China Dilanda Gempa, Harga Aluminium Kembali Jatuh

Harga aluminium terpantau kembali melanjutkan lajunya di zona merah, jatuh 1,09% ke level US$2.260,50/ton pada penutupan perdagangan Selasa (6/9).

Gita Arwana Cakti

7 Sep 2022 - 09.00

Data

Harga aluminium terpantau kembali melanjutkan lajunya di zona merah untuk hari kedua. Berdasarkan data di bursa London Metal Exchange (LME), harga aluminium jatuh 1,09% ke level US$2.260,50/ton pada penutupan perdagangan Selasa (6/9). 

Harga terkoreksi setelah bergerak di rentang US$2.257,50/ton-US$2.299,50/ton. Pelemahan ini melanjutkan penurunan yang telah terjadi pada perdagangan sebelumnya yakni 0,44%.

Jika dilihat pergerakan sejak awal tahun ini, harga aluminium merosot 19,48%. Dalam setahun terakhir, harga aluminium juga terkoreksi17,11%. 

Tekanan pada harga aluminium terjadi di tengah potensi pelemahan prospek permintaan akibat lockdown di China. Pelemahan tersebut juga terjadi bersamaan dengan harga logam dasar lainnya seperti tembaga, timah, dan seng.

Sebagaimana diketahui, Kota metropolitan Chengdu di China mengunci 21 juta penduduknya untuk menahan wabah Covid-19. Ibu kota Sichuan itu akan menjadi kota terbesar yang ditutup sejak penguncian dua bulan Shanghai awal tahun ini.

Adapun pada perkembangan terbaru, dikabarkan setidaknya 65 orang tewas akibat gempa kuat berkekuatan 6,6 pada skala Richter yang melanda barat daya China dan dirasakan jutaan orang di bawah penguncian ketat Covid-19 di Ibu Kota Provinsi Sichuan, Chengdu dan kota terdekat Chongqing, pada Selasa (6/9).

Presiden China Xi Jinping pun telah mengerahkan pemerintah setempat untuk menjadikan penyelamatan nyawa sebagai prioritas pertama.

Sementara itu dari sisi persediaan, mengutip data Shanghai Metal Market, inventori sosial aluminium ingot di delapan pasar utama China per 5 September lalu tercatat mencapai 681.000 metrik ton. 

Angka tersebut turun 2.000 metrik ton dari Kamis lalu dan 62.000 metrik ton lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Adapun jika dilihat dari akhir Agustus 2022, angka tersebut hanya sedikit berubah.

Setiap wilayah juga terpantau mengalami fluktuasi tipis dalam inventaris mereka. Persediaan di Wuxi dan Hangzhou masing-masing bertambah 1.000 metrik ton. Persediaan di Foshan turun pada kecepatan yang jauh lebih lambat dari sebelumnya, dengan penurunan mingguan sebesar 1.000 metrik ton.

Sementara itu, meskipun penutupan pabrik peleburan yang dipicu oleh penjatahan listrik di Sichuan pada Agustus lalu, total inventaris sosial terpantau tidak turun tajam.

Di sisi lain, pembelian hilir sempat meningkat setelah harga aluminium turun menjadi 18.000 yuan/metrik ton pada pekan lalu. Namun, dengan kejadian gempa di sejumlah wilayah China, prospek pelemahan permintaan kembali membayangi.

(Baca: Efek Lockdown China Masih Membayangi, Harga Tembaga Turun Lagi)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags