Pembukaan IHSG 8 Sept 2023: Indeks Melemah Tipis di Awal Dagang

IHSG dibuka stagnan dan kemudian turun 0,01% ke level 6.954,41 pada pukul 09.01 WIB. Laju IHSG terjadi di tengah pelemahan bursa AS setelah data penurunan klaim pengangguran mingguan menambah kekhawatiran terhadap suku bunga dan inflasi di Negeri Paman Sam.

Sarnita Sadya

8 Sep 2023 - 09.09

Data

Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka stagnan di level 6.954,81 pada perdagangan Jumat (8/9). Namun pada pada pukul 09.01 WIB indeks terpantau turun tipis 0,01% atau 0,40 poin ke level 6.954,41.

Tercatat 142 saham berhasil menguat, 97 saham melemah, dan 258 saham stagnan. Kapitalisasi pasar pagi ini tercatat berada di posisi Rp10.309,03 triliun. Sebelumnya, IHSG ditutup melemah 0,59% atau 41,15 poin menuju level 6.954,81.

Sementara itu, pergerakan IHSG pagi ini terjadi di tengah bursa global yang cenderung tertekan. Di Asia, indeks Hang Seng terpantau stagnan, indeks Strait Times tercatat turun 0,35%, indeks Shanghai Composite terkoreksi 0,29%, dan indeks Nikkei 225 tertekan 0,95% pada pukul 08.55 WIB.

Di Amerika Serikat, indeks Nasdaq Composite ditutup terkoreksi 0,89%, indeks S&P 500 melemah 0,32%, sedangkan Dow Jones naik 0,17% pada perdagangan Kamis (7/9).

Bursa AS kembali melemah setelah data penurunan klaim pengangguran mingguan di AS menambah kekhawatiran terhadap suku bunga dan inflasi Negeri Paman Sam. Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim pengangguran turun menjadi 216.000 untuk pekan yang berakhir 2 September, mencapai level terendah sejak Februari. 

Namun investor khawatir data tersebut menjadi landasan bagi Federal Reserve untuk melanjutkan kebijakan moneter ketat. Investor juga berhati-hati mengantisipasi angka inflasi Agustus, yang akan dirilis sepekan lagi.

Sementara itu, rencana China untuk memperluas larangan iPhone ke perusahaan dan lembaga negara membuat saham Apple, para pemasok, serta perusahaan teknologi AS yang memiliki eksposur besar ke Negeri Panda melemah.

Di sisi lain, pelaku pasar di Asia masih menyoroti tekanan perekonomian China dan potensi dampak inflasi dari melonjaknya harga minyak.Selain itu pasar juga mencermati revisi ke bawah pertumbuhan PDB Jepang kuartal kedua, dan data perdagangan, transaksi berjalan, serta pinjaman bank terbaru dari Jepang.

(Baca: IHSG Catat Koreksi, BBRI & BMRI Pemicu (7 September 2023))

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags