PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) mencatatkan kinerja kurang memuaskan pada kuartal III/2021. Emiten semen pelat merah tersebut mengalami penurunan laba bersih sebesar 99,9% (year on year/yoy) dari Rp 1,54 triliun menjadi Rp 1,38 triliun.
Setali tiga uang, pendapatan perseroan juga merosot pada kuartal lalu. Nilainya turun 1,14% (yoy) dari Rp 25,62 triliun menjadi Rp 25,33 triliun. Meningkatnya beban pokok penjualan menjadikan pendapatan perseroan menyusut. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, beban pokok penjualan SMGR naik 2,82% (yoy) menjadi Rp17,88 triliun dibandingkan sebelumnya Rp17,39 triliun.
Segmen penjualan semen masih menjadi penopang utama pedapatan perseroan, yakni Rp20,50 triliun. Walau demikian, nilainya menyusut 2,55% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp21,04 triliun.
Sedangkan, pendapatan terak mengalami penurunan 22,11% (yoy) dari Rp2,19 triliun menjadi Rp2,68 triliun. Sementara itu, penjualan beton jadi dan siap pakai menurun 13,07% (yoy) dari Rp1,34 triliun menjadi Rp1,16 triliun.
Adapun segmen penjualan kantong semen mengalami peningkatan pendapatan sebesar 85,96% (yoy) dari Rp 45,37 miliar menjadi Rp 84,37 miliar. Segmen penyewaan tanah juga meningkat 17,34% dari Rp22,14 miliar menjadi Rp 25,98 miliar.
Sejak Januari-September 2021, SMGR mencatatkan pendapatan dari jasa peledakan sebesar Rp12,86 miliar. Pendapatan dari segmen ini sebelumnya tak ada pada Januari-September 2020.
Adapun, tidak ada penjualan kepada satu pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan. Total aset SMGR terpantau turun 4,49% (yoy) dari Rp80,21 triliun menjadi Rp76,60 triliun.
(Baca: Laba Japfa Comfeed Meroket 486% pada Kuartal III/2021)