Sorotan Pasar 16 Juni 23: Dividen BUMN Tambang hingga Mandalika

Surplus neraca perdagangan RI yang mengecil; pembagian dividen emiten tambang BUMN yakni PTBA, ANTM, TINS; kenaikan harga gas bumi tertentu; hingga perhelatan WSBK di Mandalika dan beban BUMN karya menghiasi pemberitaan di sejumlah media massa hari ini.

Theresia Gracia Simbolon

16 Jun 2023 - 10.02

Data

Laju pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) tak hanya dipengaruhi oleh sisi teknikal saja tetapi juga oleh sentiment dalam dan luar negeri. Kebijakan ekonomi dan moneter serta dinamika politik sejumlah negara hingga aksi korporasi sejumlah perusahaan menjadi hal-hal yang juga tak luput dari sorotan pasar.

Berdasarkan pantauan DataIndonesia.Id, berikut ini perkembangan pasar modal hingga aksi korporasi yang turut menghiasi pemberitaan di sejumlah media massa.

 


Kelip Waspada Kinerja Niaga

Badan Pusat Statistik (BPS) melansir neraca perdagangan Mei 2023 surplus US$440 juta, melanjutkan pencapaian positif pada 36 bulan sebelumnya. Namun, angka itu masih lebih rendah ketimbang pencapaian April 2023 yang surplus US$3,94 miliar, naik dari bulan sebelumnya yang tercatat US$2,91 miliar. Demikian pula jika dibandingkan dengan Mei 2022, yang tercatat surplus sebesar US$2,9 miliar.

Tak pelak, ramalan sejumlah kalangan bahwa surplus neraca perdagangan pada tahun ini bakal menyusut pun kian menuju nyata. Perlambatan ekonomi di negara-negara tujuan ekspor Indonesia dituding menjadi salah satu biang keladi. Tengok saja data dagang dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa, dua destinasi ekspor terbesar bagi Indonesia setelah China.

Sumber: Bisnis Indonesia

Cuan Tebal Investor BUMN Tambang

Kantong investor PTBA, ANTM, dan TINS bakal tambah tebal setelah trio emiten tambang di bawah kendali holding BUMN, MIND ID tersebut kompak menebar dividen jumbo dari hasil kinerja tahun lalu. Dividen terbesar datang dari PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) yang akan menyetorkan seluruh laba bersih 2022 senilai Rp12,56 triliun sebagai dividen. Sementara itu, pemegang saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menyetujui untuk membagikan dividen Rp1,91 triliun, dan PT Timah Tbk. (TINS) memutuskan membagikan dividen senilai Rp321 miliar, meski laba bersih perseroan untuk tahun buku 2022 tergelincir. Selain soal dividen, RUPS emiten tambang pelat merah kemarin juga mengubah   komposisi  komisaris dan direksi.

Sumber: Bisnis Indonesia

Kenaikan Harga Gas Bumi Tertentu

Pelaku industri kembali dihadapkan dengan kenaikan harga gas bumi tertentu atau HGBT di tengah upaya pemulihan dari dampak Covid-19. Keandalan pasokan menjadi harapan setelah HBGT naik.

Keandalan pasokan menjadi fokus utama pelaku industri penerima manfaat HGBT di tengah keputusan pemerintah melakukan penyesuaian tarif karena mempertimbangkan keekonomian sejumlah proyek di hulu minyak dan gas bumi.

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) membeberkan bahwa kenaikan HGBT telah membebani pelaku industri keramik di dalam negeri. Terlebih, hal tersebut terjadi di tengah pelemahan daya beli masyarakat yang mengakibatkan gangguan penjualan sektor tersebut. Di sisi lain, Kementerian ESDM menerangkan keputusan untuk menaikan tarif HGBT untuk tujuh industri penerima manfaat disebabkan oleh ongkos produksi yang makin mahal di sisi hulu.

Sumber: Bisnis Indonesia

Proyek Mandalika Tambah Beban BUMN Karya

Belum genap setahun ajang balap MotoGP atau World Superbike (WSBK) yang dihelat di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengungkapkan fakta mengejutkan. Melalui direktur utama holding BUMN Industri Aviasi Pariwisata Indonesia, PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), pengelola Mandalika memiliki beban utang jangka pendek Rp1,2 triliun dan utang jangka panjang Rp3,4 triliun.

Beban utang itu bersumber dari pengelolaan Mandalika dan penyelenggaraan MotoGP serta WSBK. oleh karena itu ITDC meminta penyertaan modal negara (PMN) Rp1,05 triliun untuk penyelesaian utang jangka pendek tersebut. Utang tersebut untuk pembiayaan sejumlah fasilitas demi menggelar MotoGP. Sejumlah BUMN Karya pun ikut terlibat dalam pengerjaan aneka proyek tersebut. Di antaranya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT PP (Persero) Tbk.

Sumber: Kontan

Akuisisi 35% Hak Partisipasi Blok Masela

Akuisisi 35% hak partisipasi Blok Masela dari tangan Shell membutuhkan dana yang besar. Harga uang diminta US$ 1 miliar atau sekitar Rp14,89 triliun. PT Pertamina (Persero) tengah melakukan finalisasi pengambilalihan ini. Namun, pemerintah dianggap perlu terlibat dalam pendanaan.

Pemerintah berhadap konsorsium BUMN PT Pertamina (Persero) bersama Petronas dari Malaysia bisa menyelesaikan pengambilalihan 35% participating interest (PI) milik Shell Upstream Overseas Services Ltd di Blok Masela akhir Juni 2023. Sedangkan porsi 65% lainnya dikuasai Inpex Masela Ltd dari Jepang sebagai operator.

Proyek besar Masela akan menghasilkan kumulatif produksi (2027-2055) gas sekitar 16,38 trillion standard cubic feet (tscf) gross atau 12,95 tscf sales, dan kondensat 255,28 million stock tank barrels (mmstb). Nilai ekonomis gasnya diperkirakan lebih dari US$32 miliar atau Rp482 triliun dan dari kondensat sekitar US$15,6 miliar, atau total sekitar US$47,99 miliar alias Rp714,74 triliun.

Sumber: Investor Daily

Perkembangan Ekonomi Global

Dari pasar global, pelaku pasar mencermati data terbaru dari AS. Penjualan ritel AS secara tak terduga naik pada Mei seiring dengan konsumen meningkatkan pembelian kendaraan bermotor dan bahan bangunan. Kumpulan data lain menunjukkan klaim pengangguran tidak berubah pada penyesuaian musiman 262.0000 untuk pekan yang berakhir pada 10 Juni. Namun angka tersebut di atas perkiraan ekonom 249.000 klaim.

Di sisi lain, harga impor turun pada Mei dan mecetak penurunan tahunan yang tertajam dalam tiga tahun. Data tersebut menyusul angka inflasi utama April yang naik lebih rendah dari yang diharapkan.

Sementara itu, European Central Bank menaikkan suku bunga untuk ke delapan kali berturut-turut sebesar 25 basis poin. Kenaikan ini sesuai dengan ekspektasi pasar. Adapun bank sentral Eropa itu juga mengisyaratkan adanya potensi kenaikan lanjutan dalam rangka mengendalikan inflasi.

Sumber: Berbagai Sumber

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags