IHSG Menghijau, ARTO & GOTO Melesat (8 Juni 2023)

Indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau menguat pada perdagangan Kamis (8/6). Indeks ditutup terapresiasi 0,7% atau setara 46,58 poin menuju level 6.666,33.

Dyah Ayu Kartika

8 Jun 2023 - 17.00

Data

Indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau menguat pada perdagangan Kamis (8/6). Indeks ditutup terapresiasi 0,7% atau setara 46,58 poin menuju level 6.666,33. 

Sepanjang perdagangan, indeks komposit menyentuh level harian terendah di posisi 6.598,42 dan ke level tertinggi hariannya di posisi 6.666,33. Tercatat 297 saham berhasil menguat, 219 saham melemah, dan 220 saham lainnya ditutup stagnan. 

Indeks sektoral yang mengalami penguatan paling signifikan yakni sektor teknologi dengan kenaikan 2,14%. Diikuti sektor energi yang turut menguat 1,16%.

Kapitalisasi pasar tercatat berada pada posisi Rp9.442,76 triliun dengan volume saham yang diperdagangkan sebanyak 19,52 miliar unit. Adapun nilai transaksi tercatat sejumlah Rp10,03 triliun. 

Deretan saham berkapitalisasi pasar besar yang ikut menopang laju gerak IHSG antara lain saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang melesat 7,76% ke level 125. Ada juga saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) melonjak 11,79% menuju posisi 2.940.

Dari dalam negeri, pada rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Gedung DPR/MPR, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan optimistis nilai tukar rupiah akan menguat ke depannya, meski ketidakpastian ekonomi dunia masih tinggi khususnya pada 2024.

Di sisi lain, bursa global terpantau beragam. Di Asia, indeks Strait Times tercatat turun tipis 0,03%, indeks Shanghai Composite naik 0,42%, indeks Hang Seng menguat 0,1%, serta indeks Nikkei 225 yang terkoreksi 0,84% pada Kamis (8/6) pukul 16.30 WIB. Di Amerika Serikat, indeks Nasdaq Composite ditutup jatuh 1,29%, indeks S&P 500 melemah 0,38%, sedangkan Dow Jones terapresiasi 0,27% pada perdagangan Rabu (7/6).

Bursa AS yang beragam terjadi seiring dengan investor menantikan sejumlah agenda penting pada pekan depan seperti rilis data ekonomi dan rapat kebijakan The Fed. Data Inflasi AS diharapkan menunjukkan sedikit penurunan pada Mei meskipun inflasi inti diperkirakan tetap tinggi. 

Adapun di Asia, investor kembali menilai risiko dari inflasi. Ekspor China dilaporkan menyusut jauh lebih cepat dari yang diharapkan pada Mei sementara impor memperpanjang penurunan di tengah prospek permintaan global yang suram. Hal ini meningkatkan keraguan pasar akan pemulihan ekonomi.

Di sisi lain, keputusan tak terduga dari Bank of Canada untuk memulai kembali kampanye kenaikan suku bunga turut menjadi sorotan. Sementara di Jepang, pergerakan pasar sangat dipengaruhi oleh data PDB yang jauh lebih kuat dari perkiraan.

(Baca: Deretan 8 Saham Tercuan Sepanjang Mei 2023)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags