Website resmi perusahaan

Laporan Tahunan Perusahaan

profil perusahaan

Bursa Efek Indonesia

BUMN

sektor barang baku

TINS

timah

<h3 id="isPasted">Tentang Perusahaan</h3>PT Timah Tbk. (TINS) bermula dari pasca kemerdekaan dimana Pemerintah Indonesia menasionalisasi tiga perusahaan timah Belanda dan membentuk tiga perusahaan negara (PN), yakni PN Tambang Timah Bangka, PN Tambang Timah Belitung, dan PN Tambang Timah Singkep.&nbsp;Pada 1961, Pemerintah Indonesia membentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Tambang-tambang Timah Negara (BPU PN Tambang Timah). Tujuh tahun kemudian, BPU dan tiga PN timah tersebut digabung dengan Proyek Peleburan Timah Muntok, menjadi PN Tambang Timah.&nbsp;Kemudian tahun 1976 PN Tambang Timah dialihkan menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT Tambang Timah (Persero) dan pada 19 Oktober 1995 mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan berubah menjadi PT Timah (Persero) Tbk.Pada 27 November 2017, PT Timah (Persero) Tbk. berubah nama menjadi PT Timah Tbk. seiring perubahan kepemilikan saham sebesar 65% dari Pemerintah RI kepada PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau yang kini menjadi PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau disebut MIND ID. Selanjutnya pada 2018, PT Timah Tbk. melakukan joint venture dengan perusahaan asal Nigeria Topwide Ltd.Selanjutnya tahun 2023, PT Timah Tbk. mengoperasikan teknologi peleburan Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace. Proyek Ausmelt merupakan salah satu proyek strategis di Holding Industri Pertambangan MIND ID. Pembangunan TSL Ausmelt Furnace merupakan salah satu bentuk transformasi teknologi peleburan yang dilakukan perusahaan.StrategiPerseroan menerapkan strategi peningkatan operasi dan produksi, yang memuat tujuh langkah strategis sebagai berikut :1. Peningkatan Produksi Bijih Timah- Tambang Laut : mengoptimalkan kinerja peralatan pertambangan dengan menambah unit Kapal Isap Produksi (KIP) mitra, melakukan bor pandu dan update data batimetri.- Tambang Darat : pembukaan tambang baru dengan melakukan survei lokasi dan inventarisasi kepemilikan lahan, melakukan kerja sama pemanfaatan lokasi penambangan di lokasi tumpang tindih HGU sawit, melakukan evaluasi kinerja operasi dan arah penggalian tambang dengan menambah bor pandu.2. Optimalisasi Penambangan PrimerMelalui peningkatan kapasitas penambangan dari tambang primer eksisting dari alat penambangan maupun alat pengolahan, tambang primer saat ini di Tempilang dan Paku.3. Peningkatan recovery dengan melakukan re-upgrading dari sisa hasil pengolahan sebelumnya, saat ini produksi di sekitar 20-50 ton per bulan.4. Efisiensi berkelanjutan dengan penerapan efisiensi berkelanjutan pada setiap unit produksi.5. Low iron silica dengan pengembangan usaha low iron silica (pabrik pengolahan iron silika).6. Monasit dengan pengembangan dan pemanfaatan monasit &ndash; logam timah jarang/rare earth element.7. Tin solder dan tin chemical dengan peningkatan volume produksi dan penjualan tin solder dan tin chemical.KinerjaBerdasarkan data kinerja keuangan yang tercantum di laporan keuangan perusahaan, per kuartal III/2024 PT Timah Tbk. mencetak pendapatan senilai Rp8,25 triliun. Nilai tersebut meningkat 29,44% dari periode serupa tahun 2023 sebesar Rp6,38 triliun. Sejalan dengan hal tersebut, perseroan mampu membalikkan kerugian pada kuartal III/2023 sebesar Rp87,45 miliar menjadi untung sebesar Rp908,78 miliar.Sementara itu, aset yang dimiliki perusahaan tercatat sedikit turun 0,28% menjadi Rp12,82 triliun per akhir September 2024 dibandingkan sebelumnya Rp12,85 triliun per akhir 2023. Pada periode yang sama, ekuitas perusahaan terpantau mengalami peningkatan 15,08% dari semula sebesar Rp6,24 triliun menjadi sebesar Rp7,18 triliun.ProspekBerbagai lembaga internasional, di antaranya International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB)/ Bank Dunia, menyampaikan prospek perekonomian dunia masih akan sangat menantang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut, di antaranya efek lanjutan perang di Ukraina dan krisis di Gaza, inflasi global yang masih tinggi sehingga mendorong bank sentral di negara-negara maju mempertahankan suku bunga acuan tinggi, serta pemulihan ekonomi China yang masih lambat.&nbsp;Meski demikian, di tengah tantangan dan tekanan tersebut, ketahanan ekonomi di sejumlah negara utama akan membantu meningkatkan prospek ekonomi global. IMF memberikan perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia cenderung akan menurun tipis karena dibayang-bayangi sinyal pelemahan dari Eropa dan China. Kondisi ini menumbuhkan keyakinan terhadap permintaan timah dunia tidak akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Bahkan dalam beberapa waktu mendatang, sangat terbuka peluang bagi pertumbuhan permintaan timah dunia di pasar global.Hal ini tidak terlepas dari keberadaan timah yang merupakan logam penting sebagai bahan baku industri masa depan, seiring perkembangan teknologi yang terus berlangsung. Semua teknologi akan menggunakan timah dalam berbagai bentuk aplikasi, termasuk teknologi elektronik berbasis 5G dan interkoneksi pada kendaraan listrik maupun infrastruktur terkait perubahan iklim.Menurut International Tin Association (ITA), kondisi tersebut akan mendorong peningkatan permintaan logam timah dunia sekitar 3%-4% pada dekade berikutnya. Perseroan mencermati prospek menggembirakan terhadap permintaan timah dunia dalam beberapa tahun mendatang. Namun demikian, di sisi lain, Timah juga memahami masih kuatnya tekanan krisis global yang masih berlanjut sehingga perseroan telah merumuskan langkah-langkah strategis untuk mendorong peningkatan produksi dan penjualan timah guna memenuhi permintaan global. &nbsp;

PT Timah Tbk. (TINS) bermula dari pasca kemerdekaan dimana Pemerintah Indonesia menasionalisasi tiga perusahaan timah Belanda dan membentuk tiga perusahaan negara (PN), yakni PN Tambang Timah Bangka, PN Tambang Timah Belitung, dan PN Tambang Timah Singkep. 

Profil PT Timah Tbk. (TINS)