Sembilan Sektor Menguat, IHSG Tembus 6.900

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berakhir di zona hijau dengan penguatan yang semakin tebal pada penutupan perdagangan Kamis (28/7). Penguatan IHSG ditopang oleh kenaikan sembilan indeks sektoral.

Gita Arwana Cakti & Haratwadi Handoko

28 Jul 2022 - 22.49

Data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat 0,85% atau 58,6 poin ke level 6.956,82 pada perdagangan Kamis (28/7). Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di rentang 6.924,91 hingga ke level 6.984,53.

Penguatan IHSG ditopang oleh kenaikan sembilan indeks sektoral. Indeks sektor barang baku memimpin dengan penguatan sebesar 2,45% atau 31,06 poin ke level 1.298,97. 

Sementara itu, dua indeks sektoral lainnya melemah. Indeks sektor kesehatan paling tertekan hingga 1,41% atau 21,32 poin ke leel 1.493,26.


Sektor Energi

Indeks sektor energi berakhir di teritori positif dengan kenaikan sebesar 1,91% atau 34,38 poin ke level 1.838,96 pada akhir perdagangan Kamis (28/7). Indeks naik setelah bergerak di rentang 1.796,25-1.842,79.

Saham-saham yang ikut mendorong indeks sektor energi, antara lain PT RMK Energy Tbk. (RMKE) melejit 16,44% atau 120 poin ke level 850, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) naik 6,65% atau 115 poin ke level 1.845, dan PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menguat 4,63% atau 5 poin ke level 113.

Harga batu bara yang kian mahal menjadi katalis positif bagi emiten energi, termasuk PT Harum Energy Tbk. (HRUM). Berkah kenaikan harga komoditas ini pun dianggap masih akan bertahan, sehingga mendatangkan cuan pada tahun ini. 

Analis menilai secara umum harga saham-saham di sektor energi masih berpeluang naik akibat dipengaruhi oleh komitmen sejumlah perusahaan untuk meningkatkan kinerja ekspor pada tahun ini. Selain itu, permintaan batu bara pun cenderung meningkat akibat kondisi krisis energi yang dipicu oleh terjadinya perang Rusia dengan Ukraina.

Berkah kenaikan harga batu bara dan permintaan telah tecermin pada kinerja perusahaan pada kuartal I/2022. HRUM meraih pendapatan sebesar US$152,18 juta atau naik signifikan secara tahunan (yoy) dari sebelumnya US$57,08 juta. 

Perusahaan mengantongi pendapatan tebal akibat aktivitas ekspor yang berkontribusi sebesar US$149,38 juta atau melambung 181,1% (yoy) dari sebelumnya US$53,6 juta. Perinciannya, ekspor HRUM sebagian besar diserap oleh negara-negara di Asia Timur, yakni China, Korea Selatan, dan Jepang senilai US$117,35 juta sepanjang kuartal I/2022.


Sektor Barang Baku

Indeks sektor barang baku memimpin penguatan sebesar 2,45% atau 31,06 poin ke level 1.298,97 pada akhir perdagangan Kamis (28/7). Indeks menguat setelah bergerak di rentang 1.267,91-1.304,88.

Saham-saham yang ikut mendorong indeks sektor barang baku, antara lain PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) meroket 12,04% atau 215 poin ke level 2.000, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) melesat 9,29% atau 525 poin ke level 6.175, dan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) melonjak 9,20% atau 32 poin ke level 380.

Harga nikel mencatatkan kenaikan sepanjang tahun ini, di tengah turunnya sejumlah logam industri. Pada akhir pekan lalu, harga nikel di London Metal Exchange (LME) naik 3% menjadi US$22.122/ton dan menguat 6,58% sepanjang tahun ini. 

Kinerja nikel tersebut jauh lebih baik di antara komoditas logam lainnya yang malah mencatatkan minus. Terus meningkatnya harga nikel pun membuat sejumlah emiten produsen logam menyusun strategi untuk mengakselerasi kinerja, baik melalui peningkatan volume produksi hingga menggandeng mitra untuk penghiliran.

PT Vale Indonesia Tbk. (INCO), misalnya, menandatangani perjanjian kerja sama tidak mengikat dengan Huayou China dan produsen mobil dunia Ford Motor untuk memproses bijih nikel di Blok Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara. Adapun, target produksi Pomalaa dipertahankan sebanyak 120.000 ton per tahun. Ikut sertanya Ford dalam proyek penghiliran nikel itu makin menegaskan posisi strategis Indonesia dalam industri mobil listrik dunia.

Sementara itu, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menargetkan volume produksi dan penjualan sekitar 24.000—25.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) pada 2022. Untuk komoditas bijih nikel, Antam menargetkan total produksi bijih nikel tumbuh 10% secara tahunan menjadi 12,10 juta wet metrik ton (wmt) pada 2022. 

ANTM pun menyatakan rencana spin-off sebagian segmen usaha pertambangan nikel yang berlokasi di Halmahera Timur, Maluku Utara kepada dua entitas anak usahanya, yaitu PT Sumberdaya Arindo (SDA) dan PT Nusa Karya Arindo (NKA). Hal itu dilakukan sejalan dengan upaya pengembangan dan pengelolaan aset yang lebih optimal guna meningkatkan performa segmen nikel perusahaan.


Sektor Barang Konsumen Primer

Indeks sektor barang konsumen primer berakhir di zona merah lantaran anjlok 1,24% atau 8,88 poin ke level 708,19 pada akhir perdagangan Kamis (28/7). Indeks melemah setelah bergerak di rentang 706,85-719,76.

Sejumlah saham yang ikut membebani indeks sektor barang konsumen primer, antara lain PT Cerestar Indonesia Tbk. (TRGU) drop 6,64% atau 28 poin ke level 394, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) melemah 4,45% atau 210 poin ke level 4.510, dan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (HMSP) turun 2,08% atau 20 poin ke level 940.

Laba PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) tergerus, meski penjualan rokok meningkat pada semester I/2022. Emiten berkode saham HMSP ini membukukan penjualan sebesar Rp53,50 triliun atau naik 12,34% (yoy) dari sebelumnya Rp47,62 triliun. 

Penjualan sigaret kretek mesin HM Sampoerna tercatat meningkat 11,99% (yoy) menjadi Rp35,67 triliun. Begitu juga dengan penjualan segmen sigaret kretek tangan HMSP yang naik 15,53% (yoy) dari Rp10,56 triliun menjadi Rp12,20 triliun. Sementara itu, penjualan sigaret putih mesin HM Sampoerna mengalami penurunan 1,70% menjadi Rp4,60 triliun.

Di sisi lain, kenaikan beban pokok penjualan perseroan lebih tinggi dari pertumbuhan pendapatan mencapai 17,35% (yoy) menjadi Rp45,52 miliar. Kenaikan tersebut utamanya disebabkan oleh beban pita cukai yang melambung 27,99% (yoy) menjadi Rp34,13 triliun. 

Dengan meningkatnya beban tersebut, laba kotor perseroan turun 9,66% (yoy) menjadi Rp7,98 triliun. Adapun, laba bersih perseroan ikut turun 26,26% (yoy) menjadi Rp3,04 triliun.


Sektor Barang Konsumen Non-Primer

Indeks sektor barang konsumen non-primer ikut menjadi pendorong utama IHSG dengan ditutup melesat 1,94% atau 17,11 poin ke level 897,97 pada akhir perdagangan Kamis (28/7). Indeks melesat setelah bergerak di rentang 880,86-905,23.

Sejumlah saham yang ikut menopang indeks sektor barang konsumen non-primer, antara lain PT Ricky Putra Globalindo Tbk. (RICY) melonjak 16,16% atau 16 poin ke level 115, PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) naik 4,81% atau 45 poin ke level 980, dan PT Eratex Djaja Tbk. (ERTX) menguat 2% atau 4 poin ke level 204.

Ketua Umum Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta menilai, penguatan posisi produk lokal di pasar domestik dapat memberikan sejumlah efek positif. Menurutnya, hal tersebut dapat meningkatkan utilisasi hingga mendorong investasi, sehingga mengamankan penyerapan tenaga kerja di sektor TPT.

Selain itu, penguatan pasar domestik perlu dilakukan mengingat inflasi yang terjadi di Amerika Serikat dan negara Uni Eropa lainnya berpotensi menurunkan permintaan ekspor pada semester II/2022. Tidak hanya itu, Redma menyebut inflasi, pelemahan nilai tukar rupiah, dan kenaikan harga bahan baku memperketat kompetisi global.


Sektor Kesehatan

Indeks sektor kesehatan paling tertekan hingga 1,41% atau 21,32 poin ke level 1.493,26 pada akhir perdagangan Kamis (28/7). Indeks terkoreksi setelah bergerak di rentang 1.493,26-1.522,26.

Sejumlah saham yang ikut menekan indeks sektor kesehatan, antara lain PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) terkoreksi 3,70% atau 100 poin ke level 2.600, PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME) melemah 3,64% atau 16 poin ke level 424, dan PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) turun 1,34% atau 20 poin ke level 1.475.

Direktur Keuangan Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME) Armen Antonius Djan menjelaskan, pendapatan bersih perseroan secara konslodiasi mengalami peningkatan 6,22% (yoy) menjadi Rp349,46 miliar pada kuartal I/2022. Kenaikan tersebut lanraran SAME sudah memasukkan laporan keuangan PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK) sebagai bagian dari konsolidasi grup. 

Namun demikian, laba kotor secara konsolidasi mengalami penurunan 18,93% (yoy) menjadi Rp124,28 miliar. Ini terjadi karena SAME maupun RSGK secara entitas masing-masing mengalami penurunan pendapatan secara tahunan.

Adapun, pendapatan RSGK turun 24,63% (yoy) menjadi Rp90,15 miliar. Laba bersih RSGK juga anjlok 63,34% (yoy) menjadi Rp10,65 miliar. 

Sementara itu, laba bersih SAME anjlok 78,23% (yoy) menjadi Rp6,14 miliar hingga 31 Maret 2022. Penurunan pendapatan lebih banyak dari faktor penurunan pasien Covid-19 . 

Manajemen menyebutkan, pasien Covid-19 di SAME dan RSGK rata-rata mengalami gejala berat dan butuh perawatan panjang pada 2021. Hal itu pun membuat biaya pasien jauh lebih mahal dibandingkan pada periode tiga bulan pertama tahun 2022.


Sektor Properti & Real Estat

Indeks sektor properti dan real estat berakhir di zona hijau dengan ditutup melonjak 1,92% atau 12,99 poin ke level 690,32 pada akhir perdagangan Kamis (28/7). Indeks melonjak setelah bergerak di rentang 677,33-690,32.

Saham-saham yang ikut menguatkan indeks sektor properti dan real estat, antara lain PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) naik 3,14% atau 14 poin ke level 460, PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) menguat 2,94% atau 3 poin ke level 105, dan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) terapresiasi 2,87% atau 25 poin ke level 895.

Kinerja PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) yang bergeliat sejak awal tahun turut berkontribusi positif terhadap harga saham perseroan. Dari sisi pengembangan properti, PWON turut menikmati berkah dari suku bunga rendah dikombinasikan dengan insentif pajak pertambahan nilai (PPN). 

Dari sisi properti investasi, pengelola Mal Kota Kasablanka ini siap menyambut kembali kehadiran pengunjung. Pasalnya, pemerintah telah melonggarkan aturan pembatasan sosial.

Berdasarkan laporan keuangan pada kuartal I/2022, PWON mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 17,11% (yoy) menjadi Rp1,30 triliun. Laba bersih perseroan tercatat melambung 55,84% (yoy) menjadi Rp370,72 miliar. 

Dilihat dari kontribusi pemasukan, pendapatan hotel meroket 113,08% menjadi (yoy) Rp151,50 miliar. Pendapatan sewa ruangan juga naik 38,26% (yoy) menjadi Rp340,11 miliar.

Sementara itu, pendapatan paling tinggi masih dicatatkan oleh penjualan kondominium dan kantor yang naik tipis 7,66% (yoy) menjadi Rp383,23 miliar. Pendapatan jasa pemeliharaan naik 14,55% (yoy) menjadi Rp191,68 miliar. 

Lalu, pendapatan berulang berkontribusi paling besar 58% terhadap pendapatan konsolidasi pada awal tahun ini. Posisinya diikuti pengembangan properti yang menymbang 42%. 

Pada tahun ini, perusahaan properti asal Surabaya itu pun menargetkan marketing sales sekitar Rp1,8 triliun. Nilai tersebut mengalami pertumbuhan 28% dibandingkan pada 2021.

(Baca: IHSG Ditutup Menguat, Sektor Barang Baku Paling Menanjak)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags