PT Batavia Prosperindo Finance Tbk. (BPFI) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp12,91 miliar pada kuartal I/2022. Raihan tersebut mengalami kenaikan 33,05% dibandingkan pada kuartal I/2021 yang senilai Rp9,7 miliar.
Namun, BPFI masih mencatat penurunan pendapatan sebesar 10,28% (yoy) dari Rp75,43 miliar menjadi Rp67,68 miliar. Kondisi itu utamanya karena jumlah pembiayaan konsumen yang menurun.
Meski pendapatan menurun, perusahaan mampu menekan total beban usahanya sebesar 18,28% (yoy) dari Rp75,43 miliar menjadi Rp51,52 miliar. Alhasil laba bersih perusahaan masih mampu mencatatkan kenaikan.
Selanjutnya, BPFI mencatatkan penurunan piutang sebesar 10,48% (yoy) dari Rp1,21 triliun menjadi Rp1,08 triliun. Piutang pembiayaan konsumen yang berkontribusi 61,81% terhadap total piutang terpantau menyusut 11,82% (yoy) menjadi Rp669,24 miliar.
Sejalan dengan penurunan piutang, aset perusahaan juga merosot 9,34% (yoy) dari Rp1,44 triliun menjadi Rp1,31 triliun. Lalu, liabilitas perusahaan juga menyusut 34,33% (yoy) menjadi Rp371,69 miliar.
Sementara, ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp937,34 miliar. Nilainya masih tumbuh 6,77% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp877,9 miliar.
Sebagai informasi, lembaga keuangan asal Korea Selatan, Woori Card Co, Ltd. mengakuisisi BPFI sebesar 82,03% pada awal Maret 2022. Transaksi tersebut bernilai setidaknya Rp1 triliun dan akan membawa entitas bagian dari Woori Financial Group menjadi pemegang saham pengendali BPFI.
Secara rinci, Woori Card akan mengambil penuh kepemilikan pemegang saham pengendali lama BPFI, yakni PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk. (BPII) sebanyak 1,98 juta lembar atau setara 74,22%. Sementara, penjualan lain yang tidak disebutkan juga melepas 7,8% saham ke Woori Card.