Sebanyak 8 Sektor Bebani IHSG ke Zona Merah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertahan di zona merah pada penutupan perdagangan Kamis (03/02). Dari 11 indeks sektoral, delapan di antaranya tertahan di zona merah.

Haratwadi Handoko, Nur Affifah Al Jannah & Edo Ardiansyah

3 Feb 2022 - 22.32

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertahan di zona merah pada penutupan perdagangan Kamis (03/02). IHSG ditutup melemah 0,36% atau 23,80 poin ke level 6.683,85.

Dari 11 indeks sektoral, delapan di antaranya tertahan di zona merah. Sementara, tiga sektor lainnya nyaman di zona hijau.

Sektor Energi

Pada perdagangan Kamis (03/02), indeks sektor energi ditutup naik 0,16%. ke level 1.278,72. Penguatan sektoral dipimpin oleh PT Sumber Global Energy Tbk. (SGER) yang melejit 18,43% ke Rp1.735, PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) melesat 13,61% ke Rp384, dan PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) naik 6,60% ke Rp565.

Penguatan sektor ini karena harga komoditas batu bara kembali naik, setelah mengalami koreksi selama dua hari beruntun. Berdasarkan data perdagangan Kamis (03/02), harga batu bara di bursa ICE Newcastle ditutup menguat 0,92% ke level US$220,10/ton.

Kenaikan tersebut disebabkan adanya ketegangan antara Rusia-Ukraina. Hal itu membuat pasokan gas untuk kebutuhan pembangkit listrik di Eropa menjadi terganggu. Alhasil, perlu ada sumber energi pengganti berupa batu bara.


Sektor Barang Baku

Indeks sektor barang baku pada perdagangan Kamis (03/02), ditutup di zona merah dengan pelemahan 0,07% ke level 1.237,13. Pelemahan sektor ini didorong oleh PT Alkindo Naratama Tbk. (ALDO) anjlok 6,79% ke Rp1.235, PT Yanaprima Hastapersada Tbk. (YPAS) merosot 6,47% ke Rp650, dan PT Indo Komoditi Korpora Tbk. (INCF) drop 6,45% ke Rp87.

Pelemahan sektor ini diberati harga tembaga yang terkoreksi karena nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat. Berdasarkan data perdagangan Kamis (03/02), harga tembaga dunia turun 0,23% ke level US$9.816,5/ton.

Indeks dolar AS berbalik menguat 0,14% di hadapan enam mata uang utama dunia. Penguatan dolar AS menjadi sentimen negatif bagi tembaga. Sebab, tembaga adalah aset yang diperdagangkan dengan greenback.


Sektor Perindustrian

Pada perdagangan Kamis (03/02), sektor perindustrian ditutup melemah 0,37% ke posisi 1.033,12. Beberapa saham terpantau mengalami pelemahan, yakni PT Mulia Industrindo Tbk. (MLIA) merosot 4,85% ke Rp1.865, PT Singaraja Putra Tbk. (SINI) drop 4,76% ke Rp240,  dan PT MNC Investama Tbk. (BHIT) melemah 4,69% ke Rp61.

Aktivitas industri sepanjang bulan lalu tetap ekspansif dengan Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia sebesar 53,7. Kendati, ada risiko dan ancaman gelombang pandemi selanjutnya dengan penyebaran Covid-19 varian Omicron yang diprediksi memuncak pada pertengahan Februari hingga awal Maret.

Menurut Institute for Development of Economics and Finance (Indef), penyebaran Omicron akan berdampak kepada aktivitas manufaktur jika pemerintah menetapkan pembatasan ketat. Ini sebagaimana terjadi ketika kasus Covid-19 melonjak akibat varian Delta pada tahun lalu.


Sektor Barang Konsumen Primer

Pada perdagangan Kamis (03/02), indeks sektor barang konsumen primer ditutup melemah 0,65% di level 654,95. Saham yang mendorong pelemahan ialah PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) anjlok 6,34% ke Rp266, PT Wahana Inti Makmur Tbk. (NASI) merosot 5,66% ke Rp500, dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) turun 3,60% ke Rp1.605.

Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) naik sebesar 0,75% secara bulanan pada Januari 2022. Secara tahunan, IHPB juga mengalami kenaikan sebesar 3,10%.

Menurut data BPS, kenaikan IHPB tertinggi di sektor pertanian sebesar 0,79% (m-to-m). IHPB di sektor pertambangan dan penggalian naik sebesar 0,16% (m-to-m). Sementara, kenaikannya di sektor industri sebesar 0,75% (m-to-m).


Sektor Barang Konsumen Non-Primer

Pada perdagangan Kamis (03/02), indeks sektor barang konsumen non-primer ditutup melemah 0,99% ke level 899,17. Pelemahan sektor ini dipimpin PT Multi Prima Sejahtera Tbk. (LPIN) yang ambles 6,85% ke Rp680, PT Damai Sejahtera Abadi Tbk. (UFEO) anjlok 6,77% ke Rp1.240, dan PT Argo Pantes Tbk. (ARGO) drop 6,63% ke Rp1.550.

Sentimen negatif dari dalam negeri membuat sektor ini melemah. Salah satunya kenaikan harga komoditas bahan pangan yang membuat inflasi mengalami kenaikan 0,56% secara bulanan dan 2,18% secara tahunan pada Januari 2022. 

Sentimen lainnya adalah penerapan perubahan pajak seiring berlakunya Undang-Undang Nomor 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) kemungkinan memengaruhi setengah dari inflasi dan berpotensi menyebabkan kenaikan cukai tertentu.


Sektor Kesehatan

Pada perdagangan Kamis (03/02), indeks sektor kesehatan ditutup melemah 0,12% ke level 1.462,42. Pelemahan sektor ini dipimpin PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) yang merosot 3,28% ke Rp1.770, PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) turun 1,82% ke Rp1.080, dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) melemah 1,78% ke Rp1.660.

Pelemahan ini terjadi karena adanya aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan investor setelah virus Covid-19 varian Omicron mencuat kembali di Indonesia. Pada Kamis (03//02), Kementerian Kesehatan mencatat kasus Covid-19 bertambah 27.197 orang.

Hal tersebut pun membuat investor menjadi khawatir dan lebih memilih mengamankan asetnya dari pasar saham. Pada perdagangan hari ini, saham-saham yang banyak dilego asing di sektor ini adalah KLBF dan IRAA masing-masing mencapai Rp10,92 miliar dan Rp4,63 miliar di seluruh pasar.


Sektor Keuangan

Indeks sektor keuangan ditutup melemah 0,79% ke level 1.574,85 pada perdagangan Kamis (03/02). Saham-saham yang terhenti di zona merah, antara lain PT Bank Mnc Internasional Tbk. (BABP) anjlok 6,99% ke Rp173, PT Bank Artos Indonesia Tbk. (ARTO) ambles 4,05% ke Rp16.600, dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP) drop 3,55% ke Rp136.

Lemahnya indeks sektor keuangan seiring dengan nilai tukar rupiah yang ditutup lesu pada Kamis (03/02). Mata uang Garuda tercatat menurun 0,15% ke posisi Rp14.378 per dolar AS.

Sentimen dari luar negeri diberati oleh data Automatic Data Processing (ADP) yang mencatat adanya penurunan 301.000 tenaga kerja di sektor swasta Amerika Serikat pada Januari 2022. Dari dalam negeri, lonjakan Omicron yang terus melesat menjadi kekhawatiran pelaku pasar.


Sektor Properti & Real Estat

Indeks sektor properti dan real estat ditutup naik 1,34% ke level 728,64 pada perdagangan Kamis (03/02). Penopang sektor ini adalah saham PT Perintis Triniti Properti Tbk. (TRIN) melambung 13,33% ke Rp408, PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) melesat 6,15% ke Rp950, dan PT Triniti Dinamik Tbk. (TRUE) menguat 5,93% ke Rp125.

Pemulihan sektor properti akan terus berlanjut seiring dengan gencarnya program vaksin booster guna menekan penyebaran Omicron. Secara perlahan, para pengembang dan investor kembali melakukan ekspansi melalui sejumlah produk perumahan.

Selain dari segmen perumahan, sektor properti ditopang oleh adanya peningkatan aktivitas pengembangan pusat data oleh sejumlah pengembang di beberapa kota besar, khususnya Jabodetabek dan Batam.


Sektor Teknologi

Indeks sektor teknologi menjadi yang paling tertekan di IHSG setelah jatuh 2,29% ke level 8.147,87 pada perdagangan Kamis (03/02). Saham yang memberati, antara lain PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. (KIOS) anjlok 6,36% ke Rp515, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) ambles 4,55% ke Rp1.995, dan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) jatuh 4,26% ke Rp360.

Merosotnya kinerja sektor teknologi dibayangi oleh aksi jual asing pada saham EMTK sebesar Rp15,56 miliar pada Kamis (03/02). Dalam satu pekan, saham EMTK sudah dilego asing mencapai Rp40,27 miliar.

Pergerakan saham di sektor ini terus menurun seiring beberapa perusahaan teknologi yang membukukan kinerja kurang baik. Hal tersebut menyebabkan pelaku pasar cenderung melakukan aksi jual, sehingga berdampak kepada penurunan kinerja saham.

 

Sektor Infrastruktur 

Kinerja indeks sektor infrastruktur ditutup menguat 0,30% ke posisi 922,86 pada perdagangan Kamis (03/02). Penguatan dipimpin oleh beberapa saham BUMN Konstruksi, seperti PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) meroket 6,50% ke Rp655, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) melesat 4,25% ke Rp1.105, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) naik 2,34% ke Rp875.

Sektor konstruksi mendapat angin segar dari rencana pemerintah merelaksasi izin usaha berbasis risiko. Kementerian PUPR akan melaksanakan tender sekitar 800 pekerjaan proyek infrastruktur dengan total nilai hampir mencapai Rp200 triliun.

Relaksasi ini akan memberikan dampak positif ke sektor lainnya. Adapun, lapangan pekerjaan diproyeksi terbuka untuk 8 juta pekerja konstruksi.

 

Sektor Transportasi & Logistik

Pada perdagangan Kamis (03/02), indeks sektor transportasi dan logistik terpantau mengalami penurunan 1,41% ke level 1.728,89. Turunnya sektor ini diberati oleh PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) terperosok 5,52% ke Rp2.740, PT Sidomulyo Selaras Tbk. (SDMU) merosot 4,40% ke Rp87, dan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) jatuh 2,80% ke Rp416.

Para pelaku usaha transportasi dan logistik terus mewaspadai lonjakan Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menyatakan, belum ada indikasi penurunan kegiatan, khususnya di segmen pergudangan dan trucking.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat, kasus virus corona telah bertambah 27.197 orang pada hari ini. Selain itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mendeteksi 2.980 sekuens Omicron hingga Senin (31/01).

(Baca: Sektor Teknologi Bawa IHSG ke Zona Merah)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags