IHSG Parkir di Zona Merah Ikuti Bursa Asia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 0,83% atau 54,82 poin ke level 6.547,11.

Dyah Ayu Kartika

20 Des 2021 - 17.52

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir ke zona merah pada penutupan perdagangan awal pekan, Senin (20/12). Indeks komposit ditutup turun 0,83% atau 54,82 poin ke level 6.547,11. 

Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 6.533,52 hingga 6.579,13. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau sebesar Rp8.242,4 triliun, di mana 161 saham menghijau, 383 saham melemah, dan 131 saham stagnan. 

Sektor perindustrian tertekan paling dalam hingga 1,52%. Posisinya diikuti sektor barang konsumen non-primer dan barang baku yang melemah masing-masing 1,48% dan 1,29%.

Investor asing mencatatkan aksi beli bersih atau net buy sebesar Rp543,38 miliar. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) diborong asing hingga Rp52,71 miliar, tapi sahamnya justru turun 1,67%  ke level 7.375. 

Asing juga membeli saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) sebanyak Rp39,55 miliar dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) senilai Rp21,58 miliar.

Di sisi lain, asing melakukan jual bersih atau net sell terhadap saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sebanyak Rp95,11 miliar, yang membuat harganya terkoreksi 1,05% atau turun 75 poin ke level 7.075. Saham PT Astra International Tbk. (ASII) juga diobral asing senilai Rp56,84 miliar dan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) sebesar Rp43,19 miliar.

Melemahnya IHSG sejalan dengan bursa saham utama Asia yang juga terkoreksi dalam. Indeks Nikkei Jepang menjadi yang terparah dengan penurunan mencapai lebih dari 2%. 

Kondisi tersebut terjadi akibat tidak kompaknya arah prospek ekonomi dan bisnis. Pelaku pasar meyakini fakta bahwa Omicron tidak menyebabkan gejala yang parah. Namun, pemerintah negara maju mengambil sikap cukup reaktif dengan kembali melakukan karantina wilayah atau lockdown.

Wali Kota London Sadiq Khan mengumumkan, telah terjadi "Insiden Besar”, di kota yang dia pimpin menyusul lonjakan kasus Covid-19 akibat Omicron. Alhasil, Sadiq memutuskan lockdown kembali diberlakukan di London.

Volatilitas di pasar juga dipantik sentimen terkait pengetatan kebijakan moneter yang mulai dilakukan oleh beberapa bank sentral, seperti Bank of England dan juga The Federal Reserve. 

(Baca: IHSG Terkoreksi 0,77% dalam Sepekan)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags