Indeks Sektoral : 5 Sektor Merah, IHSG Turun Jelang Long Weekend

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertahan di zona merah pada penutupan perdagangan Selasa (27/6).

Haratwadi Handoko

28 Jun 2023 - 02.02

Data

IHSG melemah tipis 0,04% atau 2,79 poin ke level 6.661,88. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang harian 6.652,9 hingga level 6.679,63.

Indeks komposit terbebani oleh lima sektor. Sektor energi tertekan paling dalam sebesar 1,55% ke level 1.737,97. Posisinya diikuti sektor teknologi yang juga melemah 0,71% ke level 4.780,31. Sedangkan enam sektor lainnya mencatatkan kenaikan. Sektor keuangan memimpin penguatan dengan 1,14% ke level 1.417,7.

Sektor Energi

Indeks sektor energi menjadi indeks sektoral yang paling tertekan, ditutup jatuh 1,55% atau 27,38 poin ke level 1.737,97 pada akhir perdagangan Selasa (27/6). Indeks terjatuh setelah bergerak di rentang 1.735,45-1.749,19.

Sejumlah saham yang ikut menekan sektor energi antara lain PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) turun 4,70% atau 70 poin ke level 1.420, lalu PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) jatuh 1,11% atau 10 poin ke level 890, dan PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) melemah 1,02% atau 10 poin ke level 970.

Sebagian pelaku usaha mulai mengkhawatirkan dampak ikutan dari molornya pengerjaan sejumlah proyek minyak dan gas (migas) strategis di dalam negeri yang belakangan berpotensi mengoreksi target 1 juta barel minyak per hari (bopd) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (Bscfd) pada 2030. Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan, mundurnya realisasi target produksi pada 2030 itu bakal berdampak negatif pada akses investasi industri hulu migas di dalam negeri.

Moshe beralasan peluang investasi fosil dari tahun ke tahun bakal makin sempit seiring dengan peralihan portofolio pada energi baru terbarukan (EBT). Situasi itu, kata Moshe, bakal mempersulit ruang pendanaan bagi sejumlah lapangan yang belum termonetisasi atau bahkan tereksplorasi di Indonesia saat itu. Dengan demikian, dia berharap, pemerintah dapat mengintensifkan realisasi pengerjaan beberapa lapangan untuk mengejar produksi sesuai target 2030 mendatang.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menyoroti tren penurunan target lifting migas yang kembali berlanjut pada penyusunan rancangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024 awal bulan ini. Menurut Komaidi, tren penurunan lifting migas itu makin memperlebar jarak kemampuan produksi nasional dari target yang ditetapkan pemerintah pada 2030 mendatang. Komaidi mengatakan, pemerintah mesti meyakinkan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk berinvestasi di tengah susutnya target lifting migas tersebut.


Sektor Keuangan

Indeks sektor keuangan menjadi indeks sektoral yang paling kuat dengan naik 1,14% atau 15,95 poin ke level 1.417,7 pada akhir perdagangan Selasa (27/6). Indeks menguat setelah bergerak di rentang 1.401,59-1.417,7.

Sejumlah saham yang ikut menopang sektor keuangan antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menguat 1,46% atau 75 poin ke level 5.200, lalu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) naik 0,38% atau 5 poin ke level 1.320, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) terapresiasi 0,27% atau 25 poin ke level 9.150.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa kinerja keuangan negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih mencatatkan kinerja yang positif hingga Mei 2023. Hal ini tercermin dari APBN yang masih mencatatkan surplus sebesar Rp204,3 triliun pada Mei 2023, meski turun dari posisi pada April 2023 yang mencapai Rp234,7 triliun. Kondisi APBN hingga Mei masih mencatatkan surplus Rp204,3 triliun, ini artinya mencapai 0,97% dari total PDB yang diperkirakan tahun ini.

Sri Mulyani menjelaskan, surplus tersebut didapatkan dari pendapatan negara yang mencapai Rp1.209,3 triliun per akhir Mei 2023, mencapai 49,1% dari total target APBN pada 2023. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan pertumbuhan 13% dibandingkan penerimaan bulan Mei 2022 (year-on-year/yoy). DI sisi belanja negara, Sri Mulyani menyampaikan bahwa dari total pagu tahun anggaran 2023, telah direalisasikan belanja sebesar Rp1.005,0 triliun hingga akhir Mei 2023. Ini artinya 32,8% dari total pagu belanja negara sudah dibelanjakan, ini naik 7,1% (yoy). Sri Mulyani menambahkan hingga akhir Mei 2023, keseimbangan primer mengalami surplus sebesar Rp390,5 triliun.


Sektor Teknologi

Indeks sektor teknologi berakhir di zona merah dengan ditutup terkoreksi 0,71% atau 34,03 poin ke level 4.780,31 pada akhir perdagangan Selasa (27/6). Indeks terkoreksi setelah bergerak di rentang 4.737,32-4.817,05.

Sejumlah saham yang ikut memberatkan sektor teknologi antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) jatuh 3,51% atau 4 poin ke level 110, lalu PT Era Digital Media Tbk. (AWAN) terkoreksi 1,28% atau 4 poin ke level 308, dan PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk. (JATI) turun 1,23% atau 2 poin ke level 160.

Sekitar lima persen dari nilai transaksi bruto (GTV) Tokopedia memang dituntaskan pembeli menggunakan skema buy now pay later (BNPL) alias paylater. Namun, telat mengudaranya Gopaylater Cicil (GPLC) pada tahun lalu bikin layanan paylater milik PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), entitas induk Tokopedia, urung jadi penguasa di kandang sendiri. Sebagai catatan, merchant-merchant di Tokopedia mendukung beberapa layanan BNPL lain. Misalnya Kredivo, BRI Ceria, Indodana hingga Home Credit.

Berbeda dengan nama-nama yang telah lama melantai di Tokopedia ini, Gopaylater baru resmi tiba sebagai opsi pembayaran di e-commerce hijau tersebut pada Agustus 2022. Tahun ini, dengan start lebih awal dan bekal pengalaman lebih, GOTO pun berambisi mengerek penetrasi GPLC di Tokopedia. Apalagi, GPLC merupakan bisnis yang memberikan kontribusi terbesar untuk Goto Finance, segmen bisnis financial technology (fintech) GOTO.

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags