Profil Nicke Widyawati

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Nicke Widyawati sebagai saksi terkait kasus korupsi jual beli gas antara PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT Inti Alasindo Energi (IAE). Sebelumnya, Nicke Widyawati adalah mantan Direktur Utama Pertamina yang menjabat pada 2018 hingga 2024.

12 Mar 2025 - 08.09Profil
Profil Nicke Widyawati

Nicke Widyawati adalah mantan Direktur Utama Pertamina yang menjabat pada 2018 hingga 2024./(Sumber foto: Instagram @nicke_widyawati)

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil sejumlah mantan pejabat direksi PT Pertamina sebagai saksi terkait kasus korupsi jual beli gas antara PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dan PT Inti Alasindo Energi (IAE). Melansir dari laman Bisnis.com, salah satu saksi yang dipanggil ialah mantan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan ia telah memenuhi panggilan penyidik pada Senin (10/3).

Mengutip dari laman Liputan6.com, Nicke Widyawati lahir di Tasikmalaya pada 25 Desember 1967. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 1 Tasikmalaya, ia melanjutkan studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan mengambil jurusan teknik industri dan lulus pada 1991.

Kemudian, Nicke Widyawati meraih gelar magister hukum bisnis dari Universitas Padjadjaran pada 2009. Bekal akademis tersebut menjadi dasar kuat bagi perjalanan kariernya, terutama dalam mengelola berbagai perusahaan strategis di sektor industri dan energi.

Perjalanan profesional Nicke dimulai sejak ia masih menempuh pendidikan sarjana. Ia pernah bekerja di Bank Duta cabang Bandung sebelum beralih ke industri manufaktur dan konstruksi. Pengalamannya semakin matang ketika bergabung dengan PT Rekayasa Industri. Di perusahaan tersebut, Nicke berperan dalam sejumlah proyek strategis, termasuk kerja sama dengan Pupuk Sriwijaya yang mencakup wilayah Indonesia dan Malaysia.

Tahun 2014 menjadi tonggak penting dalam kariernya di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Ia dipercaya menempati posisi Direktur Pengadaan Strategis I di PT PLN (Persero). Selama 3 tahun di perusahaan listrik negara itu, Nicke terlibat dalam berbagai kebijakan strategis yang berpengaruh pada pengelolaan infrastruktur dan distribusi energi nasional. Pada 2017, ia bergabung dengan Pertamina sebagai Direktur Sumber Daya Manusia.

Di Pertamina, kariernya berkembang pesat. Tidak lama setelah bergabung, Nicke ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Direktur Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur. Puncaknya, pada April 2018, ia dipercaya sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama menggantikan Elia Massa Manik.

Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada Agustus 2018, Menteri BUMN Rini Soemarno menetapkannya sebagai Direktur Utama Pertamina secara resmi. Di bawah kepemimpinannya, Pertamina menjalankan berbagai proyek penting, mulai dari optimalisasi kapasitas kilang hingga meningkatkan efisiensi distribusi bahan bakar dalam negeri.

Nicke juga memainkan peran sentral dalam pembentukan holding BUMN migas yang menyatukan Pertamina dan PGN. Integrasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi distribusi gas serta memperkuat posisi Indonesia dalam sektor energi global.

Sepanjang kepemimpinannya, Pertamina mencatatkan sejumlah pencapaian. Pada 2020, ia masuk dalam daftar "Most Powerful Women International" yang dirilis majalah Fortune. Saat itu, ia menempati peringkat ke-16 dari 50 tokoh perempuan paling berpengaruh di dunia.

Melansir dari laman Detik.com, pada 2024, Nicke kembali masuk dalam daftar "Fortune’s Most Powerful Women", di mana ia menempati posisi ke-47. Penghargaan tersebut semakin mengukuhkan perannya sebagai pemimpin perempuan di industri energi global.

Adapun terkait dengan kehidupan pribadinya, melansir dari laman Suara.com, Nicke menikah dengan Fitriyansyah. Dari pernikahan tersebut, keduanya dikaruniai dua anak, yakni Muhammad Alif Fakhri dan Rafi Mohammad Febriansyah.

Sumber : Berbagai Sumber

Update Data lainnya di WA Channel



Editor Artikel Data Indonesia
Nilai keakuratan & kelengkapan data di artikel
Kurang
Baik
Terpopuler