Data Penutupan Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) 17 November 2023

Indeks obligasi komposit Indonesia (Indonesia Composite Bond Index/ICBI) terus menguat pada penutupan perdagangan Jumat (17/11). Pada saat yang sama, nilai mata uang rupiah dan laju dolar AS melemah setelah pasar memperkirakan risiko kenaikan suku bunga lebih lanjut pada Desember atau tahun depan.

Sarnita Sadya

20 Nov 2023 - 08.50

Data

Indeks acuan obligasi Indonesia atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) terus menguat pada penutupan perdagangan Jumat (17/11). Berdasarkan data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), ICBI ditutup naik 0,34% atau 1,25 poin ke level 368,65.

Indeks obligasi komposit tersebut melanjutkan lajunya dari perdagangan dua hari sebelumnya yang ditutup menguat dengan akumulasi kenaikan 0,76% atau 2,76 poin pada 15-16 November 2023. Sebelumnya, indeks obligasi komposit sempat melemah dengan akumulasi penurunan 0,13% atau 0,46 poin pada 13-14 November 2023.

Jika dilihat pergerakan sepanjang bulan ini (month to date/mtd), pergerakan ICBI terpantau meningkat 2,18%. Secara tahun berjalan (year to date/ytd) hingga 17 November 2023, lajunya naik 6,92% dan secara tahunan (year on year/yoy) menguat 9,17%.

Penguatan indeks acuan obligasi Indonesia pada perdagangan Jumat (17/11) tersebut juga sejalan dengan penguatan kinerja indeks obligasi pemerintah dan korporasi.

Tercatat, indeks obligasi negara (INDOBeX Government Total Return/INDOBeXG-TR) meningkat 0,35% atau 1,26 poin ke level 360,70 pada perdagangan Jumat (17/11). Pergerakannya pun terpantau naik 2,24% sepanjang bulan berjalan (mtd), tumbuh 6,97% sepanjang tahun berjalan (ytd), dan menguat 9,24% secara tahunan (yoy).

Kondisi yang sama juga terjadi pada indeks obligasi korporasi (INDOBeX Corporate Total Return/INDOBeXC-TR) yang terapresiasi 0,17% atau 0,72 poin ke level 417,24 pada waktu perdagangan yang sama. Laju INDOBeXC-TR juga terpantau naik 1,36% sepanjang bulan berjalan (mtd), tumbuh 6,37% sepanjang tahun berjalan (ytd), dan menguat 8,25% secara tahunan.

Adapun pergerakan ICBI ini terjadi di tengah nilai mata uang rupiah dan laju dolar AS yang melemah pada penutupan perdagangan Jumat (17/11). Data kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan bahwa mata uang Garuda tersebut melemah 0,59% dari Rp15.503/US$ pada Kamis (16/11) menjadi Rp15.595/US$ pada Jumat (17/11).

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,42% ke level 103,795 pada penutupan perdagangan yang sama. Melansir Reuters, perhitungan pasar terhadap risiko kenaikan suku bunga lebih lanjut pada Desember atau tahun depan telah menyeret dolar turun dan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun ke level 4,439% pada penutupan perdagangan Jumat (17/11).

Dalam laman resminya, PHEI menjelaskan bahwa Indonesia Bond Indexes atau INDOBeX merupakan indikator untuk mengukur pergerakan dan perkembangan harga ataupun yield obligasi. 

Indeks ini dapat dijadikan acuan untuk menggambarkan tren pergerakan pasar obligasi secara umum. INDOBeX mencakup seluruh obligasi berdenominasi Rupiah yang diterbitkan oleh Pemerintah maupun oleh pihak korporasi baik yang berupa obligasi konvensional maupun sukuk.

INDOBeX-Government adalah indeks obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan oleh pemerintah baik obligasi konvensional maupun sukuk. Sementara INDOBeX-Corporate adalah indeks obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan oleh korporasi baik obligasi konvensional maupun sukuk. 

Adapun TR atau total return menggambarkan pergerakan tingkat pengembalian (rate of return) keseluruhan obligasi yang dihitung berdasarkan kenaikan/penurunan harga obligasi, akumulasi perolehan bunga berjalan (accrued interest) dan perolehan kupon tahunan yang reinvestasikan kembali.

(Baca: Data Penutupan Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) 16 November 2023)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags