Data Penutupan Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) 7 Desember 2023

Indeks obligasi komposit Indonesia (Indonesia Composite Bond Index/ICBI) turun tipis pada penutupan Kamis (7/12). Pada saat yang sama, nilai mata uang rupiah stabil sementara laju dolar AS melemah menjelang perilisan data non-farm payrolls AS yang mana pedagang berharap pasar kerja yang lebih lemah.

Sarnita Sadya

8 Des 2023 - 08.49

Data

Indeks acuan obligasi Indonesia atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) bergerak terbatas pada penutupan perdagangan Kamis (7/12). Berdasarkan data Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), ICBI ditutup turun tipis 0,04% atau 0,16 poin ke level 371,06.

Indeks obligasi komposit tersebut berbalik arah dari perdagangan sehari sebelumnya yang ditutup naik 0,08% atau 0,30 poin pada 6 Desember 2023. Sebelumnya, indeks obligasi komposit juga sempat turun 0,03% atau 0,11 poin pada 5 Desember 2023.

Meski demikian, jika dilihat pergerakan sepanjang bulan ini (month to date/mtd), pergerakan ICBI terpantau meningkat 0,26%. Secara tahun berjalan (year to date/ytd) hingga 7 Desember 2023, lajunya naik 7,62% dan secara tahunan (year on year/yoy) menguat 8,29%.

Pelemahan indeks acuan obligasi Indonesia pada perdagangan Kamis (7/12) tersebut juga sejalan dengan penurunan kinerja indeks obligasi pemerintah dan korporasi.

Tercatat, indeks obligasi negara (INDOBeX Government Total Return/INDOBeXG-TR) menurun 0,05% atau 0,17 poin ke level 363,07 pada penutupan perdagangan Kamis (7/12). Namun, pergerakannya terpantau naik 0,26% sepanjang bulan berjalan (mtd), tumbuh 7,67% sepanjang tahun berjalan (ytd), dan menguat 8,34% secara tahunan (yoy).

Kondisi yang sama juga terjadi pada indeks obligasi korporasi (INDOBeX Corporate Total Return/INDOBeXC-TR) yang terdepresiasi 0,004% atau 0,02 poin ke level 419,71 pada waktu perdagangan yang sama. Meski demikian, laju INDOBeXC-TR terpantau naik 0,20% sepanjang bulan berjalan (mtd), tumbuh 7,00% sepanjang tahun berjalan (ytd), dan menguat 7,57% secara tahunan.

Adapun pergerakan ICBI ini terjadi di tengah nilai mata uang rupiah yang stagnan dan laju dolar AS yang melemah pada penutupan perdagangan Kamis (7/12). Data kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan bahwa mata uang Garuda tersebut stabil di Rp15.446/US$ pada Kamis (7/12).

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,48% ke level 103,609 pada penutupan perdagangan yang sama. Melansir Reuters, pelemahan dolar terjadi menjelang perilisan data non-farm payrolls AS yang mana para pedagang memperkirakan adanya tanda-tanda pasar kerja yang lebih lemah dan ini meningkatkan peluang terhadap penurunan suku bunga The Fed secepatnya pada Maret.

Menurut FedWatch Tool CME, peluang penurunan suku bunga sebesar 62% pada Maret, tetapi jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa suku bunga tidak berubah hingga setidaknya bulan Juli. Adapun imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun juga telah mendekati posisi terendah dalam tiga bulan.

Dalam laman resminya, PHEI menjelaskan bahwa Indonesia Bond Indexes atau INDOBeX merupakan indikator untuk mengukur pergerakan dan perkembangan harga ataupun yield obligasi. 

Indeks ini dapat dijadikan acuan untuk menggambarkan tren pergerakan pasar obligasi secara umum. INDOBeX mencakup seluruh obligasi berdenominasi Rupiah yang diterbitkan oleh Pemerintah maupun oleh pihak korporasi baik yang berupa obligasi konvensional maupun sukuk.

INDOBeX-Government adalah indeks obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan oleh pemerintah baik obligasi konvensional maupun sukuk. Sementara INDOBeX-Corporate adalah indeks obligasi berdenominasi rupiah yang diterbitkan oleh korporasi baik obligasi konvensional maupun sukuk. 

Adapun TR atau total return menggambarkan pergerakan tingkat pengembalian (rate of return) keseluruhan obligasi yang dihitung berdasarkan kenaikan/penurunan harga obligasi, akumulasi perolehan bunga berjalan (accrued interest) dan perolehan kupon tahunan yang reinvestasikan kembali.

(Baca: Data Penutupan Indeks Obligasi Indonesia (ICBI) 5 Desember 2023)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags