Data Penutupan Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) 24 November 2023

Indeks obligasi komposit Indonesia (Indonesia Composite Bond Index/ICBI) berbalik melemah pada penutupan perdagangan Jumat (24/11). Pada saat yang sama, nilai mata uang rupiah dan laju dolar AS melemah di tengah ekspektasi perlambatan ekonomi pada kuartal keempat.

Sarnita Sadya

27 Nov 2023 - 08.19

Data

Indeks acuan obligasi Indonesia atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) berbalik melemah pada penutupan perdagangan Jumat (24/11). Berdasarkan data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), ICBI ditutup turun 0,02% atau 0,08 poin ke level 369,14.

Indeks obligasi komposit tersebut berbalik arah dari perdagangan sehari sebelumnya yang ditutup menguat 0,14% atau 0,51 poin pada 23 November 2023. Sebelumnya, indeks obligasi komposit sempat melemah dengan akumulasi penurunan 0,13% atau 0,46 poin pada 21-22 November 2023.

Meski demikian jika dilihat pergerakan sepanjang bulan ini (month to date/mtd), pergerakan ICBI terpantau meningkat 2,32%. Secara tahun berjalan (year to date/ytd) hingga 24 November 2023, lajunya naik 7,07% dan secara tahunan (year on year/yoy) menguat 8,51%.

Pelemahan indeks acuan obligasi Indonesia pada perdagangan Jumat (24/11) tersebut juga sejalan dengan penurunan kinerja indeks obligasi pemerintah dan terbatasnya pergerakan indeks obligasi korporasi.

Tercatat, indeks obligasi negara (INDOBeX Government Total Return/INDOBeXG-TR) menurun 0,02% atau 0,09 poin ke level 361,17 pada perdagangan Jumat (24/11). Namun pergerakannya terpantau naik 2,38% sepanjang bulan berjalan (mtd), tumbuh 7,11% sepanjang tahun berjalan (ytd), dan menguat 8,55% secara tahunan (yoy).

Sementara indeks obligasi korporasi (INDOBeX Corporate Total Return/INDOBeXC-TR) terpantau terapresiasi 0,01% atau 0,06 poin ke level 417,91 pada waktu perdagangan yang sama. Laju INDOBeXC-TR juga terpantau naik 1,52% sepanjang bulan berjalan (mtd), tumbuh 6,54% sepanjang tahun berjalan (ytd), dan menguat 7,91% secara tahunan.

Adapun pergerakan ICBI ini terjadi di tengah nilai mata uang rupiah dan laju dolar AS yang melemah pada penutupan perdagangan Jumat (24/11). Data kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan bahwa mata uang Garuda tersebut melemah 0,06% dari Rp15.584/US$ pada Kamis (23/11) menjadi Rp15.593/US$ pada Jumat (24/11).

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,50% ke level 103,304 pada penutupan perdagangan yang sama. Melansir Reuters, kondisi ini terjadi di tengah berita stabilnya aktivitas bisnis AS pada November sementara lapangan kerja di sektor swasta menurun sejalan dengan ekspektasi perlambatan ekonomi pada kuartal keempat.

S&P Global menyebutkan pada Jumat (24/11) bahwa indeks output PMI komposit AS tidak berubah di level 50,7 pada bulan ini karena peningkatan tipis aktivitas sektor jasa mengimbangi kontraksi di bidang manufaktur. Selain itu, kurangnya pertumbuhan pesanan yang kuat membuat dunia usaha kehilangan pekerja yang ditunjukkan oleh indeks ketenagakerjaan yang turun menjadi 49,7 pada November dari 51,3 pada Oktober, atau merupakan kontraksi pertama sejak Juni 2020.

Dalam laman resminya, PHEI menjelaskan bahwa Indonesia Bond Indexes atau INDOBeX merupakan indikator untuk mengukur pergerakan dan perkembangan harga ataupun yield obligasi. 

Indeks ini dapat dijadikan acuan untuk menggambarkan tren pergerakan pasar obligasi secara umum. INDOBeX mencakup seluruh obligasi berdenominasi Rupiah yang diterbitkan oleh Pemerintah maupun oleh pihak korporasi baik yang berupa obligasi konvensional maupun sukuk.

INDOBeX-Government adalah indeks obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan oleh pemerintah baik obligasi konvensional maupun sukuk. Sementara INDOBeX-Corporate adalah indeks obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan oleh korporasi baik obligasi konvensional maupun sukuk. 

Adapun TR atau total return menggambarkan pergerakan tingkat pengembalian (rate of return) keseluruhan obligasi yang dihitung berdasarkan kenaikan/penurunan harga obligasi, akumulasi perolehan bunga berjalan (accrued interest) dan perolehan kupon tahunan yang reinvestasikan kembali.

(Baca: Data Penutupan Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) 23 November 2023)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags