IHSG Melemah, Deretan Saham Big Caps Jadi Pemberat (11 Mei 2023)

Indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau berada di zona merah pada perdagangan Kamis (11/5). Indeks ditutup melemah 0,82% atau setara 55,97 poin menuju level 6.755,94.

Dyah Ayu Kartika

11 Mei 2023 - 16.34

Data

Indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau berada di zona merah pada perdagangan Kamis (11/5). Indeks ditutup berbalik melemah 0,82% atau setara 55,97 poin menuju level 6.755,94. Sepanjang perdagangan, indeks komposit berfluktuasi menyentuh level harian terendah di posisi 6.717,43 dan level tertinggi hariannya di posisi 6.814,12. 

Tercatat 185 saham berhasil menguat, 333 saham melemah, dan 212 saham lainnya ditutup stagnan. Indeks sektoral yang mengalami penurunan paling tajam yakni sektor barang baku dengan koreksi 2,06%. Diikuti oleh sektor energi yang melemah 2%. 

Kapitalisasi pasar tercatat berada pada posisi Rp9.604,26 triliun dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 19,33 miliar unit. Adapun nilai transaksi tercatat sejumlah Rp10,9 triliun. 

Lesunya IHSG terbebani oleh saham-saham big caps yang meluncur ke zona merah antara lain saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang terdepresiasi 1,12% ke level 8.825. Ada juga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dengan penurunan1,69% menuju posisi 116. Selain itu, saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) turut terkoreksi 4,76% ke level 2.800.

Sementara itu, bursa global terpantau cenderung melemah. Di Asia, indeks Strait Times tercatat turun 0,44%, indeks Shanghai Composite melemah 0,29%, indeks Hang Seng turun tipis 0,09%, indek Nikkei 225 masih naik tipis 0,02% pada Kamis (11/5) pukul 16.15 WIB. Di Amerika Serikat indeks Nasdaq Composite ditutup naik 1,04%, indeks S&P 500 menguat 0,45%, sedangkan Dow Jones melemah 0,09% pada Rabu (10/5).

Pergerakan bursa saham global yang beragam terjadi seiring investor mencermati rilis data terbaru dari AS. Departemen Tenaga Kerja AS merilis data inflasi atau Indeks Harga Konsumen (CPI) per April naik 4,9% secara tahunan. Angka tersebut sedikit lebih rendah dari perkiraan 5%. Hal tersebut meningkatkan harapan bahwa siklus kenaikan suku bunga Federal Reserve hampir berakhir. 

Sementara itu inflasi secara bulanan pada April tercatat naik 0,4% setelah meningkat 0,1% pada Maret. Pasar menilai data tersebut menunjukkan bahwa Federal Reserve berhasil menjinakkan inflasi yang tinggi. Adapun The Fed diperkirakan memberi jeda kenaikan suku bunga pada pertemuan bank sentral Juni mendatang, dan kurang dari 5% peluang kenaikan 25 basis poin lainnya.

(Baca: GOTO Melesat, IHSG Lanjutkan Penguatan (10 Mei 2023))

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags