Indeks Sektoral : 9 Sektor Turun, IHSG Tetap di Zona Merah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada penutupan perdagangan Selasa (20/6).

Haratwadi Handoko

20 Jun 2023 - 20.04

Data

IHSG melemah 0,38% atau 25,6 poin menuju level 6.660,46. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang harian 6.626,15 hingga level 6.688,81.

Indeks komposit terbebani oleh sembilan sektor. Sektor barang baku tertekan paling dalam sebesar 1,64% ke level 990,6. Posisinya diikuti sektor properti dan real estat yang juga melemah 0,49% ke level 1.499,03. Sedangkan dua sektor lainnya mencatatkan kenaikan. Sektor kesehatan memimpin penguatan dengan 0,18% ke level 1.501,75.

Sektor Barang Baku

Indeks sektor barang baku menjadi indeks sektoral yang paling tertekan, ditutup jatuh 1,64% atau 16,5 poin ke level 990,6 pada akhir perdagangan Selasa (20/6). Indeks terjatuh setelah bergerak di rentang 987,54-1.009,53.

Sejumlah saham yang ikut menekan sektor barang baku antara lain PT Yanaprima Hastapersada Tbk. (YPAS) turun 6,14% atau 35 poin ke level 535, lalu PT Primadaya Plastindo Tbk. (PDPP) jatuh 2,10% atau 6 poin ke level 280, dan PT Fajar Surya Wisesa Tbk. (FASW) melemah 1,67% atau 100 poin ke level 5.900.

Emiten milik mendiang taipan RI Winarko Sulistyo, PT Fajar Surya Wisesa Tbk. (FASW) atau FajarPaper membukukan rugi Rp83,21 miliar pada kuartal I/2023. Hal itu disinyalir sebagai imbas melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah pada tiga bulan pertama tahun ini. FASW membukukan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp83,21 miliar hingga 31 Maret 2023. Sedangkan pada kuartal I/2022, FASW mencetak laba Rp200,03 milar.

Di lain sisi, penjualan perseroan juga turun 30,37% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp2,22 triliun pada kuartal I/2023, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,20 triliun. Perseroan hanya memiliki satu segmen usaha yaitu kertas kemasan, dengan rincian penjualan domestik yang berkontribusi Rp1,63 triliun dan ekspor ke negara Asia lainnya sebesar Rp598,55 miliar.

Sementara itu, beban pokok penjualan berhasil dipangkas 23,52% menjadi Rp2,1 triliun dibanding periode sama tahun 2021 sebesar Rp2,75 triliun. Berdasarkan neraca, total aset FASW turun tipis menjadi Rp12,83 triliun pada kuartal I/2023, dibanding 31 Desember 2022 yang sebesar Rp12,87 triliun. Liabilitas perseroan naik menjadi Rp7,96 triliun, dibanding akhir Desember 2022 yang sebesar Rp7,86 triliun. Sedangkan ekuitas turun menjadi Rp4,87 triliun, dibanding Desember 2022 sebesar Rp5,01 triliun.


Sektor Kesehatan

Indeks sektor kesehatan menjadi indeks sektoral yang paling kuat dengan naik 0,18% atau 2,72 poin ke level 1.501,75 pada akhir perdagangan Selasa (20/6). Indeks menguat setelah bergerak di rentang 1.493,9-1.506,39.

Sejumlah saham yang ikut menopang sektor kesehatan antara lain PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) terapresiasi 7,14% atau 55 poin ke level 825, lalu PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) naik 6,21% atau 50 poin ke level 855, dan PT Indofarma Tbk. (INAF) menguat 3,97% atau 25 poin ke level 655.

Presiden Joko Widodo memutuskan bahwa Indonesia sudah memasuki fase endemi Covid-19 setelah organisasi kesehatan dunia (WHO) menilai penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air cukup bagus. Status endemi Covid-19 akan diumumkan oleh Presiden pada bulan Juni. Saat ini, menurut Jokowi, Pemerintah sedang melakukan finalisasi kebijakan proses transisi dari pandemi menuju endemi Covid-19.

Menurut Presiden, keputusan masuk endemi Covid-19 diambil karena pemerintah optimistis Covid-19 sudah terkendali tecermin dari data-data kasus di Tanah Air yang makin landai. Sejumlah kriteria yang membuat pandemi dapat bertransisi menjadi endemi, yaitu mulai dari kekebalan masyarakat atau herd immunity meningkat. Hal ini bisa terjadi dengan akselerasi vaksinasi maupun infeksi alamiah, sehingga angka perawatan dan kematian pun menurun.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy sebelumnya mengatakan Pemerintah sepakat dengan WHO yang telah mencabut status darurat Covid-19 pada 5 Mei 2023. Dengan berakhirnya masa transisi dari pandemi ke endemi tersebut, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 akan dibubarkan. Vaksin Covid-19 juga akan diberikan Pemerintah dalam skema pelayanan normal dan termasuk dalam penyakit menular biasa.


Sektor Properti & Real Estat

Indeks sektor properti dan real estat berakhir di zona merah dengan ditutup terkoreksi 0,49% atau 7,34 poin ke level 1.499,03 pada akhir perdagangan Senin (19/6). Indeks terkoreksi setelah bergerak di rentang 1.490,07-1.506,37.

Sejumlah saham yang ikut memberatkan sektor properti dan real estat antara lain PT Nusantara Almazia Tbk. (NZIA) jatuh 14,63% atau 36 poin ke level 210, lalu PT Duta Pertiwi Tbk. (DUTI) terkoreksi 4,17% atau 200 poin ke level 4.600, dan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) turun 3,93% atau 45 poin ke level 1.100.

Masih banyak pusat perbelanjaan atau mal sepi di pusat kota Jakarta meskipun pandemi Covid-19 telah berakhir. Segelintir pusat perbelanjaan harus menerima nasib ditinggal pengunjung maupun tenant. Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja (APPBI), Alphonzus Widjaja, mengatakan membenarkan kondisi okupansi keterisian ruang ritel di mal telah pulih dengan kisaran 80%, angka ini belum pulih seperti prapandemi di kisaran 90%.

Berdasarkan data Colliers Indonesia, tingkat hunian rata-rata mal di Jakarta masih mengalami stagnan di 69% pada kuartal I/2023. Kondisi yang sama terjadi pada mal di wilayah Jabodetabek, di mana tingkat hunian di angka 68,8% turun karena adanya penambahan pasokan baru. Jika dibandingkan dengan kinerja tingkat hunian prapandemi yakni pada kuartal keempat 2019, rata-rata okupansi mal di Jakarta yakni 79,8% dan di Bodetabek 78,5%.

Dalam laporannya, kinerja tingkat hunian pusat perbelanjaan untuk kelas menengah atas dan premium cukup tinggi pada kuartal I/2023, di mana masing-masing berada di 79,3% dan 84,5%. Dibandingkan dengan kelas menengah ke bawah, tingkat hunian berada di 65,9% untuk kelas menengah dan 47% untuk menengah bawah. Kendati demikian, angka tersebut masih jauh di bawah tingkat hunian pada kuartal IV/2019 atau sebelum masa pandemi. Kala itu, kelas premium berada di level 91%, kelas atas 90,4%, menengah 77,6%, dan menengah bawah 66,3%.

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags