Data Penutupan Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) 22 November 2023

Indeks obligasi komposit Indonesia (Indonesia Composite Bond Index/ICBI) melemah pada penutupan perdagangan Rabu (22/11). Pada saat yang sama, nilai mata uang rupiah melemah sementara laju dolar AS menguat setelah data klaim baru tunjangan pengangguran pada pekan lalu turun lebih dari perkiraan.

Sarnita Sadya

23 Nov 2023 - 08.30

Data

Indeks acuan obligasi Indonesia atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) melemah pada penutupan perdagangan Rabu (22/11). Berdasarkan data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), ICBI ditutup turun 0,07% atau 0,26 poin ke level 368,71.

Indeks obligasi komposit tersebut melanjutkan lajunya dari perdagangan sehari sebelumnya yang ditutup turun 0,06% atau 0,20 poin pada 21 November 2023. Sebelumnya, indeks obligasi komposit sempat menguat dengan akumulasi kenaikan 1,24% atau 4,53 poin pada 15-20 November 2023.

Meski demikian, jika dilihat pergerakan sepanjang bulan ini (month to date/mtd), pergerakan ICBI terpantau meningkat 2,20%. Secara tahun berjalan (year to date/ytd) hingga 22 November 2023, lajunya naik 6,94% dan secara tahunan (year on year/yoy) menguat 9,06%.

Pelemahan indeks acuan obligasi Indonesia pada perdagangan Rabu (22/11) tersebut juga sejalan dengan pelemahan kinerja indeks obligasi pemerintah dan korporasi.

Tercatat, indeks obligasi negara (INDOBeX Government Total Return/INDOBeXG-TR) menurun 0,07% atau 0,27 poin ke level 360,74 pada perdagangan Rabu (22/11). Meski demikian, pergerakannya terpantau naik 2,26% sepanjang bulan berjalan (mtd), tumbuh 6,98% sepanjang tahun berjalan (ytd), dan menguat 9,13% secara tahunan (yoy).

Kondisi yang sama juga terjadi pada indeks obligasi korporasi (INDOBeX Corporate Total Return/INDOBeXC-TR) yang terdepresiasi 0,01% atau 0,05 poin ke level 417,55 pada waktu perdagangan yang sama. Namun laju INDOBeXC-TR terpantau naik 1,43% sepanjang bulan berjalan (mtd), tumbuh 6,45% sepanjang tahun berjalan (ytd), dan menguat 8,17% secara tahunan.

Adapun pergerakan ICBI ini terjadi di tengah nilai mata uang rupiah yang melemah dan laju dolar AS yang menguat pada penutupan perdagangan Rabu (22/11). Data kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan bahwa mata uang Garuda tersebut melemah 0,11% dari Rp15.419/US$ pada Selasa (21/11) menjadi Rp15.436/US$ pada Rabu (22/11).

Sementara itu, indeks dolar AS terapresiasi 0,30% ke level 103,760 pada penutupan perdagangan yang sama. Melansir Reuters, indeks dolar AS rebound dari level terendah dalam 2,5 bulan setelah data ekonomi menunjukkan bahwa jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru tunjangan pengangguran pada pekan lalu turun lebih dari perkiraan.

Berdasarkan data Departemen Tenaga Kerja AS pada Rabu (22/11), klaim awal tunjangan pengangguran negara turun 24.000 menjadi 209.000 per pekan yang berakhir pada Sabtu (18/11). Sementara ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan jumlah klaim tersebut sebesar 226.000.

Dalam laman resminya, PHEI menjelaskan bahwa Indonesia Bond Indexes atau INDOBeX merupakan indikator untuk mengukur pergerakan dan perkembangan harga ataupun yield obligasi. 

Indeks ini dapat dijadikan acuan untuk menggambarkan tren pergerakan pasar obligasi secara umum. INDOBeX mencakup seluruh obligasi berdenominasi Rupiah yang diterbitkan oleh Pemerintah maupun oleh pihak korporasi baik yang berupa obligasi konvensional maupun sukuk.

INDOBeX-Government adalah indeks obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan oleh pemerintah baik obligasi konvensional maupun sukuk. Sementara INDOBeX-Corporate adalah indeks obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan oleh korporasi baik obligasi konvensional maupun sukuk. 

Adapun TR atau total return menggambarkan pergerakan tingkat pengembalian (rate of return) keseluruhan obligasi yang dihitung berdasarkan kenaikan/penurunan harga obligasi, akumulasi perolehan bunga berjalan (accrued interest) dan perolehan kupon tahunan yang reinvestasikan kembali.

(Baca: Data Penutupan Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) 21 November 2023)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags