Indeks Sektoral : 9 Sektor Hijau, IHSG Rebound di Awal Bulan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup rebound pada perdagangan awal bulan, Senin (5/6).

Haratwadi Handoko

5 Jun 2023 - 22.10

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 0,003% atau setara 0,18 poin menuju level 6.633,44 pada perdagangan awal bulan, Senin (5/6). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang 6.609,91 hingga level 6.663,71.

Indeks komposit disokong oleh sembilan sektor. Sektor perindustrian memimpin penguatan dengan naik 2,53% ke level 1.155,99. Diikuti sektor energi terpantau menguat 2,35% ke level 1.749,7. Sedangkan dua sektor lainnya mencatatkan penurunan. Sektor teknologi memimpin pelemahan dengan turun 4,70% ke level 4.866,14.

Sektor Energi

Indeks sektor energi ikut menopang kenaikan IHSG dengan ditutup menguat 2,35% atau 40,15 poin ke level 1.749,7 pada akhir perdagangan Senin (5/6). Indeks menguat setelah bergerak di rentang 1.709,55-1.753,31.

Sejumlah saham yang ikut mendorong sektor energi antara lain PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) terapresiasi 2,94% atau 90 poin ke level 3.150, lalu PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) naik 2,82% atau 625 poin ke level 22.750, dan PT Harum Energy Tbk. (HRUM) menguat 2,13% atau 30 poin ke level 1.440.

Emiten batu bara milik konglomerat Kiki Barki, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) membukukan peningkatan pendapatan dan laba bersih sepanjang kuartal I/2023. HRUM mencetak laba bersih sebesar Rp1,54 triliun sepanjang kuartal I/2023. Berdasarkan laporan keuangannya, HRUM membukukan total pendapatan US$294,5 juta atau setara Rp4,4 triliun (kurs Rp14.973 per dolar AS) di kuartal I/2023. Pendapatan ini meningkat 93,5% dibandingkan kuartal I/2022 yang sebesar US$152,1 juta.

Pendapatan ini sebagian besar diperoleh HRUM dari penjualan batu bara ekspor senilai US$254,24 juta. Sementara itu, penjualan lokal batu bara HRUM di kuartal I/2022 senilai US$38,16 juta. Meningkatnya total pendapatan HRUM ini juga turut meningkatkan beban pokok pendapatan HRUM menjadi US$131,7 juta, atau naik 138,33% dari US$55,2 juta secara tahunan atau year on year (YOY). Peningkatan beban pokok pendapatan ini diakibatkan oleh peningkatan royalti 150,97% menjadi US$52,1 juta, dari US$20,7 juta secara (YOY). HRUM pun mencetak laba bersih senilai US$103,02 juta atau setara Rp1,54 triliun. Laba bersih HRUM ini meningkat 64,03%.


Sektor Perindustrian

Indeks sektor perindustrian menjadi indeks sektoral yang paling kuat dengan naik 2,53% atau 28,56 poin ke level 1.155,99 pada akhir perdagangan Senin (5/6). Indeks menguat setelah bergerak di rentang 1.127,43-1.166,57.

Sejumlah saham yang ikut menopang sektor perindustrian antara lain PT Inter Delta Tbk. (INTD) terapresiasi 4,35% atau 8 poin ke level 192, lalu PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) naik 1,81% atau 125 poin ke level 7.025, dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM) menguat 1,31% atau 75 poin ke level 5.800.

Emiten kertas Grup Sinarmas, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. (TKIM) membukukan kinerja positif sepanjang tahun 2022. TKIM mencetak peningkatan penjualan dan laba bersih pada tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan, penjualan neto sebesar US$1,14 miliar atau setara Rp17,26 triliun sepanjang 2022. Penjualan neto ini naik 11,63% dibandingkan tahun 2021 yang sebesar US$1,02 miliar.

Lonjakan pendapatan TKIM turut membuat beban pokok penjualan TKIM naik 11,5% menjadi US$985,6 juta, dari US$884 juta. Meski demikian, peningkatan beban pokok penjualan ini tak menggerus laba bruto TKIM yang naik 12,44% secara tahunan dari US$140,4 juta di 2021, menjadi US$157,9 juta di 2022. TKIM mampu mencetak laba bersih senilai US$463,3 juta atau setara Rp6,99 triliun. Laba bersih ini meningkat 86,56% dibandingkan tahun 2021 yang senilai US$248,3 juta.

Adapun per 31 Desember 2022, total aset TKIM mencapai US$3,54 miliar, naik dibanding 2021 yang sebesar US$3,16 miliar. Sementara itu, total liabilitas TKIM turun menjadi US$1,32 miliar di akhir 2022, dari US$1,4 miliar pada akhir 2021. Total ekuitas TKIM meningkat menjadi US$2,2 miliar di akhir Desember 2022, dari US$1,75 miliar di akhir Desember 2021.


Sektor Teknologi

Indeks sektor teknologi menjadi indeks sektoral yang paling tertekan, ditutup jatuh 4,70% atau 239,75 poin ke level 4.866,14 pada akhir perdagangan Senin (5/6). Indeks terjatuh setelah bergerak di rentang 4.833,45-5.105,89.

Sejumlah saham yang ikut menekan sektor teknologi antara lain PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) turun 14,97% atau 22 poin ke level 125, lalu PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk. (JATI) jatuh 5,77% atau 9 poin ke level 147, dan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) melemah 3,77% atau 8 poin ke level 204.

Seiring dengan melandainya Covid-19, pendanaan terhadap perusahaan rintisan (startup) di sektor kesehatan mengalami penurunan. Dilansir dari Dataindonesia.id dan CB Insights, penurunan pendanaan startup kesehatan mulai terjadi sejak mencapai puncaknya pada kuartal II/2021. Angkanya kemudian berangsur merosot hingga mencapai US$3,4 miliar dengan 387 kesepakatan pada kuartal III/2023.

CB Insights juga melaporkan, jumlah pendanaan ke startup kesehatan dengan nilai jumbo atau mega-round sebesar US$600 juta pada kuartal I/2023. Angka tersebut turun 14,3% dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar US$700 juta. Adapun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, pendanaan startup kesehatan jumbo turun hingga 85%. Pada kuartal I/2022, jumlahnya mencapai US$4 miliar. Di sisi lain, jumlah startup kesehatan yang merger dan akuisisi tercatat sebanyak 39 unit pada kuartal I/2023. Jumlah itu mengalami kenaikan 160% dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang sebanyak 15 unit.

CB Insights mengatakan, peningkatan ini mayoritasnya disebabkan merger dan akuisisi startup kesehatan di Amerika Serikat yang tumbuh tiga kali lipat. Sementara, kenaikan merger dan akuisisi startup kesehatan di Eropa naik dua kali lipat. Di Indonesia sendiri, berada di urutan keenam terbanyak di dunia dengan 2.942 perusahaaan.

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags