Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat 0,63% atau 42,7 poin ke level 6.850,2 pada penutupan perdagangan Rabu (16/2). Sepanjang perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.857,65 dan terendah di 6.821,16.
Sebanyak 329 saham menguat, 195 saham melemah, dan 155 saham lainnya stagnan. Sebanyak 25,14 miliar unit saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp12,26 triliun.
Sektor barang konsumen non-primer menopang laju indeks komposit dengan menguat paling tajam sebesar 3,51%. Sementara, sektor perindustrian dan teknologi terkoreksi paling dalam masing-masing sebesar 0,49%.
Di seluruh pasar, investor asing membukukan aksi net buy senilai Rp967,50 miliar. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi yang paling banyak diborong asing sebesar Rp196,82 miliar. Saham emiten perbankan itu pun terangkat 1,27% ke level 7.975.
Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga diborong asing dengan net buy senilai Rp135,9 miliar. Kemudian, asing mengoleksi saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) sebesar Rp54,19 miliar.
Sementara itu, saham yang paling banyak dilego asing adalah PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) dengan net sell Rp29,76 miliar. Kemudian, asing melego saham PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) dan PT MNC Kapital Tbk. (BCAP) masing-masing sebesar Rp22,99 miliar dan Rp18,82 miliar.
Penguatan IHSG senada dengan tren penguatan di bursa Asia. Indeks Nikkei Jepang tercatat memimpin kenaikan sebesar 2,22%. Posisinya diikuti KOSPI Korea Selatan yang menguat 1,99%.
Selain itu, IHSG menguat di tengah memudarnya kekhawatiran pelaku pasar mengenai krisis Ukraina. Hal tersebut terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin berperang.
Di sisi lain, kabar baik dari dalam negeri muncul karena telah terjadi perlambatan kasus positif Covid-19 di Indonesia. Mata uang rupiah pun ditutup naik 43,5 poin atau 0,3% menjadi Rp14.256 per dolar AS. Sedangkan Indeks dolar AS terkoreksi 0,13% ke level 95,868.
(Baca: Sektor Perindustrian Dongkrak IHSG ke Zona Penguatan)