Profil Erick Thohir

Erick Thohir adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia periode 2019-2024.

Shilvina Widi

25 Jul 2022 - 11.03

Profil

Erick Thohir merupakan Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia periode 2019-2024. Pria kelahiran Jakarta, 30 Mei 1970 tersebut merupakan anak ketiga dari pasangan Teddy Thohir dan Edna.

Ayahnya adalah pebisnis dan salah satu pemilik grup Astra International bersama William Soeryadjaya. Sedangkan, ibunya merupakan pegusaha bidang pakaian.

Erick Thohir meraih Bachelor or Arts dari Glandale University pada 1991. Dia lalu menyelesaikan gelar Master of Business Administration dari National University of California pada 1993.

Setelah menempuh pendidikan master, Erick pulang ke Indonesia untuk mendirikan perusahaan bernama Mahaka Group bersama Muhammad Lutfi, Wisnu Wardhana, dan R. Harry Zulnardy pada 28 November 1992. Mahaka berfokus kepada bidang media.

Awal perkembangan Mahaka Group, pengetahuannya dalam bidang media masih terbatas. Erick Thohir belajar bisnis kepada ayahnya dan wartawan senior, yakni Dahlan Iskan dari Jawa Pos dan Jakob Oetama dari Kompas.

Pada 20 September 1998, Erick menikah dengan Elizabeth Tjandra. Dari pernikahan tersebut, Erick dan Elizabeth dikaruniai empat anak, yaitu Magisha Afryea Thohir, Makayla Amadia Thohir, Mahendra Agakhan Thohir, dan Mahatma Arfala Thohir.

Perusahaan Mahaka Group lalu membeli Republika yang sedang dalam keadaan hampir gulung tikar karena krisis keuangan pada 2001. Pada tahun yang sama, Erick menjabat sebagai Presiden Direktur PT Mahaka Media (anak perusahaan Mahaka Group) sampai 30 Juni 2008.

Mahaka Group kemudian menjadi salah satu perusahaan investasi terbesar di Indonesia. Perusahaan tersebut telah mengakuisisi majalah a+, Golf Digest, Parents Indonesia, Sin Chew Indonesia, JakTV, FeMale Radio, Gen FM, Mustang FM, Kis FM, Hot FM, Most FM, Bahana FM, Delta FM, FeMale Radio, dan Prambors FM.

Pada 1993, Erick mendirikan klub bola basket bernama Satria Muda Jakarta karena kecintaannya kepada olahraga tersebut. Erick pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI) periode 2006–2010 dan Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) selama 2006–2010 dan 2010–2014.

Tidak hanya puas mengakuisisi perusahaan, dia bersama Anindya Bakrie mendirikan perusahaan media televisi bernama TvOne dan Viva News pada 2008. Karena kecekatan bisnis Erick dalam perusahaan media, Bakrie Group menunjuk Erick sebagai Direktur Utama ANTV sejak 2014 hingga 2020.

Pada 2011, Erick mengakuisisi tim bola basket yang berlaga di NBA, yaitu Philadelphia 76ers. Satu tahun berikutnya, dia menjadi pemilik saham mayoritas sebesar 78% dari klub sepak bola Major League Soccer (MLS) Amerika Serikat, D.C. United.

Ketekunan Erick terhadap bidang olahraga membuatnya ditunjuk sebagai Komandan Kontingen Indonesia untuk Olimpiade 2012 di London, Inggris. Pada 2013, Erick mengejutkan dengan pembelian 70% saham sekaligus menjabat sebagai Presiden Inter Milan yang berlaga di Liga Italia. 

Namun, dia harus melepas 39% sahamnya di klub tersebut ke Suning Holdings Group Co., pada 2016. Erick pun menyisakan 31% saham kepemilikannya di Inter Milan.

Pada 2015, Erick ditunjuk sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia dan Ketua Panitia Asian Games yang bertuan rumah di Indonesia. Pada 2019, Erick melepas seluruh saham yang dia miliki di Inter Milan ke perusahaan LionRock Capital. 

Erick mulai terjun dunia politik saat menerima jabatan sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019. Atas kinerjanya sebaga pebisnis dan pemimpin berbagai perusahaan, dia ditunjuk dan dilantik sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara periode 2019-2024 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 23 Oktober 2019.

Selama masa kepemimpinannya sebagai Menteri BUMN, Erick bakal melakukan reformasi terhadap korporasi pelat merah. Salah satunya dengan memangkas puluhan BUMN di dalam negeri.

Teranyar, Erick Thohir berencana membubarkan tujuh BUMN yang dianggap tidak beroperasi, seperti PT Kertas Kraft Aceh (Persero), PT Industri Sandang Nusantara (Persero), PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Istaka Karya (Persero), PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero), PT Industri Gelas (Persero), dan PT Kertas Leces (Persero).

Di samping itu, Erick membentuk sederet holding BUMN yang dikelompokkan berdasarkan sektornya, seperti Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, Holding BUMN Ultra Mikro, Holding BUMN Perhotelan, Holding BUMN Pangan, Holding BUMN Farmasi, Holding BUMN Kepelabuhan, Holding BUMN Danareksa.

Lebih lanjut, Erick merilis program listrik subsidi kepada 30 juta pelanggan keluarga berpenghasilan rendah, memproduksi prototipe ventilator serta penambahan ketersediaan oksigen untuk kelangkaan alat medis saat pandemi Covid-19, program pasar digital UMKM, dan pembiayaan serta pendampingan startup dari Indonesia.


Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags