Penggalangan dana perusahaan melalui penerbitan efek bersifat utang atau sukuk (EBUS) kembali marak sepanjang tahun lalu. Hal tersebut tecermin dari jumlah penerbitan surat utang korporasi pada 2022 yang terpantau meningkat, baik dari sisi jumlah maupun nilai penerbitannya, setelah sempat menyusut pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, tercatat ada 123 perusahaan yang menggelar penerbitan efek bersifat utang atau sukuk dengan perolehan dana segar Rp156,33 triliun sepanjang 2022. Jumlah itu juga termasuk penawaran umum berkelanjutan tahap I dan seterusnya.
Jika dilihat dari sifatnya, penawaran umum berkelanjutan mendominasi penerbitan EBUS sepanjang tahun lalu. Tercata ada 63 perusahaan yang menerbitkan obligasi dan sukuk tahap II dan seterusnya dengan total perolehan dana Rp81,63 triliun.
Adapun sebanyak 41 perusahaan menggelar penerbitan obligasi dan sukuk tahap I dengan total nilai mencapai Rp44,78 triliun. Sementara itu, untuk penawaran umum obligasi dan sukuk tercatat dilakukan oleh 19 perusahaan dengan nilai mencapai Rp29,93 triliun.
Jumlah penawaran EBUS pada 2022 tercatat meningkat 28,13% dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya yang sebanyak 96 penawaran umum. Adapun nilai penerbitannya melonjak 49,80% dari periode 2021 yang sebesar Rp104,36 triliun.
Perolehan dana segar hasil penawaran EBUS sepanjang 2022 merupakan yang tertinggi sejak 6 tahun terakhir atau sejak 2017. Begitu pun dengan jumlah penawaran umumnya.
Data OJK itu juga menunjukkan penggalangan dana korporasi melalui instrument surat utang merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan perburuan dana melalui penawaran umum terbatas (PUT) dan penawaran umum perdana (IPO).
Sepanjang 2022, penawaran umum terbatas (PUT) tercatat dilakukan oleh 45 perusahaan dengan perolehan dana Rp78,37 triliun. Adapun pencarian pendanaan melalui penawaran umum perdana (IPO) saham dilakukan oleh 65 perusahaan dengan raupan dana mencapai Rp33,03 triliun.
(Baca: Kaleidoskop 2022: Semarak IPO, Rights Issue, hingga Bagi Dividen)