Berbagai Sumber

dokter

tenaga kesehatan

kesehatan

rumah sakit

Rencana Pemerintah mendatangkan sejumlah dokter asing kini menjadi polemik dan menuai pro-kontra. Sebagaimana diketahui, dalam PP nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksaan Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2023 terdapat ketentuan dan batasan bagi tenaga medis serta tenaga kesehatan warga negara asing (WNA) yang ingin berpraktik di Indonesia.Mengutip Tempo.co, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, misi utama pemerintah mendatangkan dokter asing adalah untuk menyelamatkan sekitar 12.000 nyawa bayi per tahun yang berisiko meninggal akibat kelainan jantung bawaan.Budi meyakini dokter Indonesia mampu mengatasi operasi jantung. Namun, kata dia, kapasitas dokter di dalam negeri hanya mampu melakukan operasi 6.000 per tahun. Sementara penanganan kelainan jantung bawaan memerlukan tindakan operasi yang cepat. Meski demikian, dia mengakui bahwa kebijakan itu belum sepenuhnya diterima oleh sejumlah pihak.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/kesehatan/detail/data-sebaran-jumlah-dokter-di-indonesia-pada-2023" target="_self" rel="noopener noreferrer">Data Sebaran Jumlah Dokter di Indonesia pada 2023</a>)</blockquote><h2>Aturan yang Berlaku</h2>Selain tertuang dalam UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, ketentuan tenaga medis dan tenaga kesehatan WNA telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 28 Tahun 2024 tentang Peraturan Pelaksaan UU Nomor 17 Tahun 2023 tersebut.Sesuai dengan Pasal 658 pada PP tersebut dijelaskan bahwa pendayagunaan tenaga medis dan tenaga kesehatan WNA terdiri atas lulusan dalam negeri atau lulusan luar negeri. Adapun, para tenaga medis dan tenaga kesehatan WNA tersebut harus memiliki Sirat Izin Praktik (SIP) dan Surat Tanda Registrasi (STR) terlebih dahulu.Kemudian, dijelaskan dalam Pasal 660 PP tersebut bahwa tenaga medis dan tenaga kesehatan WNA lulusan dalam negeri hanya berlaku untuk tenaga medis spesialis dan subspesialis serta tenaga kesehatan tingkat kompetensi tertentu.Adapun, tenaga medis dan tenaga kesehatan WNA lulusan dalam negeri dapat melakukan praktik atas permintaan dari fasilitas pelayanan kesehatan pengguna dengan batasan waktu tertentu.Sementara itu, untuk tenaga medis dan tenaga kesehatan WNA lulusan luar negeri yang dapat melaksanakan praktik di lndonesia hanya berlaku untuk tenaga medis spesialis dan subspesialis serta tenaga kesehatan tingkat kompetensi tertentu setelah mengikuti evaluasi kompetensi.Lebih lanjut dijelaskan pada Pasal 662 bahwa tenaga medis dan tenaga kesehatan WNA lulusan luar negeri dapat melakukan praktik pada fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia dengan sejumlah ketentuan.Pertama, terdapat permintaan dari fasilitas pelayanan kesehatan pengguna tenaga medis spesialis dan subspesialis serta tenaga kesehatan tingkat kompetensi tertentu warga negara asing lulusan luar negeri sesuai dengan kebutuhan. Kedua, untuk alih teknologi dan ilmu pengetahuan.Ketiga, untuk jangka waktu paling lama 2 tahun dan dapat diperpanjang 1 kali hanya untuk 2 tahun berikutnya. Lebih lanjut dijelaskan dalam Pasal 663, bahwa tenaga medis dan tenaga kesehatan WNA lulusan luar negeri dilarang menyelengagrakan praktik secara mandiri.Kemudian, dalam Pasal 664 dijelaskan bahwa baik tenaga medis dan tenaga kesehatan WNA lulusan dalam negeri maupun luar negeri wajib mengkuti evaluasi kompetensi.<blockquote>(Baca: <a href="https://dataindonesia.id/regulasi/detail/pp-no-282024-tentang-peraturan-pelaksanaan-uu-no-172023-terkait-kesehatan" target="_self" rel="noopener noreferrer">PP No 28/2024 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU No 17/2023 Terkait Kesehatan</a>)</blockquote><h2>Pandangan Berbagai Pihak</h2>Sejumlah pihak turut memberikan pandangan terkait kebijakan pemerintah yang mengizinkan tenaga medis dan tenaga kesehatan WNA melakukan praktik di Indonesia.Mengutip Kontan, pengamat kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Hasbullah Thabrany meragukan masuknya dokter-dokter asing bakal memiliki kualitas dan kompetensi yang tinggi. Ia khawatir, dokter yang tertarik untuk berpraktik di Indonesia berasal dari negara yang relatif miskin seperti Bangladesh, Pakistan, India.Hal ini mengingat pendapatan perkapita negara-negara tersebut kecil, dan memungkinkan jika pendapatan mereka akan lebih besar jika mereka melakukan praktik di Indonesia. Hasbullah mengungkapkan, hal ini dapat mengancam krisis kepercayaan para pasien terhadap tenaga medis yang ada.Sementara itu, mengutip Tempo.co, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Mohammad Adib Khumaidi menyatakan bahwa kepentingan warga negara harus diutamakan dalam menghadirkan dokter spesialis asing di fasilitas kesehatan dalam negeri. Menurut Adib, banyak hal yang harus dipertimbangkan untuk mewujudkan rencana pemerintah.Adapun sebelumnya, Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Slamet Budiarto meminta pemerintah mengoptimalkan dokter WNI ketimbang melonggarkan izin untuk dokter asing di Indonesia.Menurut Slamet, wacana mendatangkan dokter asing itu sudah ada sejak 2020. Ketika itu alasannya untuk memajukan kesehatan di Tanah Air sehingga Indonesia menjadi tujuan wisata kesehatan. Namun, menurut Slamet, kualitas tenaga medis dalam negeri sama dengan kualitas tenaga medis luar negeri.Lebih lanjut Slamet mengatakan, layanan kesehatan di Indonesia kalah dengan luar negeri karena alat kesehatan yang ketinggalan jauh. Sementara Indonesia, kata Slamet, memberlakukan pajak yang besar untuk alat kesehatan. Sehingga, rumah sakit tidak mampu membeli alat kesehatan yang canggih.Selain itu, pembiayaan kesehatan oleh pemerintah di luar negeri juga besar. Sementara Indonesia, pembiayaan dari pemerintah sangat kecil. Jika berniat memajukan dunia kedokteran Indonesia, Slamet menyarankan pemerintah agar memenuhi empat langkah.Pertama, alat kesehatan dan obat yang tidak dikenakan pajak. Kedua, pembiayaan kesehatan harus rasional. Ketiga, WNI lulusan universitas top di luar negeri diminta kembali ke Indonesia. Keempat, memperbaiki sistem kesehatan.

Pemerintah dikabarkan berencana membuka pintu bagi dokter asing untuk praktik di Indonesia. Artikel ini mengulas isu singkat, regulasi, hingga pandangan berbagai pihak terkait pemberian izin praktik tenaga medis dan tenaga kesehatan warga negara asing (WNA) di Indonesia.

Tinjauan Regulasi: Pro dan Kontra Izin Praktik Tenaga Medis Asing di Indonesia