Data Penutupan Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) 21 November 2023

Reli indeks obligasi komposit Indonesia (Indonesia Composite Bond Index/ICBI) terhenti pada penutupan Selasa (21/11). Pada saat yang sama, nilai mata uang rupiah dan laju dolar AS menguat setelah risalah pertemuan terbaru The Fed menunjukkan nada dovish.

Sarnita Sadya

22 Nov 2023 - 08.50

Data

Reli indeks acuan obligasi Indonesia atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) terhenti pada penutupan perdagangan Selasa (21/11). Berdasarkan data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), ICBI ditutup turun 0,06% atau 0,20 poin ke level 368,97.

Indeks obligasi komposit tersebut berbalik arah dari perdagangan enam hari sebelumnya yang ditutup menguat dengan akumulasi kenaikan 1,24% atau 4,53 poin pada perdagangan 15-20 November 2023. Sebelumnya, indeks obligasi komposit sempat melemah dengan akumulasi penurunan 0,13% atau 0,46 poin pada perdagangan 13-14 November 2023.

Meski demikian, jika dilihat pergerakan sepanjang bulan ini (month to date/mtd), pergerakan ICBI terpantau meningkat 2,27%. Secara tahun berjalan (year to date/ytd) hingga 21 November 2023, lajunya naik 7,02% dan secara tahunan (year on year/yoy) menguat 9,24%.

Pelemahan indeks acuan obligasi Indonesia pada perdagangan Selasa (21/11) tersebut juga sejalan dengan pelemahan kinerja indeks obligasi pemerintah dan korporasi.

Tercatat, indeks obligasi negara (INDOBeX Government Total Return/INDOBeXG-TR) menurun 0,06% atau 0,21 poin ke level 361,01 pada perdagangan Selasa (21/11). Meski demikian, pergerakannya terpantau naik 2,33% sepanjang bulan berjalan (mtd), tumbuh 7,06% sepanjang tahun berjalan (ytd), dan menguat 9,32% secara tahunan (yoy).

Kondisi yang sama juga terjadi pada indeks obligasi korporasi (INDOBeX Corporate Total Return/INDOBeXC-TR) yang terdepresiasi 0,02% atau 0,10 poin ke level 417,60 pada waktu perdagangan yang sama. Namun laju INDOBeXC-TR terpantau naik 1,44% sepanjang bulan berjalan (mtd), tumbuh 6,46% sepanjang tahun berjalan (ytd), dan menguat 8,20% secara tahunan.

Adapun pergerakan ICBI ini terjadi di tengah nilai mata uang rupiah dan laju dolar AS yang menguat pada penutupan perdagangan Selasa (21/11). Data kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan bahwa mata uang Garuda tersebut menguat 0,55% dari Rp15.504/US$ pada Senin (20/11) menjadi Rp15.419/US$ pada Selasa (21/11).

Sementara itu, indeks dolar AS terapresiasi 0,17% ke level 103,489 pada penutupan perdagangan yang sama. Meski demikian, mengutip Reuters, indeks dolar berada dalam gelombang penurunan setelah risalah pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve menunjukkan sinyal dovish. 

Dalam risalah dari rapat yang digelar pada 31 Oktober -1 November lalu itu menunjukkan para pejabat The Fed setuju untuk mengambil pendekatan hati-hati dalam menaikkan suku bunga AS di masa depan. Pejabat bank sentral AS itu juga mengatakan mereka hanya akan menaikkan suku bunga jika ada kemajuan dalam pengendalian inflasi.

Dalam laman resminya, PHEI menjelaskan bahwa Indonesia Bond Indexes atau INDOBeX merupakan indikator untuk mengukur pergerakan dan perkembangan harga ataupun yield obligasi. 

Indeks ini dapat dijadikan acuan untuk menggambarkan tren pergerakan pasar obligasi secara umum. INDOBeX mencakup seluruh obligasi berdenominasi Rupiah yang diterbitkan oleh Pemerintah maupun oleh pihak korporasi baik yang berupa obligasi konvensional maupun sukuk.

INDOBeX-Government adalah indeks obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan oleh pemerintah baik obligasi konvensional maupun sukuk. Sementara INDOBeX-Corporate adalah indeks obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan oleh korporasi baik obligasi konvensional maupun sukuk. 

Adapun TR atau total return menggambarkan pergerakan tingkat pengembalian (rate of return) keseluruhan obligasi yang dihitung berdasarkan kenaikan/penurunan harga obligasi, akumulasi perolehan bunga berjalan (accrued interest) dan perolehan kupon tahunan yang reinvestasikan kembali.

(Baca: Data Penutupan Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) 20 November 2023)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags