Data Pembukaan Perdagangan IHSG Hari ini (3 November 2023)

IHSG dibuka stagnan lalu naik 0,51% ke 6.785,75 pada pukul 09.01 WIB. Adapun bursa global kompak menghijau ditopang optimisme pasar setelah keputusan The Fed yang memberi sinyal dovish. Hal tersebut juga turut memberi katalis positif bagi nilai tukar rupiah dan pasar utang dalam negeri.

Gita Arwana Cakti

3 Nov 2023 - 09.04

Data

Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka stagnan di level 6.751,39 pada perdagangan Jumat (3/11). Adapun pada pukul 09.01 WIB indeks terus menguat 0,51% atau 34,37 poin ke level 6.785,75.

Tercatat 230 saham berhasil menguat, 82 saham melemah, dan 192 saham stagnan. Kapitalisasi pasar pagi ini tercatat berada di posisi Rp10.575,21 triliun. Sebelumnya, IHSG ditutup melejit 1,64% atau 108,97 poin menuju level 6.751,39.

IHSG rebound tajam sejak perdagangan kemarin seiring pelaku pasar yang merespons positif sinyal dovish dari Federal Reserve. Keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 5,25% - 5,5% dinilai dapat membuat aliran dana asing kembali ke pasar keuangan Tanah Air meskipun sementara. 

Mengutip Bisnis Indonesia, penguatan IHSG terjadi sejalan dengan kinerja rupiah terhadap dolar AS yang terapresiasi 0,51% ke Rp15.855. Di pasar surat utang, imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun, 5 tahun, dan 2 tahun juga kompak mengalami penurunan yang mengindikasikan kenaikan minat sehingga menggerus imbal hasil.

Sementara itu, bursa global terpantau kompak menguat. Di Asia, indeks Strait Times melonjak 1,65%, indeks Shanghai Composite naik 0,37%, indeks Hang Seng melejit 1,12%, pada pukul 08.55 WIB. Adapun bursa saham di Jepang tutup karena libur.

Di Amerika Serikat, indeks Nasdaq Composite ditutup melonjak 1,78%, indeks S&P 500 melambung 1,89%, dan Dow Jones melejit 1,70% pada perdagangan kemarin.

(Baca: Data Penutupan Perdagangan IHSG Hari Ini (2 November 2023))

Bursa AS kembali mencetak reli di tengah harapan bahwa The Fed telah mencapai akhir dari kampanye kenaikan suku bunganya dan serangkaian pembaruan keuangan triwulanan yang optimistis menambah sentimen bullish.

Mengutip Reuters, The Fed mempertahankan suku bunga stabil pada Rabu waktu setempat seperti yang diharapkan pasar. Namun Ketua The Fed Jerome Powell membuka kemungkinan untuk melakukan pengetatan lebih lanjut. Sementara dia juga mengakui dampak lonjakan imbal hasil obligasi baru-baru ini terhadap perekonomian. 

Komentar tersebut, yang dipandang sebagai petunjuk bahwa bank sentral sudah selesai menaikkan suku bunganya. Hal itu pun membuat imbal hasil Treasury AS bertenor panjang anjlok sedangkan saham melonjak. Selain itu, Wall Street juga mendapat dorongan dari laporan keuangan emiten yang lebih baik dari perkiraan.

Reli kencang saham-saham di AS juga diyakini dapat menjadi sentimen pendorong bagi bursa Asia pada hari ini. Terdapat optimisme yang kuat di pasar global bahwa kenaikan suku bunga dari Federal Reserve, Bank of England, Bank Sentral Eropa dan lainnya telah berakhir.

Jika The Fed memberikan jeda 'dovish' pada Rabu, BoE memberikan jeda 'hawkish' pada Kamis. Namun, reaksi umum di seluruh pasar tetap sama yaitu reli besar-besaran pada obligasi, saham, dan aset berisiko.

Selanjutnya, investor akan mengamati kapan siklus pelonggaran dimulai dan seberapa jauh siklus pelonggaran tersebut akan berjalan. Pasar memperkirakan adanya kemungkinan pelonggaran kebijakan The Fed sekitar 70 hingga 75 basis poin serta hampir 50 bps perkiraan penurunan suku bunga untuk Inggris.

(Baca: Data Historis Suku Bunga Acuan The Fed)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags