Penguatan 7 Indeks Sektoral Bawa IHSG Kembali Ke Zona Hijau

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rebound dan berakhir di zona hijau pada perdagangan Selasa (12/04. Indeks komposit disokong oleh tujuh sektor yang menguat dipimpin oleh sektor barang baku.

Gita Arwana Cakti & Haratwadi Handoko

12 Apr 2022 - 23.00

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,15% atau 10,99 poin ke level 7.214,78 pada perdagangan Selasa (12/04). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang 7.146,59 hingga 7.320,264.

Penguatan IHSG terjadi seiring dengan kenaikan tujuh indeks sektoral yang dipimpin sektor barang baku sebesar 0,86% atau 11,86 poin ke level 1.397,48. Sementara itu, empat indeks sektoral lainnya melemah dengan sektor transportasi dan logistik paling tertekan sebesar 2,31% atau 46,07 poin ke level 1.946,03.


Sektor Energi

Indeks sektor energi terkoreksi 1,25% atau 19,79 poin ke level 1.558,80 pada akhir perdagangan Selasa (12/04). Indeks melemah setelah bergerak di rentang 1.552,24 hingga 1.579,41.

Sejumlah saham yang ikut menekan pelemahan indeks sektor energi, antara lain PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) anjlok 5,63% atau 4 poin ke level 67, PT Buana Listya Tama Tbk. (BULL) terkoreksi 6,13% atau 10 poin ke level 153, dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) turun 3,46% atau 90 poin ke level 2.510.

Sejumlah harga komoditas energi tampak kembali menguat di tengah konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina yang belum mereda. Harga batu bara untuk kontrak Mei naik 2,71% ke level US$303 per ton pada Selasa (12/04). Lonjakan tersebut terjadi setelah adanya embargo batu bara Rusia oleh Uni Eropa dan Jepang. 

Harga minyak jenis Brent juga terpantau naik 1,12% ke level US$99,58 per barel pada Selasa (12/04). Adapun, harga minyak mentah jenis WTI mengalami kenaikan 1,35% menjadi US$95,56 per barel. 

Setelah perang berlangsung selama enam pekan dan dijatuhi berbagai sanksi dari AS dan Uni Eropa, tidak ada indikasi bahwa Rusia akan menghentikan invasi dan segera melakukan perundingan damai.


Sektor Barang Baku

Indeks sektor barang baku memimpin penguatan indeks sektoral dengan ditutup naik 0,86% atau 11,86 poin ke level 1.397,48 pada akhir perdagangan Selasa (12/04). Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 1.373,27 hingga 1.397,48.

Sejumlah saham yang ikut mendorong penguatan indeks sektor barang baku, antara lain PT Krakatau Steel Persero Tbk. (KRAS) melonjak 8,6% atau 32 poin ke level 404, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) naik 5,77% atau 300 poin ke level 5.500, dan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) menguat 3,42% atau 250 poin ke level 7.550.

Emiten BUMN produsen baja, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. baru-baru ini mengumumkan pencapaian kinerja sepanjang kuartal I/2022. Emiten berkode saham KRAS tersebut berhasil membukukan penjualan senilai Rp10 triliun, naik 44,92% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,9 triliun. 

Adapun, laba bruto perusahaan tercatat senilai US$68 juta. Sementara, perolehan laba bersih perseroan mencapai US$18 juta.

Kondisi suplai baja dunia yang surut akibat tensi geopolitik Rusia-Ukraina membuat laju ekspor perusahaan dalam tiga bulan pertama tahun ini mengalir deras. Pada bulan lalu saja, ekspor Krakatau Steel menembus 116.406 ton dan menjadi capaian bulanan tertinggi sejauh ini. 

Pada Januari lalu, produsen baja pelat merah itu juga telah mengapalkan 63.731 ton baja. Alhasil, total ekspor baja KRAS mencapai 180.137 ton pada kuartal I/2022. Perseroan pun melihat adanya kesempatan dari perkembangan global saat ini di tengah keberhasilan penetrasi ke pasar Eropa.


Sektor Barang Konsumen Primer

Indeks sektor barang konsumen primer ditutup menguat 0,67% atau 4,42 poin ke level 662,54 pada akhir perdagangan Selasa (12/04). Indeks menguat setelah bergerak di rentang 652,68 hingga 662,54.

Sejumlah saham yang ikut mendorong penguatan indeks sektor barang konsumen primer antara lain, PT Gozco Plantations Tbk. (GZCO) yang meroket 34,19% atau 53 poin ke level 208, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) naik 4,78% atau 80 poin ke level 1.755, dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) menguat 1,73% atau 60 poin ke level 3.520.

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) belum lama ini merilis kinerja usahanya sepanjang 2021. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, emiten pengelola jaringan minimarket Alfamart tersebut diketahui meraup pendapatan yang tumbuh 11,97% (yoy) dari Rp75,82 triliun menjadi Rp84,90 triliun pada tahun lalu. 

Pendapatan segmen makanan naik dari Rp50,26 triliun menjadi Rp58,98 triliun. Kemudian, pendapatan dari non-makanan naik dari Rp25,52 triliun menjadi Rp25,90 triliun. 

Kenaikan pendapatan itu ikut mendorong laba bersih perseroan menjadi sebesar Rp1,95 triliun. Nilai itu melonjak hingga 83,79% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,06 triliun.

Berdasarkan lokasi operasional, wilayah Jawa di luar Jabodetabek menjadi penyumbang terbesar pendapatan, yakni Rp32,67 triliun. Posisinya disusul kawasan luar Jawa sebesar Rp27,97 triliun dan Jabodetabek senilai 24,75 triliun.


Sektor Barang Konsumen Non-Primer

Indeks sektor barang konsumen non-primer ikut menopang penguatan IHSG dengan naik 0,75% atau 7,02 poin ke level 943,47 pada akhir perdagangan Selasa (12/04). Indeks menguat setelah bergerak di rentang 932,22 hingga 944,79.

Saham-saham yang ikut mendorong penguatan indeks sektor barang konsumen non-primer, antara lain PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES) dengan penguatan 8,92% atau 95 poin ke level 1.160, PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) naik 4% atau 35 poin ke level 910, dan PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk. (BIMA) melonjak 24,27% atau 50 poin ke level 256.

Momen Ramadan dan Lebaran pada 2022 berpotensi mengerek belanja masyarakat untuk barang-barang non-esensial. Bisnis ritel pun diprediksi membukukan kinerja penjualan yang lebih solid pada tahun ini, berbanding terbalik dengan dua tahun sebelumnya yang sempat tertekan akibat pandemi. Salah satu emiten yang diperkirakan bisa ikut mendapat berkah tersebut adalah PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI). 

Adapun, MAPI telah mencatatkan kinerja yang positif sepanjang tahun lalu. Laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk mencapai Rp438,91 miliar pada 2021. Nilai itu berbanding terbalik dari posisi 2020 yang mencatatkan rugi bersih Rp553,71 miliar. 

Hal tersebut terjadi seiring dengan kenaikan pendapatan bersih sebesar 24,08% (yoy) dari Rp14,84 triliun menjadi Rp18,42 triliun. Pendapatan MAPI tercatat tumbuh di seluruh segmen, dengan kontributor terbesar di penjualan ritel mencapai Rp13,64 triliun.


Sektor Teknologi

Indeks sektor teknologi ikut menahan laju penguatan IHSG dengan ditutup melemah 1,07% atau 95,86 poin ke level 8.875,68 pada akhir perdagangan Selasa (12/04). Sepanjang perdagangan, indeks bergerak di rentang 8.718,92 hingga 9.156,92.

Saham-saham yang ikut menyeret pelemahan indeks sektor teknologi, antara lain PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) dengan pelemahan 1,83% atau 6 poin ke level 322, PT Digital Mediatama Maxima Tbk. (DMMX) anjlok 6,08% atau 110 poin ke level 1.700, dan PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) turun 3,78% atau 130 poin ke level 3.310.

Indeks sektor teknologi terkoreksi setelah menguat dalam dua hari berturut-turut. Namun demikian, indeks sektor ini masih menunjukkan tren kenaikan dalam sebulan terakhir. Jika melihat pergerakannya sejak Maret 2022, indeks sektor teknologi masih meningkat 9,7%.

Sejumlah analis menilai indeks sektor teknologi masih memiliki prospek yang positif. Terlebih dengan kehadiran PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang baru saja mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Saham-saham perusahaan berbasis teknologi masih dinilai memiliki daya tarik bagi investor atau pemodal berusia muda yang belakangan memang jumlahnya terus meningkat. Dalam dua tahun terakhir, jumlah investor pasar modal melambung 56% dan didominasi pemodal domestik berumur di bawah 30 tahun.


Sektor Transportasi & Logistik

Indeks sektor transportasi dan logistik paling tertekan dengan ditutup anjlok 2,31% atau 46,07 poin ke level 1.946,03 pada akhir perdagangan Selasa (12/04). Indeks melemah setelah bergerak di rentang 1.944,73 hingga 2.040,26.

Saham-saham yang ikut jadi pemberat langkah indeks sektor transportasi dan logistik, antara lain PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) terkoreksi 1,32% atau 30 poin ke level 2.250, PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) melemah 2,34% atau 45 poin ke level 1.880, dan PT Guna Timur Raya Tbk. (TRUK) drop 4,49% atau 8 poin ke level 170.

Emiten sektor transportasi darat perlu menyusun strategi untuk menyiasati dampak dinamika kebijakan harga dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) yang belum usai terhadap kinerja perseroan pada 2022. Seperti diketahui, pemerintah menetapkan Pertalite sebagai BBM khusus penugasan untuk menggantikan Premium. Tak berselang lama, PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga BBM non-subsidi jenis Pertamax.

Selain bensin, BBM jenis solar subsidi atau biosolar sempat mengalami gejolak akibat terjadi kelangkaan pasokan di beberapa daerah. Dinamika harga BBM itu terjadi di tengah memanasnya harga minyak global ke kisaran US$100 per barel akibat konflik Rusia-Ukraina. 

Kondisi itu pun berdampak terhadap operasional armada sejumlah emiten sektor transportasi darat. ASSA, misalnya, akan terus mengembangkan inovasi-inovasi dengan mengatur utilisasi dengan teknologi. Perseroan menargetkan pendapatan dan laba bersih tumbuh di atas 30% pada tahun ini.

(Baca: Belanja Asing Rp1,51 Triliun, IHSG Ditutup Menghijau)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags