IHSG Terkoreksi Tipis Sepekan, Sektor Energi Jadi Pemberat

Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami koreksi tipis 0,11% dalam pekan ketiga Mei 2023 dibandingkan pekan sebelumnya Jumat (12/5) yang berada di level 6.707,76.

Dyah Ayu Kartika

20 Mei 2023 - 06.34

Data

Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami koreksi tipis 0,11% dalam pekan ketiga Mei 2023 dibandingkan pekan sebelumnya Jumat (12/5) yang berada di level 6.707,76. Adapun pada Jumat (12/5), indeks ditutup naik dari hari sebelumnya 0,56% atau setara 37,45 menuju level 6.700,56.

Lesunya IHSG selama sepekan terbebani oleh laju sektor energi yang tertekan paling signifikan hingga 5,63%, diikuti sektor transportasi yang terkoreksi 3,96%. Adapun sektor yang menahan pelemahan IHSG yakni sektor kesehatan dengan kenaikan sepekan 1,89% dan sektor barang konsumen primer menguat 0,42% sepekan.

Dalam satu pekan, sebanyak 92,7 miliar lembar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp39 triliun. Di seluruh pasar investor asing cenderung keluar dengan net foreign sell mencapai Rp1,1 triliun, sedangkan di pasar reguler investor asing juga membukukan net sell sebesar Rp1,62 triliun.

Pergerakan IHSG selama sepekan lalu dibayangi sentimen antara lain, dari dalam negeri, tercatat neraca perdagangan Indonesia April 2023 mengalami surplus US$3,94 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas sebesar US$5,64 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,70 miliar.

Adapun nilai ekspor Indonesia April 2023 mencapai US$19,29 miliar atau turun 17,62% dibandingkan ekspor Maret 2023. Jika dibandingkan April 2022 nilai ekspor turun sebesar 29,40%. Sementara nilai impor Indonesia April 2023 mencapai US$15,35 miliar, turun 25,45% dibandingkan Maret 2023 atau turun 22,32% dibandingkan April 2022.

Kemudian Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-23 Masa Persidangan V Tahun 2022-2023 di Jakarta, Jumat (19/5), menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 5,3%-5,7% pada 2024 mendatang.

Lalu dari kabar global, bursa AS dibayangi rilis data yang menunjukkan sentimen konsumen AS turun ke level terendah enam bulan pada Mei 2023. Hal ini terjadi seiring dengan kebuntuan untuk menaikkan batas pinjaman pemerintah federal yang menambah kekhawatiran tentang prospek ekonomi.

Data penjualan ritel AS untuk periode April menunjukkan belanja konsumen yang lebih lemah. Selain itu, pasar juga masih dibayangi ketidakpastian tentang suku bunga dan negosiasi batas utang. Departemen Perdagangan melaporkan penjualan ritel naik 0,4% pada April. Adapun data terbaru itu dinilai pasar mencerminkan perlambatan ekonomi AS menyusul serangkaian kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve untuk melawan inflasi yang tinggi. 

Sementara itu, negosiasi baru-baru ini mengenai plafon utang AS juga turut menjadi perhatian pelaku pasar. Investor pun menanti kejelasan terkait kapan bank sentral akan menghentikan kenaikan suku bunga, atau bahkan memangkasnya.

Pelaku pasar masih terus memantau dengan cermat negosiasi plafon utang di Washington dan melihat adanya tanda-tanda bahwa Demokrat dan Republik dapat mendekati kesepakatan. Adapun pembahasan plafon utang ini telah mengalihkan perhatian pasar dari ketidakpastian tentang sikap Federal Reserve pada suku bunga.

(Baca: IHSG Berbalik Menguat, Sektor Keuangan Memimpin (19 Mei 2023))

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags