Indeks sektor properti dan real estat (IDXPROPERT) terpantau menghijau setelah adanya putusan Bank Indonesia untuk menahan suku bunga acuan di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada 22-23 November 2023.
Berdasarkan pantauan DataIndonesia.id, indeks sektor properti sempat rebound dengan naik 0,92% ke level 715,25 pada akhir perdagangan 23 November 2023 setelah sempat ditutup turun 0,92% ke level 708,70 pada perdagangan sebelumnya.
Namun, penguatan tersebut tak berlanjut hingga perdagangan hari ini. Pada akhir perdagangan Jumat (24/11), indeks sektor properti berbalik melemah 0,35% ke level 712,73.
Meskipun demikian, jika dilihat pergerakan selama sebulan terakhir, indeks properti masih naik 3,45% dan sepanjang tahun berjalan (year-to-date) lajunya masih tumbuh meskipun tipis sebesar 0,21%.
Selain adanya katalis dari keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan di level 6%, sektor properti juga sempat menguat setelah adanya kabar bahwa aturan tentang pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah untuk pembelian rumah di bawah Rp2 miliar akan segera terbit.
Mengutip Bisnis.com, Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo mengatakan insentif untuk menstimulasi sektor properti itu sedang diharmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM. Jika sudah terbit, aturan tersebut dapat langsung berlaku.
Adapun Kemenkeu pada Oktober lalu telah mengumumkan insentif bagi sektor perumahan melalui PPN DTP hingga 100% mulai November 2023 hingga Juni 2024. Insentif juga akan berlanjut hingga akhir 2024, tetapi porsi yang ditanggung pemerintah berkurang menjadi 50%.
Keputusan BI menahan suku bunga acuan dan adanya insentif dari pemerintah untuk sektor properti membuat prospek sektor ini menjadi membaik. Pasalnya, hal tersebut diharapkan dapat mendorong daya beli dan penjualan perusahaan yang bergerak di bidang properti dan real estat.
(Baca: Data Suku Bunga Acuan Bank Indonesia pada November 2023)
Sementara itu, jika dilihat pergerakan dari saham-saham IDXPROP berkapitalisasi pasar terbesar, lajunya cukup beragam pada perdagangan kemarin hingga saat ini. Saham PT Metropolitan Kentjana Tbk. (MKPI) yang memiliki market cap sebesar Rp26,17 triliun per 23 November 2023 terpantau turun secara harian 4,75% ke level 27.600 pada penutupan perdagangan kemarin. Namun pada hari ini sahamnya berbalik naik 3,26% ke level 28.500
Lalu, saham PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) dengan market cap Rp22,34 triliun terpantau NAIK 2,93% pada perdagangan kemarin dan masih menguat 0,47% ke level 1.060 pada perdagangan hari ini.
Kemudian, ada saham PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) dengan market cap Rp21,13 triliun yang naik 1,79% secara harian kemarin, tetapi berbalik turun 1,75% ke 1.120 pada hari ini. Selanjutnya, saham PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) dengan market cap Rp20,52 triliun ditutup naik 1,91% kemarin dan stagnan di level 426 pada perdagangan hari ini.
Lalu, ada saham Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk. (RISE) dengan market cap Rp10,84 triliun yang terpantau stabil secara harian sejak 16 November 2023 hingga saat ini, 24 November 2023. Adapun saham PT Jaya Real Property Tbk. (JRPT) dengan market cap Rp10,04 triliun terpantau stabil kemarin tetapi berbalik turun 0,68% ke 725 pada perdagangan akhir pekan ini.
Selanjutnya saham PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) dengan market cap Rp9,99 triliun naik 3,42% kemarin tetapi berbalik turun 1,65% ke 595 pada hari ini. Kemudian saham PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) dengan kapitalisasi pasar Rp8,15 triliun naik 0,60% kemarin dan terus menguat 0,59% ke level 170 pada akhir perdagangan 24 November 2023.
(Baca: Data Indeks Harga Properti Komersial pada Kuartal III/2023)