IHSG Naik Tipis, Sektor Teknologi Memimpin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 0,09% atau 6,18 poin ke level 6.652,59 pada perdagangan Kamis (7/7). Sektor teknologi memimpin penguatan dengan kenaikan 1,92%.

Dyah Ayu Kartika

7 Jul 2022 - 17.01

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 0,09% atau 6,18 poin ke level 6.652,59 pada perdagangan Kamis (7/7). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang harian 6.632,39 hingga 6.682,67. 

Tercatat, 302 saham menguat, 188 saham melemah dan 189 saham lainnya ditutup stagnan. Kapitalisasi pasar terpantau di posisi Rp8.781,96 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 17,95 miliar unit dan nilai transaksi Rp9,49 triliun.

Sektor teknologi memimpin penguatan dengan kenaikan 1,92%. Posisinya diikuti sektor transportasi yang tumbuh 1,79%.

PT Dafam Property Indonesia Tbk. (DFAM) menjadi saham dengan kenaikan terbesar hingga 34,44% ke 242. Ada juga saham PT Jaya Agra Wattie Tbk. (JAWA) yang terapresiasi 26,32% menuju 144.

Sedangkan saham yang melemah paling dalam adalah PT Global Sukses Solusi Tbk. (RUNS) sebesar 9,9% ke level 173. Selanjutnya, saham PT Nanotech Indonesia Global Tbk. (NANO) terkoreksi 9,52% ke posisi 57.

Di sisi lain, saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menjadi yang paling banyak ditransaksikan sejumlah 2,83 miliar saham. Lalu, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mencatat volume transaksi sebanyak 1,07 miliar saham.

Penguatan IHSG sejalan dengan Indeks Topix yang naik 1,42%, Nikkei 225 menguat 1,47%, Indeks Hang Seng merangkak 0,26% dan Indeks Kospi tumbuh 1,84%. Dari Amerika Serikat (AS), Indeks S&P 500 menguat 0,36%, Dow Jones naik 0,23%%, dan Nasdaq Composite terkerek 0,35%.

Sentimen yang dicermati dari dalam negeri adalah rilis posisi cadangan devisa Indonesia yang sebesar US$136,4 miliar pada akhir Juni 2022. Angka tersebut lebih tinggi 0,59% dibandingkan pada akhir Mei 2022 yang sebesar US$135,6 miliar. 

Peningkatan posisi cadangan devisa pada Juni 2022 salah satunya dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah. Selain itu, meningkatnya cadangan devisa disebabkan oleh penerimaan pajak dan jasa.

Bank sentral menilai posisi cadangan devisa pada bulan lalu tetap tinggi. Nilainya setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi cadangan devisa Indonesia juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

(Baca: Sembilan Indeks Tertekan, IHSG Balik ke Zona Merah)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags