Data Penutupan Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) 19 Desember 2023

Indeks obligasi komposit Indonesia (Indonesia Composite Bond Index/ICBI) berbalik melemah pada penutupan Selasa (19/12). Pada saat yang sama, nilai mata uang rupiah dan laju dolar AS melemah di tengah tingginya spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed tahun depan.

Sarnita Sadya

20 Des 2023 - 08.50

Data

Indeks acuan obligasi Indonesia atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) berbalik melemah pada penutupan perdagangan Selasa (19/12). Berdasarkan data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), ICBI ditutup turun 0,03% atau 0,12 poin ke level 372,61.

Indeks obligasi komposit tersebut berbalik arah dari perdagangan lima hari sebelumnya yang ditutup menguat dengan akumulasi kenaikan 0,71% atau 2,64 poin pada 14-18 Desember 2023. Sebelumnya, indeks obligasi komposit sempat melemah dengan akumulasi penurunan 0,32% atau 1,20 poin pada 11-13 Desember 2023.

Meski demikian, jika dilihat pergerakan sepanjang bulan ini (month to date/mtd), pergerakan ICBI terpantau meningkat 0,68%. Secara tahun berjalan (year to date/ytd) hingga 19 Desember 2023, lajunya naik 8,07% dan secara tahunan (year on year/yoy) menguat 8,26%.

Pelemahan indeks acuan obligasi Indonesia pada perdagangan Selasa (19/12) tersebut juga sejalan dengan penurunan kinerja indeks obligasi pemerintah dan korporasi.

Tercatat, indeks obligasi negara (INDOBeX Government Total Return/INDOBeXG-TR) menurun 0,03% atau 0,12 poin ke level 364,63 pada perdagangan Selasa (19/12). Namun, pergerakannya terpantau naik 0,69% sepanjang bulan berjalan (mtd), tumbuh 8,13% sepanjang tahun berjalan (ytd), dan menguat 8,32% secara tahunan (yoy).

Kondisi yang sama juga terjadi pada indeks obligasi korporasi (INDOBeX Corporate Total Return/INDOBeXC-TR) yang terdepresiasi 0,03% atau 0,13 poin ke level 420,80 pada waktu perdagangan yang sama. Meski demikian, laju INDOBeXC-TR terpantau naik 0,46% sepanjang bulan berjalan (mtd), tumbuh 7,28% sepanjang tahun berjalan (ytd), dan menguat 7,52% secara tahunan.

Adapun pergerakan ICBI ini terjadi di tengah nilai mata uang rupiah dan laju dolar AS yang melemah pada penutupan perdagangan Selasa (19/12). Data kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan bahwa mata uang Garuda tersebut melemah 0,08% dari Rp15.503/US$ pada Senin (18/12) menjadi Rp15.516/US$ pada Selasa (19/12).

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,78% ke level terendah dalam lebih dari empat bulan di level 101,739 pada penutupan perdagangan yang sama. Melansir Reuters, merosotnya dolar tersebut disebabkan oleh tingginya spekulasi bahwa The Fed berpeluang memangkas suku bunga pada tahun depan dan investor yang menantikan data inflasi pada akhir pekan ini.

Dalam laman resminya, PHEI menjelaskan bahwa Indonesia Bond Indexes atau INDOBeX merupakan indikator untuk mengukur pergerakan dan perkembangan harga ataupun yield obligasi. 

Indeks ini dapat dijadikan acuan untuk menggambarkan tren pergerakan pasar obligasi secara umum. INDOBeX mencakup seluruh obligasi berdenominasi Rupiah yang diterbitkan oleh Pemerintah maupun oleh pihak korporasi baik yang berupa obligasi konvensional maupun sukuk.

INDOBeX-Government adalah indeks obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan oleh pemerintah baik obligasi konvensional maupun sukuk. Sementara INDOBeX-Corporate adalah indeks obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan oleh korporasi baik obligasi konvensional maupun sukuk. 

Adapun TR atau total return menggambarkan pergerakan tingkat pengembalian (rate of return) keseluruhan obligasi yang dihitung berdasarkan kenaikan/penurunan harga obligasi, akumulasi perolehan bunga berjalan (accrued interest) dan perolehan kupon tahunan yang reinvestasikan kembali.

(Baca: Data Penutupan Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) 18 Desember 2023)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags