Tentang Perusahaan
PT Bank Sinarmas Tbk didirikan pada 18 Agustus 1989 dengan nama PT Bank Shinta Indonesia. Pada 1995, bank memperoleh status sebagai bank umum devisa.
Tahun 2005 menjadi sejarah penting bagi bank setelah PT Sinarmas Multiartha Tbk mengambil alih 21% sahamnya. Bank kemudian berganti nama menjadi PT Bank Sinarmas pada Desember 2006 yang disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB).
Pada 2009, Bank Sinarmas memperoleh izin pendirian unit usaha syariah (UUS). Bank Sinarmas lalu melakukan penawaran saham umum perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 13 Desember 2010.
Kinerja
Bank Sinarmas mencatatkan kenaikan laba bersih yang cukup fantastis pada kuartal III-2020. Berdasarkan laporan keuangam laba bersih perseroan meroket 817,99% menjadi Rp96,77 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp10,54 miliar.
Kenaikan ini salah satunya ditopang pendapatan operasional yang tumbuh 0,1% (yoy) menjadi Rp3,22 triliun. Meski demikian, pendapatan bunga Bank Sinarmas terdiskon 4,83% (yoy) dari Rp2,5 triliun menjadi Rp2,37 triliun
Bank Sinarmas meraup total dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 0,58% dari Rp29,7 triliun menjadi Rp29,88. Di sisi lain, kredit yang diberikan bank mengalami penurunan 8,58% (yoy) menjadi Rp22,52 triliun. Adapun, total aset dan ekuitas bank masing-masing tercatat Rp37,15 triliun dan Rp5,76 triliun.
Strategi Hadapi Pandemi
Terkait dengan dampak pendemi Covid-19, Bank Sinarmas membuat kebijakan untuk memberikan kelonggaran atau relaksasi kredit dan pembiayaan. Hal itu salah satunya dilakukan kepada pelaku UMKM yang diatur dalam POJK No.11/POJK.03/2020.
Bank Sinarmas juga bersinergi dengan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk dalam memulai turnaround project sebagai proyek transformasi kerja sama bancassurance. Sinergi dilakukan untuk mengakselerasi kinerja kedua perusahaan, meski harus menghadapi pandemi Covid-19.
Turnaround project ditekankan pada peningkatan tiga pilar, yaitu pipeline management, performance management dan people development. Implementasi ketiga pilar tersebut ditopang oleh aspek pendukung yaitu product development, data analysis, serta operation.
Sinar Mas Group juga tetap menjalankan protokol kesehatan ketat di lingkungan kerja dengan membentuk satuan tugas (satgas) sejak pemerintah menetapkan pandemi Covid-19 sebagai bencana nasional.