Sorotan Pasar 9 Okt 23: Penawaran ORI024, Rekor Baru IPO di BEI

Perdagangan bursa karbon, dimulainya masa penawaran ORI024, BEI catat rekor baru jumlah IPO setelah BREN dan PTPS resmi melantai, aksi korporasi sejumlah emiten, pelemahan rupiah, pembentukan satgas barang impor, hingga peluang rebound IHSG menghiasi pemberitaan di sejumlah media massa hari ini.

Theresia Gracia Simbolon

9 Okt 2023 - 09.39

Data

Laju pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) tak hanya dipengaruhi oleh sisi teknikal saja tetapi juga oleh sentimen dalam dan luar negeri.

Kebijakan ekonomi dan moneter serta dinamika politik sejumlah negara hingga aksi korporasi sejumlah perusahaan menjadi hal-hal yang juga tak luput dari sorotan pasar.

Berdasarkan pantauan DataIndonesia.Id, berikut ini perkembangan pasar modal hingga aksi korporasi yang turut menghiasi pemberitaan di sejumlah media massa.

Daya Letup Bursa Karbon

Upaya Indonesia untuk mencapai target zero emisi kian serius dengan hadirnya Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) yang aktivitas perdagangannya telah dimulai pada pengujung September lalu. Perdagangan bursa karbon melalui IDXCarbon sudah berjalan hingga hari kesembilan pada, Senin (9/10). Sebagai ‘pemain’ baru, aktivitas perdagangan bursa karbon memang masih sepi. Pemain yang terlibat dalam aktivitas jual beli pun belum beranjak.

Sejak pertama kali diperdagangkan, praktis baru Pertamina New and Renewable Energy yang menyediakan unit karbon dari Proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. Banyak pekerjaan yang perlu dibereskan, baik dari aspek edukasi, regulasi, dan kebijakan terkait lainnya untuk menarik minat lebih banyak korporasi berkontribusi menggairahkan lantai bursa.

Kendati aktivitas perdagangannya masih sepi, hadirnya bursa karbon itu memupuk keyakinan terhadap upaya menghadirkan alternatif pendanaan untuk proyek-proyek ramah lingkungan yang selama ini butuh investasi besar. Pembiayaan investasi dengan skala besar dan memenuhi komitmen terhadap isu perubahan iklim, kebutuhan pendanaannya dapat dipenuhi melalui hadirnya bursa karbon di Indonesia. Korporasi pun melihat peluang itu sebagai alternatif penggalangan modal, termasuk memenuhi sasaran pengurangan emisi karbon ke depan.

Sumber: Bisnis Indonesia 

Stabilitas Bunga Pengaruhi Minat Investor di ORI024

Tingkat imbal hasil yang ditawarkan Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI024 masih menarik di tengah tren suku bunga bank sentral yang tinggi. Namun, prospek permintaan akan sangat bergantung pada kondisi perekonomian dalam negeri dan tingkat suku bunga global. Kementerian Keuangan menetapkan kupon atau imbal hasil Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI024 sebesar 6,10% per tahun untuk tenor 3 tahun dan 6,35% per tahun untuk tenor 6 tahun. Adapun, masa penawaran ORI024 akan dimulai pada 9 Oktober – 2 November 2023. Tanggal penetapan berlangsung pada 6 November, setelmen pada 8 November, dan pencatatan di bursa dijadwalkan pada 9 November mendatang.

ORI024 akan terbit dalam dua tenor, yakni ORI024T3 atau ORI024 dengan tenor 3 tahun yang memiliki masa jatuh tempo pada 15 Oktober 2026. Adapun, ORI024T6 atau ORI024 dengan tenor 6 tahun bakal jatuh tempo pada 15 Oktober 2029. Obligasi negara tersebut memiliki minimum pembelian sebesar Rp1 juta. Akan tetapi, untuk ORI024 dengan tenor tiga tahun memiliki maksimum pemesanan sebesar Rp5 miliar, sedangkan ORI024 dengan tenor 6 tahun maksimal Rp10 miliar.

Sumber: Bisnis Indonesia

(Baca: Resmi Ditawarkan, Cek Jadwal dan Ketentuan hingga Kupon ORI024)

Aksi Korporasi Sejumlah Emiten

PT CSM Corporatama alias Indorent, anak usaha PT Indomobil Multi Jasa Tbk. (IMJS), mendapatkan fasilitas pinjaman perbankan senilai US$200 juta setara Rp3,12 triliun. Wakil Direktur Utama Indomobil Multi Jasa Gunawan Effendi mengatakan pinjaman tersebut rencananya akan diserap perseroan untuk kebutuhan modal kerja, belanja modal (capital expenditure/capex), hingga pembayaran kembali utang atau refinancing.

Dalam perkembangan lain, emiten sawit, PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) menargetkan groundbreaking proyek Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) bersama anak usaha PT ABM Investama Tbk. (ABMM) dapat terlaksana pada kuartal II/2024. Direktur Eagle High Andrew Haryono mengatakan proyek kerja sama dengan anak usaha ABMM PT Anzara Janitra Nusantara (AJN) diestimasi membutuhkan waktu pembangunan 15 bulan hingga 18 bulan.

Sumber: Bisnis Indonesia

BEI Cetak Rekor Baru Jumlah IPO

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada hari ini, dibuka dengan pencatatan saham perdana dari dua emiten pendatang baru dalam rangka penawaran umum perdana (IPO). Kedua emiten tersebut adalah PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Pulau Subur Tbk. (PTPS). Dengan resmi tercatat sahamnya di BEI, BREN dan PTPS menjadi emiten ke-69 dan ke-70 di pasar modal Indonesia pada tahun ini. 

Dengan demikian, BEI juga kembali mencetak rekor baru jumlah pencatatan saham IPO terbanyak sepanjang sejarah. Sebelumnya, Direktur BEI I Gede Nyoman Yetna menyebutkan rekor tertinggi jumlah saham IPO sempat ditembus pada 1990 yakni 66 perusahaan.

Sumber: DataIndonesia.id

(Baca: Emiten IPO: Ini Laju Saham Perdana BREN dan PTPS)

Penundaan Pembayaran Utang, Raperda PDRD

Penundaan pembayaran utang berbentuk valuta asing mendesak untuk dilakukan oleh pemerintah, dalam rangka menjaga penyehatan fiskal negara di tengah pelemahan nilai tukar rupiah. Penundaan ini pun bisa dilakukan melalui negosiasi dengan kreditur. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, per Agustus 2023 rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) masih cukup tinggi, yakni mencapai 37,84%. Secara nominal, posisi utang pemerintah hingga Agustus 2023 mencapai Rp7.870,35 triliun. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan dengan posisi utang pemerintah pada Juli 2023 yang mencapai Rp7.855,53 triliun.

Surat Berharga Negara (SBN) valas tercatat 16,91% dari total utang atau senilai Rp1.331 triliun. Terdiri dari Surat Utang Negasa (SUN) sejumlah Rp1.027 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp303 triliun. Sejumlah ekonom pun memandang penundaan utang menjadi opsi yang paling menguntungkan sebab pemerintah mendapatkan napas tambahan untuk menyelesaikan pembayaran sembari menjaga konsolidasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dalam perkembangn lain, Pemerintah pusat meminta kepada seluruh pemerintah daerah (pemda) untuk mempercepat penyusunan rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang pajak daerah dan retribusi daerah (PDRD). Sebab Raperda PDRD tersebut harus terlebih dahulu melalui proses evaluasi oleh pemerintah pusat sebagaimana amanat dari UU No. 1/2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah atau HKPD dan PP No. 35/2023 tentang Ketentuan Umum Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Instruksi percepatan itu dikeluarkan oleh Ditjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan bernomor S-22/PK.5/2023 yang ditandatangani pada 18 September 2023.

Sumber: Bisnis Indonesia

(Baca: Pasar SBN Sept 2023: Investor Asing & Perbankan Catat Aksi Jual)

Pembentukan Satgas Gabungan

Pemerintah mulai menyisir dan menekan impor produk barang konsumsi. Presiden Joko WIdodo Menginstruksikan jajarannya untu menangani dan mengatasi banjir produk impor barang konsumsi, termasuk melalui penjualan di media sosial. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah akan terus menempuh berbagai langkah. Salah satunya mengubah sistem alu libtas barang dari post border menjadi border control terhadap produk tertentu.

Di antaranya mainan anak, elektronik, barang tekstil sudah jadi lain, obat tradisional dan suplemen kesehatan, pakaian jadi dan aksesoris pakaian jadi, serta produk tas. Selain itu, pengawasan semakin diperketat untuk impor umum alias barang konsumsi, impor barang kiriman, impor melalui kawasan, impor melalui e-commerce, impor melalui barang penumpang atau jasa titipan (jastip), serta penindakan terhadap impor ilegal dan impor borongan.

Sumber: Kontan

IHSG Berpeluang Rebound

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan rebound pada pekan ini, setelah terkoreksi berturut-turut dalam dua minggu terakhir. Sentimen positif dari global akan membawa laju IHSG menuju level resistance 6.910 dari posisi saat ini 6.888, dengan batasan pergerakan support di 6.860. Namun demikian, Associate Director of Research and Investment Pilar Mas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memperingatkan, laju IHSG masih dibayangi beberapa faktor.

Salah satunya yakni FOMC meeting minutes yang dikhawatirkan memberikan tekanan kepada pasar. Berbeda dengan Nico, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menutukan, IHSG kemungkinan akan terkoreksi terlebih dahulu. Namun apabila IHSG masih mampu berada di atas level 6.840 sebagai support terdekatnya, terbuka peluang menguat untuk menguji resistance 6.930-6.955

Sumber: Investor Daily

(Baca: Pembukaan IHSG 9 Oktober 2023: Indeks Lanjut Naik di Awal Dagang)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags