Sektor Barang Baku Dongkrak Penguatan IHSG

IHSG ditutup menguat pada perdagangan Senin (27/12). Sektor barang baku mendongkrak kinerja IHSG dengan kenaikan paling tajam sebesar 1,41%.

Dyah Ayu Kartika

27 Des 2021 - 18.16

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Senin (27/12). IHSG parkir di level 6.575,44 atau naik 0,19% (12,54 poin). 

Tercatat 265 saham menguat, 248 saham melemah dan 158 saham bergerak ditempat alias stagnan. Sebanyak 23,01 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp9,87 triliun. 

Sektor barang baku mendongkrak kinerja IHSG dengan kenaikan paling tajam sebesar 1,41%. Posisinya diikuti sektor infrastruktur yang juga menguat 0,83%.

Investor asing tercatat membukukan net buy sebesar Rp364,89 miliar di seluruh pasar. Investor asing paling banyak membeli saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dengan net buy sebesar Rp58,18 miliar. Saham MDKA pun naik 2,85% atau 110 poin ke level harga 3.970. 

Selain MDKA, asing juga memborong saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sebesar Rp57,55 miliar. Asing juga mengoleksi saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) dengan net buy Rp31,27 miliar. 

Di sisi lain, investor asing justru melepas saham PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) dengan net sell Rp77,47 miliar. Diikuti saham PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) dengan net sell Rp53,36 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) sebesar Rp49,07 miliar.

IHSG bergerak seirama dengan bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street yang mencatatkan kinerja positif. Bahkan, indeks S&P 500 mampu mencatat rekor tertinggi sepanjang masa setelah menguat 2,28%.

Pelaku pasar menanggapi secara positif kabar terkait penelitian terbaru Covid-19 varian Omicron pada Kamis pekan keempat. Sebuah penelitian di Afrika Selatan menunjukkan bahwa penderita Omicron memiliki peluang 80% bergejala ringan, sehingga tidak harus rawat inap di rumah sakit. 

Tidak hanya di Afrika Selatan, penelitian serupa di Universitas Edinburg, Inggris menunjukkan bahwa pasien rawat inap akibat Omicron terpantau 68% lebih rendah dari kasus varian Delta.

Sementara, sentimen di dalam negeri identik dengan fenomena window dressing yang mendorong IHSG memiliki kinerja bulanan positif dalam dua dekade terakhir. Namun secara historis, pasar saham cenderung sepi di penghujung tahun. Ini mulai terlihat dari data rata-rata transaksi harian per pekan pada Desember sejak tahun 2018.

Transaksi yang cukup sepi mengindikasikan bahwa pelaku pasar cenderung tak mengambil posisi atau bahkan cash out untuk memanfaatkan akhir tahun sebagai momentum berlibur. 

(Baca: Dihantui Omicron, IHSG Catat Koreksi Selama Sepekan)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags