Indeks harga saham gabungan dibuka stagnan di level 7.009,63 pada perdagangan Senin (27/11). Adapun pada pukul 09.01 WIB indeks terus menguat 0,38% atau 26,94 poin ke level 7.036,58.
Tercatat 193 saham berhasil menguat, 93 saham melemah, dan 253 saham stagnan. Kapitalisasi pasar pagi ini tercatat berada di posisi Rp11.111,15 triliun. Sebelumnya, IHSG ditutup naik tipis 0,08% atau 5,29 poin menuju level 7.009,63.
Sementara itu, bursa global terpantau beragam cenderung melemah. Di Asia, indeks Strait Times turun 0,06%, indeks Shanghai Composite melemah 0,50%, indeks Hang Seng terkoreksi 0,29%, dan indeks Nikkei 225 lebih rendah 0,29% pada pukul 08.55 WIB.
Di Amerika Serikat, indeks Nasdaq Composite ditutup melemah 0,11%, indeks S&P 500 naik tipis 0,06%, dan Dow Jones menguat 0,33% pada perdagangan akhir pekan lalu.
Bursa AS bergerak beragam dalam kisaran terbatas di tengah jam perdagangan yang singkat karena Black Friday, setelah sebelumnya libur hari Thanksgiving. Pergerakan tersebut juga terjadi di tengah beragam data makroekonomi Negeri Paman Sam.
Data indeks manajer pembelian awal (PMI) S&P Global menunjukkan aktivitas bisnis AS stabil pada November. Namun, lapangan kerja di sektor swasta menurun untuk pertama kalinya dalam hampir 3,5 tahun. Hal itu diperkirakan sebagai dampak dari kebijakan moneter yang ketat Federal Reserve.
Adapun pekan ini, data yang paling dinantikan pasar adalah proyeksi Departemen Perdagangan mengenai produk domestik bruto kuartal ketiga yang akan dirilis Kamis. Diikuti dengan laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) pada Jumat. Data tersebut diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai sejauh mana dampak kenaikan tingkat suku bunga The Fed.
Sementara itu di Asia, pelaku pasar menantikan keputusan kebijakan dari Selandia Baru, Korea Selatan dan Thailand, angka inflasi dari Australia, serta data PDB kuartal ketiga dari India.
Angka indeks manajer pembelian (PMI) juga akan dirilis pada pekan ini di sejumlah negara termasuk China, Jepang, dan Australia. Data ini akan memberikan gambaran sekilas tentang bagaimana aktivitas manufaktur dan jasa sektor swasta bertahan.
(Baca: Data Pergerakan IHSG Pekanan (20 November-24 November 2023))