Enam Sektor Positif, IHSG Lanjut Menguat

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali parkir di zona hijau pada akhir perdagangan Kamis (18/8). Penguatan IHSG ditopang oleh kenaikan enam indeks sektoral.

Gita Arwana Cakti & Haratwadi Handoko

18 Agt 2022 - 18.44

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,74% atau 53,11 poin ke posisi 7.186,56 pada perdagangan Kamis (18/8). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang 7.125,47 hingga 7.186,56.

Penguatan IHSG ditopang oleh kenaikan enam indeks sektoral. Indeks sektor energi memimpin penguatan sebesar 1,21% atau 21,75 poin ke level 1.815,37.

Sementara itu, lima indeks sektoral lainnya melemah. Indeks sektor barang baku paling tertekan hingga 0,57% atau 7,58 poin ke level 1.316,28.


Sektor Energi

Indeks sektor energi memimpin penguatan sebesar 1,21% atau 21,75 poin ke level 1.815,37 pada akhir perdagangan Kamis (18/8). Indeks melejit setelah bergerak di rentang 1.793,62-1.829,73.

Sejumlah saham yang ikut mendorong sektor energi, antara lain PT Batulicin Nusantara Maritim Tbk. (BESS) melonjak 7,63% atau 18 poin ke level 254, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 5,93% atau 8 poin ke level 143, dan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) naik 3,17% atau 100 poin ke level 3.250.

Emiten pertambangan Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) berencana melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement pada 19 Agustus 2022. Aksi private placement BUMI dalam rangka perbaikan posisi keuangan dan pelaksanaan konversi atas obligasi wajib konversi (OWK).

Adapun, hasil pelaksanaan private placement akan diumumkan pada 23 Agustus 2022. Rencananya, BUMI melepas 5,1 miliar saham seri C dengan nilai Rp50 per saham. 

Private placement BUMI akan dilaksanakan dengan harga pelaksanaan Rp80 per saham atau di bawah harga pasar saat ini. Harga tersebut berlaku terhadap pelaksanaan hak konversi OWK. Dengan demikian, total transaksi mencapai Rp408 miliar.

Seluruh saham baru yang akan diterbitkan dalam private placement akan diambil bagian oleh pemegang OWK terkait dalam rangka pelaksanaan hak konversi. Jumlah modal saham ditempatkan dan modal disetor perseroan akan meningkat dari 134,9 miliar menjadi sebanyak 140 miliar.


Sektor Barang Baku

Indeks sektor barang baku paling tertekan hingga 0,57% atau 7,58 poin ke level 1.316,28 pada akhir perdagangan Kamis (18/8). Indeks tertekan setelah bergerak di rentang 1.308,87-1.327,75.

Sejumlah saham yang ikut menekan indeks sektor barang baku, antara lain PT Slj Global Tbk. (SULI) turun 6,90% atau 6 poin ke 81, PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC) terkoreksi 2,38% atau 2 poin ke 82, dan PT Avia Avian Tbk. (AVIA) melemah 1,13% atau 10 poin ke 875.

Sepanjang semester I/2022, emiten produsen logam dasar PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC) membukukan penurunan kinerja usaha. Penjualan ZINC tercatat turun 18% secara tahunan (yoy) menjadi Rp411,35 miliar. Adapun, laba bersih perseroan anjlok 68% (yoy) menjadi Rp28,27 miliar.

Direktur ZINC Evelyne Kioe mengatakan, pihaknya akan menggenjot produksi dengan target galena berkadar tinggi pada semester II/2022. Ini guna mengangkat kembali kinerja perusahaan yang tengah mengalami penurunan laba bersih pada paruh pertama tahun ini.

Manajemen ZINC juga menyatakan awal tahun 2022 merupakan tahun yang cukup menantang. Hal itu disebabkan oleh ekonomi global yang menyusut imbas perang Rusia-Ukraina.

Walaupun harga timbal dan Seng sempat meningkat, koreksi terhadap harga kedua komoditas tersebut kembali terjadi pada kuartal II/2022. Seiring dengan itu, mayoritas harga bahan baku minyak, angkutan, dan lainnya juga naik berkali lipat akibat tingginya inflasi dan kelangkaan pasokan. Ini memberikan dampak negatif terhadap kinerja perseroan di kedua sisi.


Sektor Perindustrian

Indeks sektor perindustrian ikut menguatkan IHSG dengan ditutup melesat 1,15% atau 15,07 poin ke level 1.330,62 pada akhir perdagangan Kamis (18/8). Indeks melesat setelah bergerak di rentang 1.309,41-1.330,62.

Sejumlah saham yang ikut menopang sektor perindustrian, antara lain PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) melejit 10% atau 7 poin ke level 77, PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) melonjak 7,69% atau 28 poin ke level 392, dan PT Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG) menguat 0,83% atau 50 poin ke level 6.050.

Dari dalam negeri, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) telah menyalurkan 511.892 megawatt hour (MWh) listrik hijau hingga Juni 2022. Hal itu dilakukan melalui layanan sertifikat energi baru terbarukan (EBT) atau renewable energy certificate (REC) kepada lebih dari 160 pelanggan bisnis dan industri.

Manajemen PLN menyatakan, pencapaian tersebut sebagai bukti nyata kolaborasi perseroan dengan para pelaku industri untuk mendukung transisi energi bersih di tanah air. Pendapatan dari REC nantinya dialokasikan untuk pengembangan EBT. 

Melalui REC, PLN menghadirkan opsi pengadaan untuk pemenuhan target sampai dengan 100% penggunaan energi terbarukan. PLN juga memastikan energi yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT yang diverifikasi oleh sistem tracking internasional, APX TIGRs di California, Amerika Serikat. 

Tak hanya dari PLN, sumber pasokan listrik untuk layanan REC juga berasal dari pembangkit listrik EBT milik pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP).


Sektor Barang Konsumen Primer

Indeks sektor barang konsumen primer berakhir di zona hijau dengan ditutup menguat 0,96% atau 6,77 poin ke level 711,71-702,41 pada akhir perdagangan Kamis (18/8). Indeks menguat setelah bergerak di rentang 702,41-711,71.

Sejumlah saham yang ikut menguatkan indeks sektor barang konsumen primer, antara lain PT Toba Surimi Industries Tbk. (CRAB) meroket 16,24% atau 38 poin ke level 272, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) melonjak 7,31% atau 110 poin ke level 1.615, dan PT Mustika Ratu Tbk. (MRAT) menguat 3,57% atau 10 poin ke level 290.

Peluang penguatan kinerja keuangan dan saham emiten unggas, seperti JPFA, CPIN, dan MAIN masih terbuka pada semester II/2022. Mengutip Bisnis.com, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora memperkirakan, potensi pemulihan kinerja emiten unggas masih terbuka seiring adanya ekspor ayam ke Singapura.

Hal senada juga diungkapkan oleh analis Ciptadana Sekuritas Michael Filbery. Dalam laporannya dia memperkirakan kinerja JPFA masih berpeluang membaik seiring dengan prospek pertumbuhan volume penjualan ayam pedaging pada semester II/2022. 

Ditambah lagi, kenaikan rata-rata harga jual segmen pakan pada paruh kedua tahun ini berpotensi menopang kinerja JPFA. Selain itu, harga jagung diproyeksi bertahan di level tinggi dan dapat dimanfaatkan sebagai momentum memulihkan margin segmen pakan.

Sementara itu, Michael memprediksi kinerja MAIN masih akan mengalami tekanan hingga akhir tahun. Proyeksi itu seiring dengan tren penurunan harga DOC akibat berakhirnya kebijakan afkir (culling) dan kenaikan minyak dunia. Di 

sisi lain, segmen makanan olahan dapat menjadi penopang penerimaan perusahaan di tengah volatilitas sentimen yang membayangi sektor DOC dan ayam pedaging.


Sektor Kesehatan

Indeks sektor kesehatan menghambat kenaikan IHSG dengan ditutup turun 0,48% atau 6,78 poin ke level 1.399,57 pada akhir perdagangan Kamis (18/8). Indeks turun setelah bergerak di rentang 1.394,54-1.417,27.

Sejumlah saham yang ikut memberatkan sektor kesehatan, antara lain PT Metro Healthcare Indonesia Tbk. (CARE) melemah 5,22% atau 24 poin ke level 436, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME) terkoreksi 3,35% atau 14 poin ke level 404, dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) turun 0,79% atau 20 poin ke level 2.500.

Mayoritas emiten kesehatan sektor farmasi dan rumah sakit mencatatkan penurunan profitabilitas sepanjang semester I/2022. Inovasi emiten di tengah fase normalisasi akan menentukan potensi pertumbuhan ke depan. 

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, 7 dari 11 emiten rumah sakit dan farmasi yang telah menyampaikan laporan keuangan per semester I/2022 mengantongi penurunan laba bersih. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) dan PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) kompak mengalami penurunan laba bersih. 

Laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk MIKA menyusut 13,27% (YoY) menjadi Rp529,76 miliar. Sedangkan, HEAL mengantongi laba bersih Rp164,38 miliar atau anjlok 69,82% (yoy). 

Di sisi lain, laba bersih PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) naik 9,33% (yoy) menjadi Rp1,63 triliun. Selain itu, laba bersih PT Phapros Tbk. (PEHA) tumbuh 6,91% (yoy) menjadi Rp11,14 miliar.

Tekanan laba bersih emiten di sektor ini salah satunya akibat kenaikan harga bahan baku yang telah bergerak naik sejak awal tahun. Transisi menuju endemi Covid-19 menjadi tantangan bagi emiten kesehatan pada 2022. Terlebih, emiten farmasi juga mengalami tekanan bahan baku obat.


Sektor Teknologi

Indeks sektor teknologi berakhir di zona merah dengan melemah 0,4% atau 32,68 poin ke level 8.052,49 pada akhir perdagangan Kamis (18/8). Indeks melemah setelah bergerak di rentang 7.936,51-8.138,28.

Sejumlah saham yang ikut membebani sektor teknologi, antara lain PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) terkoreksi 3,28% atau 65 poin ke level 1.915, PT Telefast Indonesia Tbk. (TFAS) turun 3,28% atau 110 poin ke level 3.240, dan PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) melemah 1,61% atau 40 poin ke level 2.450.

Emiten milik konglomerat keluarga Sariaatmadja, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) atau Emtek diketahui telah resmi menjual saham DANA ke Lazada. Corporate Secretary Emtek Titi Maria Rusli menyampaikan, PT Kreatif Media Karya (KMK) yang 99,99% sahamnya dikuasai EMTK menjual sebagian sahamnya di PT Elang Andalan Nusantara (EAN) sebagai penyedia aplikasi dompet digital DANA.

Adapun, pembeli saham EAN adalah Lazadapay Holdings Pte. Ltd dengan nilai transaksi US$304,5 juta. Dengan estimasi kurs Jisdor 14.875 pada 10 Agustus 2022, maka total transaksi mencapai Rp4,53 triliun. 

Setelah transaksi, kepemilikan saham KMK di EAN akan mengalami penurunan jumlah. Di sisi lain, KMK akan memperoleh hasil penjualan saham yang berpengaruh positif terhadap kas KMK dan juga Emtek.

Sementara itu, DANA Indonesia (PT Espay Debit Indonesia Koe) mengumumkan penyelesaian transaksi investasi dari entitas Grup Sinar Mas dan Lazada Group yang dipercaya senilai US$200 juta. Jumlah itu setara dengan Rp2,87 triliun.

(Baca: Parkir di Zona Hijau, IHSG Dekati Level 7.200)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags