profil perusahaan

INCO

Tentang Perusahaan&nbsp;PT Vale Indonesia Tbk. merupakan perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang melkaukan kegiatan eksplorasi bijih nikel di Sulawesi sejak 25 Juli 1968. Pada awalnya, perseroan bernama PT International Nickel Indonesia (INCO).&nbsp;INCO yang merupakan anak usaha dari Inco Limted melakukan eksplorasi, penambangan dan pengolahan bijih nikel berdasarkan kontrak karya dengan pemerintah Indonesia pada 27 Juli 1968. Masa berlaku kontrak karya tersebut selama 30 tahun sejak dimulainya produksi komersial pada 1978.Perusahaan kemudian mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 16 Mei 1990 dengan kode saham INCO. Seiring berjalannya waktu, nama perseoran berubah menjadi PT Vale Indonesia Tbk. pada September 2011. Ini mengikuti pergantian nama induk usahanya menjadi Vale Limited.Pada 2019, perusahaan melakukan perjanjian pendahuluan divestasi tahap kedua 20% saham perusahaan dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau Mining Industry Indonesia (MIND ID). INCO juga melakukan penyelesaian divestasi tahap kedua 20% saham perusahaan dengan Inalum pada 2020. Strategi&nbsp;INCO memfokuskan strategi untuk membawa perusahaan ke kondisi yang aman dan berkelanjutan serta siap menuju pertumbuhan. Strategi tersebut dijalankan dengan beberapa inisiatif yang terkait dengan keselamatan, keberlanjutan, inovasi, keragaman tenaga kerja, dan komunikasi.&nbsp;Terkait dengan keamanan, Vale Indonesia memperbarui golden rulesnya. Aturan-aturan ini menetapkan perihal paling penting yang harus dipatuhi semua pekerja untuk mencegah kecelakaan.Guna memenuhi kebutuhan nikel di sejumlah smelter&nbsp;yang akan dibangun perusahaan, perusahaan memiliki sejumlah strategi jangka panjang. Perusahaan melakukan penambangan sendiri dan langsung diolah di pabrik Sorowako. Ini dilakukan agar perusahaan tidak melakukan transaksi jual beli bijih nikel dengan penambang lain. Kinerja&nbsp;Harga komoditas nikel yang moncer membuat kinerja keuangan Vale Indonesia melesat. Pendapatan dan laba perusahaan yang secara grup juga memiliki tambang di Brasil ini kompak menguat.&nbsp;Perusahaan dengan kode INCO ini membukukan pendapatan US$953,17 juta pada 2021. Angka ini naik 24,64% dibandingkan dengan periode tahun 2020 yang sebesar US$764,74 juta.&nbsp;Seiring dengan kenaikan pendapatan, INCO mampu mencetak laba bersih sebesar US$165,79 juta pada 2021. Perolehan ini melesat 100,19% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak US$82,82 juta.Selain itu, total aset perusahaan tumbuh 6,83% (yoy) dari US$2,31 miliar menjadi US$2,47 miliar. Begitu pun dengan ekuitas perusahaan naik 6,64% (yoy) dari US$2,02 miliar menjadi US$2,15 miliar. Prospek&nbsp;Dalam beberapa tahun mendatang, INCO berencana untuk membangun sejumlah smelter, seperti di Pomalaa dan Bahodopi. Perusahaan memiliki rencana jangka panjang penambangan untuk memenuhi kebutuhan pabrik pengolahan yang ada saat ini dan akan dibangun dalam waktu lima tahun mendatang.&nbsp;Prospek Vale Indonesia diyakini masih menjanjikan. Ini disokong oleh fundamental komoditas nikel yang masih cukup solid.&nbsp;Diperkirakan harga nikel akan berada di rentang US$20.000 sampai US$25.000 per ton pada 2022. Perusahaan optimistis dapat merealisasikan harga jual yang lebih tinggi pada 2022.

PT Vale Indonesia Tbk. pada awalnya bernama PT International Nickel Indonesia dan memulai kegiatan eksplorasi bijih nikel di Sulawesi pada 25 Juli 1968. 

Profil PT Vale Indonesia