Benarkah Ajang Formula E Rendah Emisi Karbon?

Berdasarkan data FIA Formula E, total emisi karbon yang dihasilkan dari kompetisi tersebut setiap musimnya berfluktuatif.

Dimas Bayu

31 Mei 2022 - 11.09

Data

Gelaran Formula E akan dimulai di Jakarta pada 4 Juni 2022. Tak hanya menjadi ajang kebut-kebutan, Formula E diklaim sebagai platform untuk meningkatkan kesadaran soal keberlanjutan dan energi terbarukan.

Hal tersebut mengingat Formula E menjadi ajang otomotif pertama yang berprinsip rendah emisi karbon. Salah satunya karena kendaraan dalam kompetisi ini adalah mobil listrik yang lebih minim polusi.

Kendati, berdasarkan data FIA Formula E, total emisi karbon yang dihasilkan dari kompetisi tersebut setiap musimnya berfluktuatif. Pada musim 2014/2015, emisi karbon yang dihasilkan dari ajang Formula E mencapai 25.000 ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e).

Angkanya lalu turun menjadi sebanyak 12.000 CO2e pada musim 2015/2016. Total emisi karbon yang dihasilkan ajang Formula E kemudian terus meningkat hingga mencapai puncaknya sebanyak 45.000 CO2e pada musim 2018/2019.

Tingginya emisi karbon pada musim tersebut mengingat Formula E digelar di 11 negara berbeda. Hal itu lantas mendorong tingginya emisi karbon dari aktivitas kargo, perjalanan staf, serta kunjungan penonton.

Emisi karbon yang dihasilkan ajang Formula E kembali turun menjadi 20.000 CO2e pada musim 2019/2020. Pada musim terakhir, emisi karbon yang dihasilkan kompetisi balap tersebut merosot lagi menjadi 19.600 CO2e.

(Baca: Ini Daftar Pembalap Juara Formula E di Dunia)

Bagikan Artikel
Terpopuler
Tags