IHSG Rebound Dipicu Surplus Neraca Perdagangan

IHSG ditutup menghijau pada perdagangan Rabu (15/12). Menguatnya IHSG seiring rilis data ekspor-impor pada hari ini.

Dyah Ayu Kartika

15 Des 2021 - 17.26

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau rebound pada Rabu (15/12) sejalan dengan rilis data surplus neraca perdagangan November 2021. IHSG ditutup menghijau 0,16% atau 10,62 poin bertengger di level 6.626,26. 

Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang harian terendah di level 6.610,45 hingga tertinggi sebesar 6.662,84. Sebanyak 22,59 miliar unit saham diperdagangkan dengan total transaksi senilai Rp12,85 triliun. Sektor keuangan dan perindustrian menopang laju indeks dengan masing-masing menguat 0,46% dan 0,39%.

Meski IHSG menguat, investor asing tampak melakukan aksi jual bersih dengan net sell di seluruh pasar mencapai Rp595,08 miliar. Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) paling banyak dilepas oleh asing dengan net sell Rp82,95 miliar. 

Posisinya diikuti saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) dengan nilai jual bersih Rp36,98 miliar. Kemudian, investor asing juga banyak menjual saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) dengan nilai Rp27,97 miliar.

Di sisi lain, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) justru menjadi incaran investor asing dengan net buy Rp249,79 miliar. Saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) juga banyak diborong asing hingga Rp149,94 miliar.

Kenaikan IHSG seiring rilis data neraca perdagangan Indonesia yang mengalami surplus US$3,51 miliar pada November 2021. Surplus tersebut utamanya berasal dari sektor nonmigas US$5,20 miliar, sementara sektor migas defisit US$1,69 miliar. 

Nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$22,83 miliar pada November 2021, tumbuh 3,69% secara bulanan dan 49,7% dibandingkan periode tahun sebelumnya. Sementara, nilai impor Indonesia sebesar US$19,33 miliar, meningkat 18,62% dari Oktober 2021 dan 52,62% dibandingkan November 2020.

Dari Amerika Serikat (AS), sentiman muncul usai rilis indeks harga produsen yang naik 9,6% (yoy) dan 0,8% (mtm), lebih tinggi dari estimasi pasar. Kenaikan tersebut memberikan keyakinan pada pasar bahwa The Fed akan segera melakukan pengetatan kebijakan moneternya.

(Baca: Mayoritas Sektor Tertekan, Reli Penguatan IHSG Berhenti)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags