Hasil riset Indonesia Institute for Social Development (IISD) bersama Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) menunjukkan, sebanyak 27,7% pelajar di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia pernah merokok. Bahkan, 10,67% pelajar sudah aktif merokok setiap harinya.
Sebanyak 22,25% pelajar yang merokok pertama kali mencobanya saat berusia 15 tahun. Kemudian, 12,68% pelajar pertama kali merokok saat berusia 13 tahun.
Sebagian besar atau 46,32% responden pertama kali mengenal rokok karena pengaruh dari teman-temannya. Sebanyak 13,97% responden mengenal rokok dari teman dan lingkungan. Sementara, ada 12,5% responden yang mengenal rokok dari lingkungan.
Ditinjau dari motifnya, stres menjadi pendorong utama pelajar untuk merokok, sebagaimana disampaikan oleh 29,41% responden. Motif lainnya adalah rasa penasaran (24,26%) dan solidaritas dengan lingkungan dan teman (7,35%).
Lebih lanjut, 48,53% responden menghabiskan 1-5 batang rokok setiap harinya. Sementara, hanya 5,15% responden yang merokok 11-20 batang per hari.
Sebagai informasi, IISD dan IPM bersama peneliti Universitas Prof. Dr. Hamka (Uhamka) melakukan survei terhadap 1.275 pelajar SMP dan SMA dari 175 kabupatan/kota pada 4-16 September 2022. Pengambilan sampel menggunakan metode random sampling dengan toleransi kesalahan (margin of error) sebesar 2,8%.
(Baca: BPS: 3,44% Anak Usia 18 Tahun ke Bawah Merokok pada 2022)