Data 8 Saham dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar per Oktober 2023

Pada akhir Oktober 2023, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat sebesar Rp10.546,84 triliun. BBCA tetap tak bergeming menduduki posisi puncak saham pemilik market cap terbesar. Adapun AMMN dan BREN yang baru listing mampu melampaui ASII dan BBNI. Berikut rinciannya.

Winarni

1 Nov 2023 - 10.40

Data

Hingga penutupan perdagangan akhir Oktober 2023, kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat sebesar Rp10.546,84 triliun.

Nilai tersebut masih lebih tinggi 2,51% dari posisi akhir September yang tercatat sebesar Rp10.288,44 triliun.

Adapun di tengah meningkatnya market cap di bursa, kapitalisasi pasar PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang baru listing 9 Oktober 2023 melesat masuk jajaran delapan besar emiten dengan kapitalisasi pasar tertinggi.

Sama halnya dengan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) yang baru listing di bursa 7 Juli 2023 yang konsisten bertengger di jajaran delapan besar big caps. Kedua emiten tersebut menggeser posisi PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).

BBCA 

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) tetap tak bergeming di posisi teratas emiten dengan kapitalisasi pasar tertinggi. Hingga akhir Oktober 2023, market cap BBCA tercatat mencapai Rp1.067,87 triliun. Proporsi nilai tersebut setara dengan 10,13% dari total market cap pasar modal di Indonesia.

Adapun saham BBCA bertengger di level Rp8.750 per saham pada akhir Oktober. Kokohnya saham BBCA diiringi oleh kinerja keuangan yang tumbuh positif. Sepanjang kuartal III/2023, laba bersih konsolidasian perseroan yang tumbuh 25,78% menjadi Rp36,42 triliun dari posisi tahun sebelumnya Rp28,95 triliun.

BBRI 

Selanjutnya, saham dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua masih ditempati oleh PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. (BBRI) dengan nilai mencapai Rp744,22 triliun. Nilai tersebut setara dengan 7,06% dari total market cap BEI pada akhir Oktober. Adapun per 31 Oktober 2023 harga saham BBRI parkir di level Rp4.960 per saham. Jika menilik kinerja fundamental BBRI sepanjang September 2023, laba bersih perseroan  tumbuh 12,35% (yoy) menjadi Rp43,99 triliun dari sebelumnya Rp39,16 triliun.

BREN

Lalu, di posisi ketiga ditempati oleh emiten pendatang baru yang listing pada 9 Oktober 2023. Emiten anak usaha PT Barito Pacific Tbk. ini langsung melesat masuk delapan besar emiten big cap dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp612,74 triliun atau setara 5,81% dari total market cap BEI akhir Oktober 2023.

BYAN 

Kemudian, di posisi keempat ditempati oleh PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp607,50 triliun atau 5,76% dari total market cap hingga akhir Oktober 2023. Harga saham BYAN berada di level Rp18.225 per saham. Namun, sepanjang Januari-Juni 2023, kinerja usaha emiten batu bara milik konglomerat Low Tuck Kwong itu membukukan penurunan laba bersih 24,67% menjadi US$723,85 juta atau setara Rp10,86 triliun (asumsi kurs per Juni 2023 Rp15.000/US$) dari US$970,76 juta atau setara Rp14,41 triliun (asumsi kurs per Juni 2022 Rp14.484/US$) pada Juni 2022.

BMRI 

Posisinya diikuti oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp524,37 triliun atau 4,97% dari total market cap di BEI. Pada perdagangan per akhir Oktober 2023, harga saham BMRI berada di level Rp5.675 per saham. Secara fundamental, laba bersih BMRI sepanjang September 2023 meningkat signifikan 27,44% menjadi Rp39,06 triliun dari Rp30,65 triliun per September 2022.

AMMN

Di posisi keenam ada emiten yang bergerak di perusahaan holding dan baru listing pada 7 Juli 2023, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN). Nilai market cap AMMN tercatat sebesar Rp470,68 triliun atau setara 4,46% dari total market cap BEI. Harga saham AMMN per 31 Oktober 2023 berada di level Rp6.500 per saham. Namun, kinerja keuangan perseroan per September 2023 menunjukkan adanya penurunan tajam  dari sisi laba bersih yang mencapai 91,58% menjadi US$62,67 juta atau setara Rp670,59 miliar (asumsi kurs per September 2023 Rp15.487/US$) dari sebelumnya US$744,10 juta atau setara Rp11,33 triliun (asumsi kurs per September 2022 Rp15.232/US$)

TLKM

Di posisi ketujuh ditempati oleh PT Telkom Indonesia (persero) Tbk. (TLKM) dengan market cap sebesar Rp345,73 triliun. Proporsi nilai itu mencapai 3,28% dari total kapitalisasi pasar hingga akhir Oktober 2023. Harga saham TLKM per 31 Oktober 2023 bertengger pada level Rp3.490 per saham. Per kuartal III/2023, laba bersih emiten jasa telekomunikasi terbesar di Indonesia ini tercatat tumbuh 17,60% menjadi Rp19,50 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp16,58 triliun.

TPIA 

Di posisi terakhir ada PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) yang tercatat memiliki kapitalisasi pasar mencapai Rp257,80 triliun. Nilai tersebut setara dengan 2,44% dari keseluruhan kapitalisasi pasar di bursa. Harga saham TPIA pada akhir perdagangan 31 Oktober 2023 berada pada level Rp2.980 per saham.

Jika melihat kinerja usahanya, TPIA berhasil menekan kerugian menjadi US$21,38 juta atau setara Rp331,11 miliar (asumsi kurs per September 2023 Rp15.487/US$) pada September 2023. Kerugian tersebut menyusut 80,83% jika dibandingkan dengan kerugian pada September 2022 yang mencapai US$111,55 juta atau setara Rp1,70 triliun (asumsi kurs per September 2022 Rp15.232/US$).

Sementara itu, saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) kini menempati urutan ke-9 dan 10 dengan nilai market cap masing-masing Rp234 triliun dan Rp177 triliun. Pada bulan sebelumnya, saham ASII masih menduduki peringkat ke-7 dengan market cap Rp252 triliun dan BBNI berada di urutan ke-9 dengan market cap Rp191 triliun.

(Baca: Data Emiten Peraup Dana IPO Terbesar Oktober 2023, BREN Memimpin)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags