Hanya Tiga Sektor Menghijau, IHSG Kembali ke Zona Merah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan Jumat (15/7). Pelemahan IHSG tertekan oleh penurunan delapan indeks sektoral.

Gita Arwana Cakti & Haratwadi Handoko

15 Jul 2022 - 23.00

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah 0,57% atau 38,18 poin ke posisi 6.651,91 pada perdagangan Jumat (15/7). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di level terendah 6.645,90 hingga tertinggi 6.716,96.

Pelemahan IHSG tertekan oleh penurunan delapan indeks sektoral. Indeks sektor energi melemah paling dalam hingga 2,87% atau 48,12 poin ke level 1.626,38.

Sementara itu, tiga indeks sektoral lainnya menguat. Indeks sektor keuangan memimpin penguatan sebesar 0,97% atau 13,55 poin ke level 1.407,79.


Sektor Energi

Indeks sektor energi paling tertekan hingga 2,87% atau 48,12 poin ke level 1.626,38 pada akhir perdagangan Jumat (15/7). Indeks jatuh setelah bergerak di rentang 1.624,84-1.674,50.

Saham-saham yang ikut menekan indeks sektor energi, antara lain PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) turun 6,93% atau 115 poin ke level 1.545, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) terkoreksi 6,73% atau 100 poin ke level 1.385, dan PT Astrindo Nusantara Infrasruktur Tbk. (BIPI) tertekan 6,38% atau 9 poin ke level 132.

Peningkatan risiko keamanan pangan hingga krisis energi membuat kondisi global semakin mengkhawatirkan akibat dampak perang Rusia melawan Ukraina, sanksi, dan pembatasan ekspor. Hal tersebut diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam pertemuan ketiga Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Indonesia. 

Sri Mulyani mengungkapkan, situasi pada pertemuan FMCBG G20 Indonesia kali ini sangat menantang. Situasi ekstrem terkait krisis energi tecermin dari kenaikan harga minyak mentah yang meroket 350% dalam kurun dua tahun.

Sementara itu, harga gas alam di Eropa meningkat 60% dalam dua minggu. Dia pun menyatakan bahwa seluruh kondisi tersebut semakin memperburuk dampak pandemi Covid-19. 

Krisis energi sekaligus membuat situasi ekonomi global dihantui berbagai tantangan. Dia pun mengajak para menteri keuangan dan bank sentral negara G20 untuk mengatasi permasalahan ini bersama-sama.


Sektor Perindustrian

Indeks sektor perindustrian ikut menjadi penekan utama IHSG dengan ditutup terkoreksi 1,36% atau 16,28 poin ke level 1.179,96 pada akhir perdagangan Jumat (15/7). Indeks terkoreksi setelah bergerak di rentang 1.176,47-1.196,24.

Sejumlah saham yang ikut memberatkan indeks sektor perindustrian, antara lain PT Harapan Duta Pertiwi Tbk. (HOPE) anjlok 6,72% atau 8 poin ke level 111, PT ABM Investama Tbk. (ABMM) turun 3,48% atau 80 poin ke level 2.220, dan PT Astra International Tbk. (ASII) melemah 2,46% atau 150 poin ke level 5.950.

Kelangkaan semikonduktor yang masih terjadi membayangi kinerja penjualan otomotif di tanah air, termasuk bagi PT Astra International Tbk. (ASII). Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales memang mengalami pertumbuhan secara bulanan sebesar 60,08% menjadi 79.168 unit pada Juni 2022.

Namun, jika dilihat tren selama tahun berjalan, penjualan mobil domestik pada Juni 2022 tidak seperti ketika Januari sampai April yang berada di atas 80.000 unit. Dari data penjualan wholesales tersebut, ASII membukukan pangsa pasar tertinggi sebesar 60% dengan pertumbuhan bulanan sebesar 104% pada Juni 2022 .

Gaikindo mengatakan, realisasi penjualan pada bulan lalu sudah menunjukkan pemulihan permintaan. Namun, masalah kelangkaan semikonduktor sangat mengganggu roda produksi. 

Beberapa tipe mobil yang diminati masyarakat harus terbatas pembuatannya karena tidak ada semikonduktor. Sentimen negatif lain juga ikut menekan industri otomotif dalam negeri, seperti inflasi, melemahnya rupiah, dan perang Rusia-Ukraina.


Sektor Barang Konsumen Primer

Indeks sektor barang konsumen primer ditutup melemah 0,95% atau 6,71 poin ke level 702,42 pada akhir perdagangan Jumat (15/7). Indeks melemah setelah bergerak di rentang 700,87-709,14.

Sejumlah saham yang ikut membebani indeks sektor barang konsumen primer, antara lain PT Mustika Ratu Tbk. (MRAT) turun 6,67% atau 18 poin ke level 252, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) melemah 4,37% atau 85 poin ke level 1.860, dan PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) tergelincir 1,92% atau 175 poin ke level 8.925.

Sepanjang kuartal I/2022, produksi CPO PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) tercatat menurun. Per Maret 2022, produksi CPO perseroan turun 18,7% (yoy) menjadi 286.000 ton. Hal tersebut diiringi dengan penurunan panen kelapa sawit sebesar 21,0% dari 1,07 juta ton menjadi 848.000 ton..

Manajemen mengatakan, penurunan tersebut masih merupakan imbas melemahnya produktivitas tanaman akibat kemarau panjang pada 2019. Namun, pendapatan perseroan masih meningkat 30,7% menjadi Rp6,6 triliun. 

Kenaikan tersebut sejalan dengan peningkatan harga jual CPO sebesar 52,7%. Adapun, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik saham tercatat melesat 197,6% (yoy) menjadi Rp483,5 miliar pada Maret 2022.


Sektor Barang Konsumen Non-Primer

Indeks sektor barang konsumen non-primer ditutup menguat 0,41% atau 3,51 poin ke level 865,72 pada akhir perdagangan Jumat (15/7). Indeks naik setelah bergerak di rentang 862,20-869,13.

Sejumlah saham yang ikut mendorong indeks sektor barang konsumen non-primer, antara lain PT Bali Bintang Sejahtera Tbk. (BOLA) melejit 13,64% atau 36 poin ke level 300, PT Mahaka Media Tbk. (ABBA) melambung 10,38% atau 22 poin ke level 234, dan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) naik 2,87% atau 25 poin ke level 895.

Emiten media rintisan Erick Thohir, PT Mahaka Media Tbk. (ABBA) dan PT Mahaka Radio Integra Tbk. (MARI) tengah menyiapkan sejumlah strategi untuk menekan kerugian sejak pandemi Covid-19. Keduanya menargetkan peningkatan kinerja perusahan lebih besar dari proyeksi pertumbuhan ekonomi dan belanja iklan industri media pada tahun ini.

Melalui laporan keuangan, ABBA yang melakukan rebranding perusahaan menjadi Mahaka X membukukan peningkatan kinerja secara tahunan per 31 Desember 2021, meski masih rugi. Pendapatan bersih perseroan naik 6,41% (yoy) dari Rp158,61 miliar menjadi Rp168,79 miliar pada 2021. 

Pertumbuhan pendapatan dialami oleh bisnis event organizer dan sewa masing-masing sebesar Rp39,16 miliar dan Rp16,28 miliar. Berbanding terbalik, pendapatan dari lini bisnis lain mencatatkan penurunan, seperti sirkulasi, iklan surat kabar, buku, media buying, dan penyiaran televisi. 

Adapun, manajemen Mahaka X memaparkan strategi perseroan pada tahun ini fokus kepada media dan teknologi digital melalui empat pilar, yaitu konten dan publisher, layanan marketing, kreator dan komunitas, serta conversational dan commerce.


Sektor Keuangan

Indeks sektor keuangan paling menguat sebesar 0,97% atau 13,55 poin ke level 1.407,79 pada akhir perdagangan Jumat (15/7). Indeks menguat setelah bergerak di rentang 1.393,93-1.420,17.

Saham-saham yang ikut menopang indeks sektor keuangan, antara lain PT Trimegah Securities Tbk. (TRIM) melonjak 12,61% atau 28 poin ke level 250, PT Bank Yudha Bhakti Tbk. (BBYB) melejit 9,28% atau 110 poin ke level 1.295, dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) menguat 4,61% atau 400 poin ke level 9.075.

Penguatan tata kelola lembaga keuangan dinilai menjadi kunci percepatan pemulihan ekonomi setelah hampir seluruh sektor usaha terdampak pandemi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat keluwesan dalam menghadapi digitalisasi juga turut memegang faktor kunci. 

Dalam side event G20 yang digelar Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan bahwa setelah pandemi Covid-19, praktik tata kelola perusahaan semakin penting. Pasalnya, lembaga keuangan perlu menyesuaikan model bisnis di tengah lingkungan yang cepat berubah akibat digitalisasi.

Menurutnya, lembaga keuangan tidak hanya perlu untuk meningkatkan peluang. Mereka juga perlu merespons risiko baru yang disebabkan oleh perkembangan teknologi dan perubahan iklim. 

Adapun, Komite Basel telah merilis makalah konsultatif untuk prinsip manajemen dan pengawasan yang efektif terhadap risiko keuangan. Hal itu berkaitan dengan iklim dan perlakuan kehati-hatian yang diusulkan terhadap aset kripto. Lembaga keuangan pun perlu mengikuti bisnis, risiko, dan prinsip aturan yang sama untuk memitigasi risiko akibat digitalisasi.


Sektor Teknologi

Indeks sektor teknologi berakhir di zona hijau dengan ditutup terapresiasi 0,4% atau 30,51 poin ke level 7.635,85 pada akhir perdagangan Jumat (15/7). Indeks terapresiasi setelah bergerak di rentang 7.575,92-7.683,83.

Saham-saham yang ikut menguatkan indeks sektor teknologi, antara lain PT Indosterling Technomedia Tbk. (TECH) menguat 5,67% atau 425 poin ke level 7.925, PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) yang naik 0,79% atau 2 poin ke level 254, dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) terapresiasi 4,62% atau 75 poin ke level 1.700.

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) berencana memfokuskan ekspansi usaha ke sektor media dan layanan kesehatan. Emiten berkode saham EMTK itu pun telah menganggarkan belanja sekitar Rp700 miliar, lebih tinggi dari tahun lalu sebesar Rp450 miliar. Sebagian besar dana tersebut akan dialokasikan ke bisnis media dan layanan kesehatan perseroan.

Manajemen EMTK mengungkapkan bahwa bisnis media perseroan akan menyerap belanja modal paling besar tahun ini akibat kewajiban migrasi dari siaran televisi analog ke digital. Adapun, bisnis rumah sakit perseroan juga membutuhkan belanja modal dalam pembelian peralatan medis. Perseroan pun masih membuka peluang untuk menambah jumlah rumah sakit jika ada kesempatan dan memenuhi kriteria.

Di sisi lain, emiten teknologi PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) optimistis dapat menekan kerugian hingga akhir tahun ini. Manajemen emiten berkode saham BUKA mengatakan perseroan melihat kinerja masih berada pada jalur yang tepat. 

Menurutnya, perseroan kini sudah tidak lagi berada dalam fase memperbaiki kinerja perusahaan. Namun, BUKA dalam fase untuk terus menumbuhkan pendapatan.

(Baca: IHSG Tergelincir ke Zona Merah, Sektor Energi Jadi Pemantik)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags