Data Pembukaan Perdagangan IHSG Hari ini (14 Desember 2023)

IHSG dibuka stagnan lalu rebound 1,09% ke 7.152,66 pukul 09.01 WIB. Adapun bursa global menguat setelah The Fed memberi sinyal penurunan suku bunga pada 2024. Artikel ini juga mengulas laju bursa global hingga proyeksi teknikal IHSG.

Gita Arwana Cakti

14 Des 2023 - 09.04

Data

Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka stagnan di level 7.075,34 pada perdagangan Kamis (14/12). Selanjutnya indeks rebound 1,09% atau 77,32 poin ke level 7.152,66 pada pukul 09.01 WIB. 

Tercatat 200 saham berhasil menguat, 92 saham melemah, dan 215 saham stagnan. Kapitalisasi pasar pagi ini tercatat berada di posisi Rp11.501,34 triliun. Sebelumnya, IHSG ditutup melemah 0,7% atau 49,97 poin ke level 7.075,34.

Dari dalam negeri, kebijakan diskon Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang diberikan pemerintah kepada pelaku usaha turut menjadi sorotan pasar. Mengutip Bisnis Indonesiadiskon pajak yang diberikan cukup besar maksimal hingga 75% dan 100% yang akan bergantung pada profil dari wajib pajak.

Melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.129/2023 tentang Pemberian Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan yang diundangkan 30 November 2023, pemerintah menetapkan lima lini bisnis yang berhak mengajukan diskon yakni perkebunan, perhutanan, pertambangan migas, pertambangan panas bumi, pertambangan minerba. Ada pula lini usaha selain perikanan tangkap dan pembudidayaan ikan yang terdapat hasil produksi.

Proyeksi IHSG

Di sisi lain, sejumlah analis memiliki perkiraan beragam terhadap laju IHSG hari ini. MNC Sekuritas dalam risetnya menyebutkan selama IHSG belum mampu menembus 7.201 sebagai resisten terdekatnya, maka posisi IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya untuk menguji area terdekatnya di 7.032 hingga 6.854.

Sementara itu, NH Korindo Sekuritas Indonesia menyebutkan setelah serangkaian tanda-tanda bearish reversal di area resisten 7.130-7.150, IHSG akhirnya menembus level support pertama dengan ditutup di bawah MA10 atau meninggalkan level 7100. NHKSI pun menyarankan investor atau trader untuk mengurangi posisi dalam menyikapi tingkat penutupan indeks yang mulai tergelincir dari jalur uptrend-nya.

Selanjutnya, Analis Teknikal Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama saat paparan morning meeting dalam akun Youtube resmi Mirae mengatakan saat ini indeks masih berada pada fase bullish consolidation. Indeks diperkirakan bergerak bervariasi. Secara teknikal masih terpantau ada indikasi tekanan. Namun selama indeks masih bertahan di atas MA 20, potensi uptrend masih terbukan. Ditambah lagi dengan adanya sentimen positif dari The Fed yang membuat IHSG berpotensi Rebound. Nafan memperkirakan IHSG akan menguji level resisten di 7.102 dan 7.140, sedangkan support di 7.041 dan 6.997. Adapun tim riset Samuel Sekuritas Indonesia memproyeksikan indeks komposit bergerak menguat hari ini ditopang oleh sentimen global dan regional.

(Baca: Data Penutupan Perdagangan IHSG Hari Ini (13 Desember 2023))

Laju Bursa Global

Sementara itu bursa global terpantau cenderung menguat. Di Asia, indeks Strait Times melonjak 1,03%, indeks Shanghai Composite naik 0,27%, indeks Hang Seng melejit 1,66%, sedangkan indeks Nikkei 225 turun 0,39% pada pukul 08.55 WIB. Di Amerika Serikat, indeks Nasdaq Composite menguat 1,38%, indeks S&P 500 melonjak 1,37%, dan Dow Jones melejit 1,40% pada perdagangan kemarin.

Bursa AS menguat setelah Federal Reserve memberi isyarat bahwa kebijakan kenaikan suku bunganya telah berakhir dan mengungkapkan suku bunga pinjaman yang lebih rendah mungkin terjadi pada 2024.

Mengutip Reuters, dalam pernyataan kebijakannya, The Fed mempertahankan suku bunga tetap stabil, seperti yang diharapkan. Adapun sebanyak 17 dari 19 pejabat Fed dengan suara bulat memperkirakan bahwa suku bunga kebijakan akan lebih rendah pada akhir 2024.

Wallstreet pun semakin mencetak reli setelah Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pada konferensi pers bahwa The Fed tidak mungkin menaikkan suku bunga lebih lanjut dan The Fed sangat fokus untuk tidak membuat kesalahan dengan mempertahankan suku bunga terlalu tinggi dalam jangka waktu yang lama. Sebagaimana diketahui, The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sejak Maret 2022 dengan akumulasi kenaikan 525 basis poin sebagai upaya mengendalikan inflasi.

Adapun data terbaru juga menunjukkan harga produsen AS secara tak terduga tidak berubah pada November di tengah harga barang-barang energi yang lebih murah. Sementara indeks harga konsumen AS secara tak terduga naik pada November seiring dengan penurunan harga bensin.

Sinyal dovish yang diberikan The Fed juga dinilai akan menjadi katalis penggerak bursa Asia. Selanjutnya, para pelaku pasar di Asia juga menantikan hasil pertemuan kebijakan bank sentral dari Filipina dan Taiwan, data inflasi grosir India, pengangguran Australia, serta PDB Selandia Baru.

(Baca: Data Historis Suku Bunga Acuan The Fed)

Disclaimer: artikel data ini tidak bertujuan untuk merekomendasikan pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. DataIndonesia.id tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags