Data Pembukaan Perdagangan IHSG Hari ini (8 November 2023)

IHSG dibuka turun tipis dan melemah 0,56% ke 6.805,63 pukul 09.02 WIB. Dari dalam negeri, jumlah perusahaan tercatat di BEI mencapai 900 emiten. Adapun bursa global cenderung naik di tengah penurunan imbal hasil obligasi AS. Pasar juga mencermati revisi naik proyeksi IMF terhadap ekonomi China.

Gita Arwana Cakti

8 Nov 2023 - 09.05

Data

Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka turun tipis 0,002% ke level 6.843,65 pada perdagangan Rabu (8/11). Adapun pada pukul 09.02 WIB indeks terus melemah 0,56% atau 38,16 poin ke level 6.805,63.

Tercatat 130 saham berhasil menguat, 172 saham melemah, dan 224 saham stagnan. Kapitalisasi pasar pagi ini tercatat berada di posisi Rp10.635,65 triliun. Sebelumnya, IHSG ditutup terkoreksi 0,51% atau 35,05 poin ke level 6.843,79.

Dari dalam negeri, BEI kembali kedatangan tiga emiten pendatang baru. Jam perdagangan bursa dibuka oleh pencatatan saham perdana PT Mastersystem Infotama Tbk. (MSTI), PT Kian Santang Muliatama Tbk. (RGAS), dan PT Ikapharmindo Putramas Tbk. (IKPM) dalam rangka penawaran umum perdana (IPO). 

Ketiga emiten tersebut resmi menjadi perusahaan tercatat ke-75 dan ke-77 di BEI pada 2023. Adapun secara keseluruhan, BEI telah mencetak rekor jumlah perusahaan tercatat mencapai 900 emiten.

Dalam aksi korporasinya, MSTI, emiten yang bergerak di bidang industri solusi teknologi informasi itu melepas sebanyak 470,82 miliar saham ke publik dengan harga IPO Rp1.355 per saham. MSTI meraup dana segar Rp637,97 miliar.

Adapun RGAS, emiten yang bergerak di perdagangan besar dan produk penunjang industri minyak dan gas itu menawarkan sebanyak 334,20 juta saham ke publik dengan harga IPO Rp120 per saham dan memeroleh dana segar Rp40,10 miliar.

Selanjutnya, IKPM, emiten yang bergerak di industri farmasi dan personal care itu melepas sebanyak 336,93 juta saham ke publik dengan harga IPO Rp165 per saham. Dari aksi korporasinya, IKPM meraup dana segar Rp55,59 miliar.

(Baca: Daftar Pencatatan Saham IPO di BEI Sepanjang November 2023)

Sementara itu, bursa global terpantau cenderung menguat. Di Asia, indeks Strait Times jatuh 1,39%. Sementara itu indeks Shanghai Composite naik tipis 0,02%, indeks Hang Seng menguat 0,23%, dan indeks Nikkei 225 meningkat 0,31% pada pukul 08.55 WIB. Di Amerika Serikat, indeks Nasdaq Composite ditutup naik 0,90%, indeks S&P 500 menguat 0,28%, dan Dow Jones terapresiasi 0,17% pada perdagangan kemarin. 

Bursa AS kembali melanjutkan penguatan di tengah penurunan imbal hasil Treasury AS. Adapun investor masih mencari kejelasan lebih lanjut mengenai suku bunga dari Federal Reserve. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun, yang menjadi acuan, mencetak penurunan kelima dalam enam sesi di tengah ekspektasi bahwa The Fed akan menyelesaikan siklus kenaikan suku bunganya.

Mengutip Reuters, dalam beberapa hari terakhir ekspektasi bahwa siklus kenaikan suku bunga The Fed akan segera berakhir memang meningkat. Namun, pasar masih sensitif terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga lagi. Pejabat bank sentral pun berhati-hati dalam memberikan komentar mengenai jalur suku bunga di masa depan.

Sementara itu, FedWatch Tool dari CME menunjukkan pasar menilai peluang The Fed akan kembali mempertahankan suku bunga stabil pada Desember mendatang mencapai 90,2%. Angka peluang tersebut lebih tinggi dari pekan lalu sebesar 68,9%.

Adapun di Asia, pasar mencermati proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang meningkatkan prospek pertumbuhan China. Selain itu, Negeri Panda juga melaporkan adanya peningkatan impor yang mengejutkan pada bulan lalu. Saat ini IMF memperkirakan perekonomian China akan tumbuh 5,4% tahun ini dan 4,6% tahun depan. Proteksi itu naik dari sebelumnya 5,0% pada 2023 dan 4,2% pada 2024.

Di sisi lain, Reserve Bank of Australia menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 12 tahun, seperti yang diperkirakan pasar. Namun, RBA masih belum yakin apakah pengetatan lebih lanjut diperlukan untuk menurunkan inflasi. Selanjutnya pasar Asia menantikan data indeks manufaktur dan jasa serta Jepang untuk periode November dan cadangan devisa Jepang periode Oktober.

(Baca: Data Transaksi Harian Perdagangan Saham di BEI Sepanjang Oktober 2023)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags