Data Pembukaan Perdagangan IHSG Hari ini (23 November 2023)

Menjelang hasil putusan RDG BI, IHSG dibuka naik tipis dan terus menguat 0,66% ke 6.952,29 pada pukul 09.01 WIB. BI diprediksi tetap mempertahankan BI7DRR di level 6%. Sementara bursa global beragam di tengah pasar yang masih mencerna risalah rapat The Fed dan menjelang libur Thanksgiving di AS.

Gita Arwana Cakti

23 Nov 2023 - 09.03

Data

Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka naik tipis 0,002% ke level 6.907,09 pada perdagangan Kamis (23/11). Adapun indeks terus menguat 0,66% atau 45,35 poin ke level 6.952,29 pada pukul 09.01 WIB.

Tercatat 149 saham berhasil menguat, 104 saham melemah, dan 241 saham stagnan. Kapitalisasi pasar pagi ini tercatat berada di posisi Rp10.985,49 triliun. Sebelumnya, IHSG ditutup melemah 0,79% atau 54,84 poin ke level 6.906,95

Dari dalam negeri, pasar menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) terkait kebijakan suku bunga acuannya. Mengutip Bisnis.com, sejumlah ekonom telah memproyeksikan bahwa bank sentral akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 6%.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai potensi BI mempertahankan suku bunga acuannya karena mempertimbangkan perkembangan defisit neraca transaksi berjalan dan neraca finansial yang membaik pada kuartal III/2023. Menurutnya defisit yang lebih rendah berpotensi memberikan indikasi volatilitas nilai tukar rupiah yang cenderung menurun. 

Adapun Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM FEB UI), Teuku Riefky menilai BI perlu mempertahankan tingkat suku bunga di level 6 % dengan mempertimbangkan inflasi yang berada di bawah 3% dan surplus neraca perdagangan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi di bawah 5% juga bisa menjadi faktor pendukung lain bagi BI untuk mempertahankan tingkat suku bunga saat ini.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David E Sumual. Meski demikian, David melihat masih ada peluang BI untuk menaikkan suku bunga di tengah situasi global, utamanya inflasi AS yang masih membuka kemungkinan untuk The Fed semakin memperketat kebijakannya.

Di sisi lain, mengacu konsensus ekonomi Bloomberg yang dikutip Bisnis.com, mayoritas ekonom satu suara bahwa BI akan menahan suku bunga acuan di level 6% pada hasil RDG yang akan diumumkan pukul 14.00 WIB siang ini. Adapun pada bulan lalu, seiring dengan stance The Fed yang diperkirakan mengerek suku bunga acuan, RDG BI menyepakati kenaikan BI7DRR sebesar 25 bps menjadi 6,00%. Keputusan tersebut terjadi setelah Gubernur BI Perry Warjiyo menahan suku bunga acuan di level 5,75% sejak Januari 2023. 

Pergerakan Bursa dan Sentimen Global

Sementara itu, bursa global terpantau . 

Di Asia, indeks Strait Times melemah 0,14%, indeks Shanghai Composite turun 0,17%, indeks Hang Seng terkoreksi 0,64% pada pukul 08.55 WIB. Sementara indeks Nikkei 225 tidak ada perdagangan karena libur nasional. 

Di Amerika Serikat, indeks Nasdaq Composite ditutup menguat 0,46%, indeks S&P 500 naik 0,41%, dan Dow Jones lebih tinggi 0,53% pada perdagangan kemarin.

Bursa AS ditutup menguat jelang Hari libur Thanksgiving Negeri Paman Sam pada 23 November 2023. Selain itu, penguatan Wall Street juga ditopang oleh optimisme pasar bahwa Federal Reserve telah mencapai masa akhir menaikkan suku bunganya dan perekonomian tetap tangguh.

Mengutip Reuters, laporan ekonomi mengenai klaim pengangguran, barang tahan lama, dan sentimen konsumen menunjukkan perekonomian AS sedang mengalami pelonggaran, tetapi diyakini cukup kuat untuk menghindari resesi.

Data menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun lebih dari perkiraan pada minggu lalu. Adapun risalah pertemuan terakhir The Fed yang dirilis pada Selasa waktu setempat menunjukkan pendekatan hati-hati terhadap kebijakan moneter.

Sementara itu di Asia, pasar saham akan lebih sepi seiring dengan liburnya bursa Jepang. Adapun investor masih tetap menantikan stimulus untuk perekonomian China. Reuters melaporkan bahwa penasihat pemerintah China akan merekomendasikan target pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan sekitar 4,5% hingga 5,5% pada pertemuan pembuat kebijakan tahunan. 

Hal itu seiring dengan upaya Beijing menciptakan lapangan kerja dan menjaga tujuan pembangunan jangka panjang tetap pada jalurnya. Sementara data yang dinantikan pada hari ini adalah indeks harga konsumen (IHK) Singapura dan PMI awal zona Euro

(Baca: Data Penutupan Perdagangan IHSG Hari Ini (22 November 2023))

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags