IHSG Menguat di Tengah Aksi Jual Asing

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis pada akhir perdagangan Selasa (21/12). Padahal, investor asing cenderung melakukan aksi jual bersih.

Dyah Ayu Kartika

21 Des 2021 - 22.30

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis pada akhir perdagangan Selasa (21/12), meski investor asing cenderung melakukan aksi jual bersih. IHSG menutup perdagangan dengan kenaikan 0,11% atau 7,2 poin ke level 6.554,31. 

Indeks sempat dibuka di zona merah dan kemudian berfluktuasi sepanjang perdagangan di rentang harian 6.531,56 hingga 6.579,89. Sebanyak 243 saham menguat, 270 saham melemah, dan 162 saham lainnya stagnan. Sektor perindustrian mendorong laju indeks dengan penguatan sebesar 1,16%.

Adapun, investor asing mencatatkan jual bersih atau net sell senilai Rp331,91 miliar di seluruh pasar. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) paling banyak diobral oleh investor asing dengan net sell senilai Rp135,33 miliar, membawa harga sahamnya terkoreksi 0,97% ke level 4.080. 

Saham PT Astra International Tbk. (ASII) juga banyak dijual asing dengan net sell sebesar Rp53,42 miliar. Di sisi lain, investor asing memborong saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan net buy Rp63,78 miliar dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) sebesar Rp34,38 miliar.

Di tengah sentimen kasus Covid-19 varian Omicron, IHSG masih mampu menguat sejalan dengan mayoritas bursa saham Asia. Indeks Nikkei menguat 2,08%, Hang Seng naik 1%, dan indeks STI terdongkrak 0,3%.

Petinggi WHO Thedros Adhanom Gebreyesus menyebutkan, varian Omicron memang menyebar lebih cepat dengan waktu transmisi hanya tiga hari saja. Varian baru tersebut telah menyebar ke 89 negara, termasuk Indonesia. 

Demi memutuskan penularan Omicron, Belanda terpaksa menerapkan lockdown hingga Januari 2022. Kenaikan kasus Omicron yang menanjak tajam di Inggris menyebabkan sejumlah negara seperti Indonesia dan Jerman menutup kunjungan turis asal Britania Raya. 

Di tengah badai Omicron, negara-negara maju masih digelayuti oleh tingkat inflasi yang tinggi. Oleh karena itu, pasar memperkirakan bank sentral negara-negara maju akan menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat. 

(Baca: IHSG Parkir di Zona Merah Ikuti Bursa Asia)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags