Indeks Sektoral : 6 Sektor Menghijau Kembali Bawa IHSG Menguat

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetap menguat pada penutupan perdagangan tengah pekan, Rabu (10/5).

Haratwadi Handoko

10 Mei 2023 - 18.13

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,47% atau 31,93 poin menuju level 6.811,91 pada penutupan perdagangan tengah pekan, Rabu (10/5). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang 6.777,78 hingga level 6.820,12.

Indeks komposit disokong oleh enam sektor. Sektor teknologi memimpin penguatan dengan naik 1,56% ke level 5.038,26. Diikuti sektor perindustrian terpantau menguat 0,53% ke level 1.172,49. Sedangkan lima sektor lainnya mencatatkan penurunan. Sektor properti dan real estat memimpin pelemahan dengan turun 0,63% ke level 728,19.

Sektor Perindustrian

Indeks sektor perindustrian ikut menopang kenaikan IHSG dengan ditutup menguat 0,53% atau 6,14 poin ke level 1.172,49 pada akhir perdagangan Rabu (10/5). Indeks menguat setelah bergerak di rentang 1.166,36-1.181,19.

Sejumlah saham yang ikut mendorong sektor perindustrian antara lain PT Bakrie & Brothers Tbk. (BNBR) terapresiasi 10,34% atau 6 poin ke level 64, lalu PT Impack Pratama Industri Tbk. (IMPC) naik 7,28% atau 260 poin ke level 3.830, dan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) menguat 5,47% atau 35 poin ke level 675.

S&P Global merilis purchasing manager’s index (PMI) manufaktur Indonesia pada April 2023 yang mengalami kenaikan sebesar 0,8 poin ke level 52,7. Sebelumnya, PMI manufaktur Indonesia pada Maret 2023 lalu berada di angka 51,9. S&P Global mencatat PMI manufaktur April tersebut mencapai posisi tertinggi dalam 7 bulan terakhir. Hal ini didorong oleh kenaikan kuat pada permintaan baru. Adapun, sejak September 2022, PMI manufaktur Indonesia berada di atas titik netral 50 selama 20 bulan berturut-turut.

Economics Director S&P Global Market Intelligence Tim Moore menyebutkan, kenaikan PMI kali ini lantaran sektor manufaktur Indonesia tengah menjajaki perbaikan setelah kondisi yang kurang baik pada awal 2023. Menurutnya, kondisi bisnis manufaktur yang baik ini menjadi pertanda jika permintaan domestik menguat. Hal ini kemudian berdampak pada permintaan baru dan volume produksi selama 7 bulan. Lebih lanjut, dia menjelaskan kenaikan ini juga didorong oleh lapangan pekerjaan yang mulai dibuka pada bulan April ini serta stok pembelian terakumulasi pada laju tercepat selama 16 bulan untuk mengantisipasi kenaikan jadwal produksi.


Sektor Properti & Real Estat

Indeks sektor properti dan real estat menjadi indeks sektoral yang paling tertekan, ditutup jatuh 0,63% atau 4,65 poin ke level 728,19 pada akhir perdagangan Rabu (10/5). Indeks terjatuh setelah bergerak di rentang 725,58-735,8.

Sejumlah saham yang ikut menekan sektor kesehatan antara lain PT Pudjiadi Prestige Tbk. (PUDP) turun 4,35% atau 25 poin ke level 550, lalu PT Natura City Developments Tbk. (CITY) jatuh 3,28% atau 2 poin ke level 59, dan PT Rockfields Properti Indonesia Tbk. (ROCK) melemah 1,81% atau 6 poin ke level 326.

Pengembang rumah subsidi mengaku semakin tercekik dengan harga jual rumah yang tak kunjung naik selama 3,5 tahun ke belakang. Janji manis pemerintah selama ini yang menjanjikan kenaikan harga tak kunjung terealisasi. Ketua Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia (DPD REI) Sumatra Utara, Andi Atmoko Panggabean mengatakan pengembang rumah bersubsidi yang berada di daerah didominasi oleh usaha kecil dan menengah (UMK). Kini 99% UMK pengembang mulai kehabisan nafas karena harga tak bisa dikerek.

Senada, Ketua Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia (DPD REI) Kalimantan Selatan, Ahyat Sarbini, menyampaikan bahwa tanggungjawab menyediakan rumah bagi MBR adalah beban tugas negara dalam hal ini Kementerian PUPR. Sementara, pengembang hanya membantu tugas tersebut. Di samping itu, pengembang rumah subsidi di seluruh Indonesia juga memiliki karyawan dan tukang yang harus tetap memiliki pekerjaan yang jumlahnya mencapai ratusan ribuan bahkan jutaan orang.

Ketua Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia (DPD REI) Banten Roni H. Adali menambahkan, alasan harmonisasi yang selalu disampaikan pemerintah berkaitan dengan keputusan kenaikan harga rumah subsidi tidak realistis. Menurutnya, jika ada niat baik, seharusnya 1-2 minggu harmonisasi sudah selesai, karena masalah ini tidak serumit membuat peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu). Untuk itu, Roni berharap pemerintah menghilangkan semua ego sektoral terkait permasalahan yang dihadapi pengembang rumah subsidi ini.


Sektor Teknologi

Indeks sektor teknologi menjadi indeks sektoral yang paling kuat dengan naik 1,56% atau 77,38 poin ke level 5.038,26 pada akhir perdagangan Rabu (10/5). Indeks menguat setelah bergerak di rentang 4.960,88-5.073,52.

Sejumlah saham yang ikut menopang sektor teknologi antara lain PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk. (JATI) terapresiasi 26,37% atau 48 poin ke level 230, lalu PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) naik 8,26% atau 9 poin ke level 118, dan PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) menguat 0,87% atau 2 poin ke level 232.

Emiten teknologi PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk. (JATI) atau Jatis Mobile yang baru saja listing di Bursa pada Senin (8/5) lalu menargetkan pertumbuhan pendapatan dapat mencapai lebih dari 5% di tahun 2023. Chief Executive Officer Jatis Mobile Erik Rivai Ridzal mengatakan pihaknya memperkirakan pertumbuhan kinerja pendapatan JATI tidak akan terlalu jauh dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hingga September 2022, JATI membukukan pendapatan senilai Rp371,8 miliar, naik 49,07% dibandingkan kuartal III/2021 sebesar Rp249,4 miliar. Sementara itu, laba bersih JATI hingga kuartal III/2022 tercatat sebesar Rp20,3 miliar, naik 147,07% dari Rp8,2 miliar secara tahunan.

Sebagaimana diketahui, JATI menawarkan sebanyak 652,5 juta saham baru atau sebesar 20% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. JATI mematok harga initial public offering (IPO) Rp100 per saham, sehingga perseroan meraup dana segar senilai Rp65,25 miliar dalam IPO ini. Erik mengatakan dana IPO ini sebesar 23% akan digunakan untuk pengembangan teknologi AI untuk 500 korporasi yang merupakan klien perseroan. Sementara itu, 20% dana IPO akan digunakan JATI untuk mengembangkan market place berbasis aplikasi What's App.

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags