Data Penutupan Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) 6 November 2023

Reli indeks obligasi komposit Indonesia (Indonesia Composite Bond Index/ICBI) terus berlanjut pada penutupan Senin (6/11). Pada saat yang sama, nilai mata uang rupiah dan laju dolar AS menguat di tengah penantian pasar terhadap sinyal dari para pejabat The Fed terkait kebijakan suku bunga mendatang.

Sarnita Sadya

7 Nov 2023 - 08.50

Data

Reli indeks acuan obligasi Indonesia atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) terus berlanjut pada penutupan perdagangan Senin (6/11). Berdasarkan data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), ICBI ditutup naik 0,50% atau 1,83 poin ke level 366,63.

Indeks obligasi komposit tersebut melanjutkan lajunya dari perdagangan 10 hari sebelumnya yang ditutup menguat dengan akumulasi kenaikan 1,64% atau 5,94 poin pada 27 Oktober - 5 November 2023. Sebelumnya, indeks obligasi komposit sempat melemah 0,25% atau 0,90 poin pada 26 Oktober 2023.

Jika dilihat pergerakan sepanjang bulan ini (month to date/mtd), pergerakan ICBI terpantau meningkat 1,62%. Secara tahun berjalan (year to date/ytd) hingga 6 November 2023, lajunya naik 6,34% dan secara tahunan (year on year/yoy) menguat 10,30%.

Penguatan indeks acuan obligasi Indonesia pada perdagangan Senin (6/11) tersebut juga sejalan dengan penguatan kinerja return obligasi pemerintah dan korporasi.

Tercatat, indeks obligasi negara (INDOBeX Government Total Return/INDOBeXG-TR) meningkat 0,52% atau 1,85 poin ke level 358,68 pada perdagangan Senin (6/11). Pergerakannya pun terpantau naik 1,67% sepanjang bulan berjalan (mtd), tumbuh 6,37% sepanjang tahun berjalan (ytd), dan menguat 10,43% secara tahunan (yoy).

Kondisi yang sama juga terjadi pada indeks obligasi korporasi (INDOBeX Corporate Total Return/INDOBeXC-TR) yang terapresiasi 0,30% atau 1,24 poin ke level 415,57 pada waktu perdagangan yang sama. Laju INDOBeXC-TR juga terpantau naik 0,95% sepanjang bulan berjalan (mtd), tumbuh 5,95% sepanjang tahun berjalan (ytd), dan menguat 8,69% secara tahunan.

Adapun pergerakan ICBI ini terjadi di tengah nilai mata uang rupiah dan laju dolar AS yang menguat pada penutupan perdagangan Senin (6/11). Berdasarkan data Kurs Tengah Bank Indonesia, mata uang Garuda tercatat menguat 0,57% dari Rp15.861/US$ pada Jumat (3/11) menjadi Rp15.771/US$ pada Senin (6/11).

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau naik 0,18% ke level 105,046 pada penutupan perdagangan yang sama. Melansir Reuters, penguatan dolar AS terjadi setelah greenback jatuh ke level terendah dalam hampir 6 minggu di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa The Fed akan selesai menaikkan suku bunga. Adapun pasar saat ini tengah menanti sinyal dari para pejabat The Fed terkait kebijakan suku bunga pada pertemuan mendatang.

Dalam laman resminya, PHEI menjelaskan bahwa Indonesia Bond Indexes atau INDOBeX merupakan indikator untuk mengukur pergerakan dan perkembangan harga ataupun yield obligasi. 

Indeks ini dapat dijadikan acuan untuk menggambarkan tren pergerakan pasar obligasi secara umum. INDOBeX mencakup seluruh obligasi berdenominasi Rupiah yang diterbitkan oleh Pemerintah maupun oleh pihak korporasi baik yang berupa obligasi konvensional maupun sukuk.

INDOBeX-Government adalah indeks obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan oleh pemerintah baik obligasi konvensional maupun sukuk. Sementara INDOBeX-Corporate adalah indeks obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan oleh korporasi baik obligasi konvensional maupun sukuk. 

Adapun TR atau total return menggambarkan pergerakan tingkat pengembalian (rate of return) keseluruhan obligasi yang dihitung berdasarkan kenaikan/penurunan harga obligasi, akumulasi perolehan bunga berjalan (accrued interest) dan perolehan kupon tahunan yang reinvestasikan kembali.

(Baca: Data Penutupan Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) 3 November 2023)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags