% (yoy) dari sebelumnya sebesar Rp2,02 triliun menjadi Rp2,16 triliun. Seiring dengan kenaikan pendapatan bunga, beban bunga juga ikut naik meskipun sedikit lebih rendah yakni 1,51% (yoy) menjadi Rp728,03 miliar dari semula sebesar Rp717,2 miliar.
Alhasil, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Bank DKI masih terpantau tumbuh 9,68% dari sebelumnya sebesar Rp1,3 triliun pada kuartal kedua tahun 2021 menjadi Rp1,43 triliun pada kuartal kedua tahun 2022.
Lebih lanjut, Bank DKI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp36,54 triliun, tumbuh sebesar 22,94% dari Rp29,73 triliun. Adapun pembiayaan di segmen syariah turut terdongkrak sebesar 11,56% dari semula tercatat sebesar Rp6,36 triliun pada kuartal II/2021 menjadi Rp7,09 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Perusahaan menyampaikan pertumbuhan kredit terjadi pada seluruh segmen, dengan pertumbuhan segmen mikro yang memiliki persentase pertumbuhan tertinggi sebesar 34,77% (yoy) pada kuartal II/2022.
Seiring dengan meningkatnya jumlah kredit dan pembiayaan syariah, aset bank juga naik 28,99% (yoy) menjadi Rp73,17 triliun dibandingkan sebelumnya yang senilai Rp56,73 triliun.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) Bank DKI juga mengalami pertumbuhan hingga 35,08% (yoy) menjadi Rp60,79 triliun dari sebelumnya sebesar Rp45,01 triliun. Seluruh komponen DPK menunjukkan peningkatan terutama dari sisi jumlah deposito yang meroket 50,8% (yoy) menjadi Rp36,48 triliun.
Bank DKI juga terpantau terus melakukan pengembangan produk dan layanan perbankan digital yang dimiliki melalui JakOne Community Apps untuk mengakomodasi perubahan perilaku nasabah dan masyarakat. JakOne Community Apps merupakan layanan perbankan digital untuk mendorong penerapan inklusi keuangan serta melalui pengembangan produk dan layanan digital.
(Baca: Daftar 8 Bank Digital dengan Valuasi Terbesar di Dunia pada 2021)