IHSG Ditutup ke Rekor Tertinggi Lagi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menembus rekor tertinggi pada perdagangan Selasa (5/4), seiring dengan derasnya aliran dana investor asing. IHSG terpantau menguat 0,45% atau 32,08 poin melaju ke posisi 7.148,3.

Dyah Ayu Kartika

5 Apr 2022 - 17.05

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menembus rekor tertinggi pada perdagangan Selasa (5/4), seiring derasnya aliran dana investor asing. IHSG terpantau menguat 0,45% atau 32,08 poin melaju ke level tertinggi sepanjang masanya di 7.148,3. 

Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang harian 7.110,11 hingga 7.148,29. Tercatat 290 saham menguat, 241 saham melemah dan 151 saham bergerak stagnan. 

Kapitalisasi pasar mencapai Rp9.006,98 triliun dan nilai transaksi sebesar Rp12,48 triliun. Sektor teknologi menguat paling pesat dengan apresiasi sebesar 2,84%.

Laju IHSG yang menanjak salah satunya didukung oleh aksi beli bersih investor asing dengan net buy sebesar Rp917,07 miliar di seluruh pasar. Saham yang paling banyak diborong asing adalah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan net buy Rp268,1 miliar.

Posisinya diikuti saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) sebesar Rp196,1 miliar. Kemudian, asing mengoleksi saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dengan net buy masing-masing sebesar Rp101,26 miliar dan Rp100,73 miliar. 

Di sisi lain, investor asing justru melepas saham PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) dengan net sell Rp111,27 miliar. Terdapat pula saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) yang dilego asing berturut-turut senilai Rp40,46 miliar dan Rp34,65 miliar.

Penguatan IHSG sejalan dengan mayoritas bursa saham Asia yang bergerak di zona hijau. Indeks Straits Times memimpin penguatan dengan apresiasi 0,51%. 

Begitu pula bursa saham AS yang ditutup menghijau. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,3%, S&P 500 naik 0,81%, dan Nasdaq Composite melesat 1,9%.

Aset-aset berisiko tidak begitu responsif terhadap sinyal resesi yang muncul dari pembalikan kurva imbal hasil obligasi AS. Di samping itu, harga minyak mentah dunia terus meningkat dan berisiko menciptakan stagflasi. 

Adapun, melonjaknya harga emas hitam terjadi di tengah memanasnya situasi di Ukraina. Kanselir Jerman Olaf Scholz menyampaikan bahwa Negara Barat akan mengumumkan sanksi terbaru terhadap Rusia dalam beberapa hari ke depan.

Pada Rabu (6/4) dini hari, Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) akan menerbitkan risalah rapat The Federal Reserve (The Fed) periode Maret 2022. Risalah tersebut akan memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada pelaku pasar tentang bagaimana The Fed memandang kondisi pasar.

(Baca: IHSG Parkir di Zona Hijau, Sektor Barang Baku Paling Moncer)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags