Data Penutupan Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) 11 Desember 2023

Indeks obligasi komposit Indonesia (Indonesia Composite Bond Index/ICBI) berbalik melemah pada penutupan perdagangan Senin (11/12). Pada saat yang sama, nilai mata uang rupiah dan laju dolar AS menguat di tengah penantian perilisan data inflasi AS dan pertemuan kebijakan FOMC pada minggu ini.

Sarnita Sadya

12 Des 2023 - 08.48

Data

Indeks acuan obligasi Indonesia atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) berbalik melemah pada penutupan perdagangan Senin (11/12). Berdasarkan data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), ICBI ditutup turun 0,17% atau 0,62 poin ke level 370,67.

Indeks obligasi komposit tersebut berbalik arah dari perdagangan tiga hari sebelumnya yang ditutup menguat dengan akumulasi kenaikan 0,06% atau 0,24 poin pada 8-10 Desember 2023. Sebelumnya, indeks obligasi komposit sempat turun 0,04% atau 0,16 poin pada 7 Desember 2023.

Meski demikian, jika dilihat pergerakan sepanjang bulan ini (month to date/mtd), pergerakan ICBI terpantau meningkat 0,16%. Secara tahun berjalan (year to date/ytd) hingga 11 Desember 2023, lajunya naik 7,51% dan secara tahunan (year on year/yoy) menguat 8,05%.

Pelemahan indeks acuan obligasi Indonesia pada perdagangan Senin (11/12) tersebut juga sejalan dengan penurunan kinerja indeks obligasi pemerintah dan korporasi.

Tercatat, indeks obligasi negara (INDOBeX Government Total Return/INDOBeXG-TR) menurun 0,18% atau 0,64 poin ke level 362,66 pada perdagangan Senin (11/12). Namun, pergerakannya terpantau naik 0,15% sepanjang bulan berjalan (mtd), tumbuh 7,55% sepanjang tahun berjalan (ytd), dan menguat 8,09% secara tahunan (yoy).

Kondisi yang sama juga terjadi pada indeks obligasi korporasi (INDOBeX Corporate Total Return/INDOBeXC-TR) yang terdepresiasi 0,05% atau 0,20 poin ke level 419,89 pada waktu perdagangan yang sama. Meski demikian, laju INDOBeXC-TR terpantau naik 0,24% sepanjang bulan berjalan (mtd), tumbuh 7,05% sepanjang tahun berjalan (ytd), dan menguat 7,49% secara tahunan.

Adapun pergerakan ICBI ini terjadi di tengah nilai mata uang rupiah dan laju dolar AS yang menguat pada penutupan perdagangan Senin (11/12). Data kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan bahwa mata uang Garuda tersebut menguat 0,23% dari Rp15.536/US$ pada Jumat (8/12) menjadi Rp15.500/US$ pada Senin (11/12).

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau naik 0,11% ke level 103,695 pada penutupan perdagangan yang sama. Melansir Reuters, penguatan dolar tersebut terjadi di tengah penantian data inflasi dan pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve pekan ini.

Adapun laporan indeks harga konsumen (CPI) yang akan dirilis pada Selasa (12/12) waktu setempat diperkirakan menunjukkan inflasi yang masih melambat tetapi tetap jauh di atas target tahunan The Fed yang sebesar 2%.

Sementara pertemuan kebijakan moneter dua hari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan berakhir pada Rabu (13/12) waktu setempat diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25%-5,50%. Meski demikian, para pelaku pasar tetap akan menguraikan dot plot bank sentral dan ringkasan proyeksi ekonomi untuk menilai kemungkinan langkah ke depannya.

Dalam laman resminya, PHEI menjelaskan bahwa Indonesia Bond Indexes atau INDOBeX merupakan indikator untuk mengukur pergerakan dan perkembangan harga ataupun yield obligasi. 

Indeks ini dapat dijadikan acuan untuk menggambarkan tren pergerakan pasar obligasi secara umum. INDOBeX mencakup seluruh obligasi berdenominasi Rupiah yang diterbitkan oleh Pemerintah maupun oleh pihak korporasi baik yang berupa obligasi konvensional maupun sukuk.

INDOBeX-Government adalah indeks obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan oleh pemerintah baik obligasi konvensional maupun sukuk. Sementara INDOBeX-Corporate adalah indeks obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan oleh korporasi baik obligasi konvensional maupun sukuk. 

Adapun TR atau total return menggambarkan pergerakan tingkat pengembalian (rate of return) keseluruhan obligasi yang dihitung berdasarkan kenaikan/penurunan harga obligasi, akumulasi perolehan bunga berjalan (accrued interest) dan perolehan kupon tahunan yang reinvestasikan kembali.

(Baca: Data Penutupan Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) 8 Desember 2023)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags